[OPINI] Demam Korean Wave, Benarkah Demamnya Anak Zaman Now?  

Fenomena korean wave dalam perspektif komunikasi

Seperti yang kita ketahui, Korea Selatan kini tengah gencar mempromosikan budaya mereka melalui produk-produk buatanya yang disebar luaskan hingga penjuru dunia. Keberadaannya cenderung diterima publik dari berbagai kalangan sehingga memunculkan suatu fenomena 'Korean Wave' atau Hallyu di tengah masyarakat.

Korean Wave (Gelombang Korea) merupakan istilah untuk popularitas dan eksitensinya dunia hiburan Korea, baik itu budaya pop maupun bahasa Korea secara global di negara-negara lain. Indonesia termasuk negara yang terkena pengaruh dari korean wave. Fenomena ini dapat dijumpai di Indonesia dan dampaknya sangat terasa di kehidupan sehari-hari terutama pada generasi zaman now.

Munculnya fenomena korean wave ini banyak menarik minat orang-orang di berbagai kalangan, terlebih bagi anak-anak zaman now yang memiliki ketertarikan besar akan produk-produk buatan Korea Selatan. Gelombang Korea ini sangat mempengaruhi gaya hidup anak muda zaman now dari segala aspek. Segala sesuatu yang berbau Korea mulai begitu diminati di Indonesia, mulai dari makanan, bahasa, KPop, KDrama, KMovie, brand kecantikan, fashion style, make-up Korean look, hingga aksesoris artis favoritnya.

1. Fenomena korean wave dari perspektif komunikasi

[OPINI] Demam Korean Wave, Benarkah Demamnya Anak Zaman Now?  Ilustrasi orang sedang belajar (pexels.com/martproduction)

Adanya perkembangan teknologi informasi ini diakibatkan karena adanya globalisasi yang merupakan salah satu faktor utama penyebab besarnya antusiasme publik tehadap Korean Wave di Indonesia. Segala hal yang berupa tindakan maupun kejadian yang dilakukan manusia akibat pengaruh perkembangan teknologi itu merupakan determinasi teknologi yang sebenarnya muncul tanpa disadari manusia yang telah terpengaruh oleh teknologi. 

Awalnya teknologi diciptakan manusia untuk memudahkan pekerjaan dan berkomunikasi satu sama lain. Namum, seiring zaman teknologi justru semakin memengaruhi untuk setiap apa yang dilakukan manusia.

Melalui Teori Determinasi Teknologi oleh Marshall McLuhan, fenomena korean wave ini dapat dikaji melalui perspekstif komunikasi. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain (McLuhan, 1994:108).

Perlu kita ketahui bahwa media massa saat ini memiliki peran besar dalam mempengaruhi pandangan dan tindakan yang dilakukan orang-orang. Masuknya media global ke Indonesia membuat banyak orang yang akan semakin mudah untuk mendapatkan informasi seputar luar negeri.

Misalnya, YouTube dan siaran TV berbayar di Indonesia yang menayangkan drama korea atau musik KPop. Orang-orang yang sering menonton tayangan tersebut, perlahan-lahan akan mengubah cara berpikir dan tindakan mereka. Perubahan tersebut dapat dilihat dari cara berbicara atau berpakaian. Untuk itu, semakin sering menggunakan teknologi maka manusia semakin tidak dapat melepaskan ketergantungan terhadapnya.

Budaya populer Korean Wave atau Hallyu akan membawa beberapa pengaruh yang akan terjadi di tengah masyarakat. Semakin banyak kita mengadopsi atau melihat suatu tayangan di televisi maupun media massa, maka akan semakin besar pula kita akan terdampak dari apa yang kita lakukan tersebut. 

2. Muncul standardisasi dari penggemar Korea

[OPINI] Demam Korean Wave, Benarkah Demamnya Anak Zaman Now?  Ilustrasi tipe ideal wanita cantik dengan kulit putih bersih (pexels.com/bernardlee)

Dampak pertama yang akan timbul akibat maraknya fenomena korean wave di Indonesia adalah dapat memicu munculnya standardisasi yang diciptakan oleh penggemar korean wave, bahwa standar tipe ideal cantik atau tampan menurut mereka adalah orang dengan kulit putih, tubuh yang kurus dan tinggi. Sehingga jika standardisasi tersebut diterapkan di Indonesia yang memiliki begitu banyak suku dan ras ini akan memicu perpecahan dan rasisme di antara pihak-pihak tersebut.

3. Gaya berpakaian atau fashion style

[OPINI] Demam Korean Wave, Benarkah Demamnya Anak Zaman Now?  Ilustrasi gaya berpakaian chic dan girly (pexels.com/cottonbro)

Gaya berpakaian yang diperlihatkan dari pakaian Korea adalah cantik, elegan, sexy dan modis. Gaya berpakaian feminin dan anggun dengan pakaian lucu dan kekinian membuat masyarakat Indonesia banyak yang meniru fashion dari negari gingseng tersebut.

Namun disisi lain, banyak style Korea yang menggunakan pakaian lebih terbuka seperti rok pendek, pakaian bikini dan lainnya. Sehingga dalam hal ini beberapa gaya berpakaian mereka tidak cocok dan akan sangat bertolakbelakang dengan kebudayaan Indonesia yang menjunjung tinggi kesopanan dalam berpakaian.

4. Gaya hidup atau lifestyle

[OPINI] Demam Korean Wave, Benarkah Demamnya Anak Zaman Now?  Ilustrasi gaya hidup yang suka berbelanja (pexels.com/andreapiacquadeo)

Korea Selatan adalah negara dengan gaya hidup masyarakatnya yang konsumtif. Ternyata gaya hidup konsumtif yang suka membeli barang-barang ini juga ikut mempengaruhi kebiasan dan kebudayaan Indonesia. Dengan keberadaan fenomena Korean Wave, orang-orang akan senang berbelanja membeli aksesoris Korea, Make up, baju, album, tiket musik KPop atau lainnya yang bahkan tidak mereka butuhkan.

5. Bahasa Korea

[OPINI] Demam Korean Wave, Benarkah Demamnya Anak Zaman Now?  Ilustrasi orang sedang belajar (pexels.com/rodnaeproductions)

Korea Selatan mempunyai bahasa yang unik secara pelafalan yang disebut dengan hangeul. Tak sedikit penggemar KPop atau KDrama yang mempelajari bahasa Korea dan mempraktikkan dalam percakapan sehari-hari. Hal itu bukan menjadi masalah, namun sebagai warga negara Indonesia akan jauh lebih baik jika kita menggunakan bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari.

Kemunculan budaya populer, dikhawatirkan akan menghilangkan budaya asli suatu negara. Orang-orang akan bersifat konsumtif hanya untuk mengikuti trend budaya populer itu. Dengan adanya budaya populer, dikhawatitkan akan menggeser kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Korea, sehingga akan lupa dengan keberadaan budaya Indonesia.

Baca Juga: Korean Wave, Ini 10 Lagu Debut Girlband Generasi Kedua

Alicia Diahwahyuningtyas Photo Verified Writer Alicia Diahwahyuningtyas

To be beautiful means to be yourself. You don't need to be accepted by others. You just need to accept yourself

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya