Gen Z, Sumber Daya Berharga dalam Upaya Hilirisasi SDA Nasional 

Generasi muda penerus bangsa

Sebagaimana yang kita tahu, Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah dan memiliki potensi yang besar terkait pengembangannya. Melalui hilirisasi, Indonesia mengalihkan fokusnya dari negara pengekspor bahan mentah menjadi produsen bahan jadi atau setengah jadi. Ini merupakan langkah strategis yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Selain itu, dengan menjadi produsen bahan jadi, Indonesia juga dapat meningkatkan daya saing produk dalam pasar global.

Mengutip dari situs resmi Kementerian Investasi/BKPM, hilirisasi SDA merupakan salah satu dari lima agenda besar pemerintah Indonesia. Pada 2022, #KementerianInvestasi/BKPM meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis meliputi 8 sektor yang terdiri dari 21 komoditas yang terpilih berdasarkan beberapa kriteria. Sektor tersebut meliputi minyak bumi, gas bumi, mineral, batu bara, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan kelautan.

Program hilirisasi merupakan langkah berani dari pemerintah untuk mendorong pengembangan industri pengolahan. Faktanya, hasil dari upaya ini sudah mulai terlihat dengan adanya peningkatan produksi dan ekspor produk jadi, seperti mengolah nikel menjadi lithium dan baterai listrik. Meskipun banyak tekanan dari berbagai pihak, pemerintah yakin bahwa hilirisasi akan mendongkrak nilai tambah di dalam negeri.

Dilansir web setneg.go.id, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa program hilirisasi pertambangan nikel telah memberikan kontribusi besar pada pendapatan negara dengan nilai Rp510 triliun. Pendapatan ini jauh lebih besar dibanding 2014—2015, yaitu Rp32 triliun dari hasil ekspor bahan mentah. Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengatakan bahwa hilirisasi juga memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi daerah. Ke depannya, hal ini akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian secara nasional.

Dalam upaya #HilirisasiUntukNegeri, pada Rabu (27/9/2023), #KementrianInvestasi/BKPM bekerja sama dengan IDN Times menyelenggarakan acara bincang edukasi bertajuk "Transformasi Ekonomi: Menjelajahi Model Hilirisasi SDA yang Berkelanjutan". Acara ini sekaligus menandai dibukanya kompetisi menulis #HilirisasiUntukNegeri untuk menampung gagasan dan aspirasi generasi muda terkait hilirisasi. Dalam sambutannya, Ikmal Lukman selaku Sekretaris Utama Kementerian Investasi/BKPM mengajak masyarakat luas, khususnya generasi muda, untuk turut serta ambil bagian dalam transformasi ekonomi Indonesia melalui hilirisasi.

"Generasi muda sebagai penerus bangsa harus meningkatkan keterampilannya agar bisa bersaing dalam skala nasional maupun internasional untuk mengisi lapangan-lapangan pekerjaan," tutur Ikmal Lukman.

Oleh karena itu, dalam rangka mencapai transformasi ekonomi yang mengutamakan keberlanjutan, penting bagi pemerintah, sektor swasta, dan generasi muda untuk bekerja sama dalam mendorong hilirisasi SDA di Indonesia. Melalui kerja sama ini, generasi muda dapat mendapatkan peluang untuk mengembangkan keterampilan dan memberikan kontribusinya. Sementara, dengan pihak swasta, pemerintah perlu bekerja sama untuk mengembangkan teknologi dan inovasi guna mengoptimalkan pemanfaatan SDA secara berkelanjutan.

Gen Z, sumber daya berharga dalam upaya hilirisasi SDA nasional

Generasi Z (gen Z), atau mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012, merupakan sumber daya berharga dalam upaya hilirisasi untuk transformasi ekonomi. Gen Z memiliki kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengolah SDA menjadi produk bernilai tambah. Gen Z juga cenderung memiliki sikap yang kreatif, inovatif, dan berani mengambil risiko. Menurut survei Harris Poll (2020), 63 persen gen Z tertarik untuk melakukan berbagai hal kreatif setiap harinya. Kreativitas mereka dipengaruhi oleh keaktifan dalam komunitas dan media sosial. Hal ini membuat gen Z mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan memanfaatkan peluang baru dalam bidang usaha.

Gen Z juga dikenal sebagai digital native, kelompok masyarakat yang tumbuh dan berkembang pada era digital. Mereka lahir dan dibesarkan dengan teknologi digital yang sudah ada sejak mereka kecil. Karena itu, tidak aneh jika gen Z memiliki kemampuan beradaptasi pada perkembangan teknologi dengan cepat dan bisa memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Karena hal tersebut, gen Z memiliki akses yang luas terhadap teknologi dan media sosial, yang memungkinkan mereka untuk memperoleh informasi terbaru tentang tren pasar dengan cepat dan efisien. Gen Z memiliki pemahaman yang baik tentang tren dan selera konsumen masa kini. Mereka secara aktif mengikuti perkembangan tren di berbagai sektor industri dan mampu menganalisis peluang yang ada. Dengan pemahaman ini, mereka dapat mengidentifikasi produk atau layanan yang memiliki potensi untuk diolah lebih lanjut dan dijual ke pasar yang lebih luas.

Dengan kreativitas dan kecakapan teknologi yang mereka miliki, gen Z dapat berkontribusi dalam mengembangkan hilirisasi SDA yang inovatif dan berkelanjutan. Mereka dapat menjadi sumber daya berharga yang berkontribusi dalam upaya #HilirisasiUntukNegeri, meningkatkan nilai tambah produk SDA, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk bersungguh-sungguh dan berkomitmen untuk terus meningkatkan keterampilan mereka agar dapat bersaing dengan baik pada masa mendatang.

Baca Juga: 4 Peran Mahasiswa dalam Proses Hilirisasi Indonesia, Kamu Siap?

Muhammad Zayyin Al-islam Photo Writer Muhammad Zayyin Al-islam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya