Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

2 Gunung Berapi yang Diprediksi Meletus di Tahun 2025

panorama di Taman Nasional Yellowstone, AS (commons.wikimedia.org/Ed Austin/Herb Jones)
panorama di Taman Nasional Yellowstone, AS (commons.wikimedia.org/Ed Austin/Herb Jones)
Intinya sih...
  • Gunung berapi Yellowstone dan Axial Seamount menjadi sorotan di Amerika Serikat.
  • Yellowstone adalah gunung berapi super aktif yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya.
  • Axial Seamount, gunung berapi bawah laut di Samudra Pasifik, telah membengkak dengan tingkat perubahan yang mengisyaratkan akan terjadinya letusan.

Pada tahun 2025 ini, setidaknya ada dua gunung berapi yang menjadi sorotan karena kemungkinan akan meletus.

Pertama adalah Kaldera Yellowstone, merupakan gunung berapi super di Amerika Serikat yang terbentuk akibat letusan besar yang terjadi ribuan tahun lalu dan masih aktif hingga saat ini.

Lainnya adalah Axial Seamount, merupakan gubung berapi bawah laut yang terletak di Samudra Pasifik, di dekat Pantai Barat AS, sekitar 480 km barat laut dari Oregon.

Yellowstone

letusan fase uap Castle Geyser di Taman Nasional Yellowstone (commons.wikimedia.org/Brocken Inaglory)
letusan fase uap Castle Geyser di Taman Nasional Yellowstone (commons.wikimedia.org/Brocken Inaglory)

Menurut Smithsonian Magazine, Taman Nasional Yellowstone kerap menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya yang ingin melihat mata air panas meledak-ledak, mengepul dan pot lumpur yang menggelegar.

Landmark alam yang terkenal ini merupakan hasil dari geologi taman yang unik, berada di atas gunung berapi aktif, yang telah menghasilkan tiga letusan besar dan eksplosif dalam 2,1 juta tahun terakhir.

Letusan terakhir di Yellowstone terjadi sekitar 70.000 tahun yang lalu, ketika lava tebal menyembur ke permukaan dan mengalir melintasi lanskap. Ledakan besar terakhir terjadi sekitar 631.000 tahun yang lalu, menciptakan kawah besar yang dikenal sebagai Kaldera Yellowstone.

Sebuah analisis menunjukkan bahwa Yellowstone tidak mungkin mengalami letusan besar lagi—setidaknya, tidak dalam waktu dekat—karena magma yang bersembunyi di bawah permukaannya terpecah-pecah menjadi beberapa ruang yang berbeda.

Karena jumlah total magma yang besar, Yellowstone akan tetap aktif secara vulkanik. Namun, tidak ada tempat di Yellowstone yang bisa meletus karena gunung ini memiliki banyak magma, tetapi magma tersebut tidak cukup terhubung.

Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya lapisan magma yang luas di bawah Yellowstone, namun temuan baru ini bertentangan dengan ide tersebut di mana ada daerah-daerah yang terpisah-pisah dan magma disimpan di seluruh Yellowstone, alih-alih memiliki satu jenis reservoir besar.

Axial Seamount

Dilansir situs Earth, Axial Seamount berada di bawah Samudra Pasifik sekitar 300 mil dari pantai Amerika Serikat. Sejak tahun 1997, para ilmuwan terus mengawasinya dengan seksama menggunakan instrumen yang mengukur tekanan di dasar laut.

Data menunjukkan bahwa gunung berapi ini telah membengkak, dengan tingkat perubahan yang mengisyaratkan akan terjadinya letusan.

Aktivitasnya menarik perhatian para ahli karena menunjukkan pola meletus setelah mencapai tingkat inflasi tertentu.

Para pengamat telah mencatat pembengkakan gunung berapi melambat dari tahun 2015 hingga 2023, kemudian meningkat lagi pada akhir tahun 2023. Pada pertengahan 2024, laju tersebut mencapai 10 inci per tahun, sementara gempa bumi harian melonjak menjadi ratusan.

Peneliti menggunakan sensor tekanan dan analisis berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengukur pergeseran pola gempa bumi.

Axial Seamount sering mengalami erupsi, sehingga memberikan peluang untuk menyempurnakan prediksi erupsi.

Pembengkakannya telah mencapai tingkat yang sama dengan yang terlihat sebelum letusan terakhirnya, sehingga mendorong diskusi tentang peristiwa berikutnya yang mungkin terjadi pada akhir tahun 2025.

Karena letusan-letusan ini cukup mirip setiap kali terjadi, para ilmuwan mempelajari tanda-tanda mana yang menunjukkan pergerakan magma dan apa arti tanda-tanda itu bagi aktivitas di masa depan.

Ventilasi hidrotermal berperan dalam membentuk ekosistem laut setempat. Aliran lava dan semburan cairan panas memberi makan kehidupan khusus, seperti cacing tabung dan kerang, yang tumbuh subur di lingkungan yang gelap dan bertekanan tinggi.

Titik kecil kehidupan laut dalam ini adalah pengingat bagaimana aktivitas vulkanik dapat memacu komunitas biologis di tempat yang tak terduga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us