7 Tanaman Obat Langka yang Hanya Ditemukan di Gunung

- Gentiana lutea tumbuh di padang rumput pegunungan hingga 2.500 meter, akarnya digunakan sebagai obat penurun demam dan bahan minuman beralkohol tradisional.
- Brahma Kamal adalah bunga langka dari Himalaya yang digunakan dalam upacara keagamaan, juga dipercaya mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan.
- Yarsagumba, atau "Viagra Himalaya", tumbuh di Nepal dengan ketinggian 3.000–5.000 meter, dipercaya mampu mengatasi penyakit kanker, asma, dan gangguan peradangan.
Pegunungan bukan hanya menyimpan panorama indah yang menyejukkan mata, tetapi juga menjadi rumah bagi berbagai tanaman langka dengan khasiat luar biasa. Di balik keindahan bunga dan hijaunya dedaunan, terdapat rahasia alam berupa tanaman obat yang telah dimanfaatkan sejak berabad-abad lalu. Banyak di antaranya tidak bisa ditemukan di dataran rendah, melainkan hanya tumbuh di ketinggian tertentu dengan kondisi lingkungan khusus.
Keunikan tanaman-tanaman ini tidak hanya terletak pada bentuk dan warnanya yang eksotis, tetapi juga pada manfaat kesehatannya. Beberapa bahkan termasuk dalam daftar spesies yang terancam punah karena habitatnya semakin sempit dan pemanenan berlebihan. Yuk, kita kenali lebih dekat beberapa tanaman obat langka yang hanya tumbuh di gunung dan telah menjadi bagian penting dalam tradisi pengobatan alami.
1. Gentiana lutea
Tanaman ini memiliki ciri khas berupa bunganya yang berwarna kuning cerah dan dapat tumbuh hingga lebih dari satu meter. Gentiana lutea biasa ditemukan di padang rumput pegunungan hingga ketinggian 2.500 meter. Ciri khasnya adalah daun yang berhadapan, berbeda dengan tanaman beracun Vératre yang daunnya berselang-seling. Bunganya bermekaran pada bulan Juli hingga Agustus
Akar keringnya sudah lama digunakan sebagai obat penurun demam sekaligus perangsang pencernaan. Bahkan, beberapa minuman beralkohol tradisional di Eropa menggunakan ekstrak gentian sebagai bahan utama. Karena populasinya semakin menurun, tanaman ini kini masuk dalam daftar merah spesies terancam di Eropa dan pemanenannya diatur secara ketat.
2. Brahma Kamal
Bunga Brahma Kamal adalah salah satu bunga langka yang tumbuh di kawasan Himalaya. Bunga harum ini mekar antara Juli hingga Agustus dan sering digunakan dalam upacara keagamaan. Keistimewaannya membuatnya banyak disebut dalam teks-teks kuno India.
Dalam pengobatan Ayurveda, Brahma Kamal dipercaya mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan, mulai dari demam, flu, bronkitis, hingga asma. Selain itu, tanaman ini juga sering digunakan untuk meredakan kecemasan, depresi, dan insomnia.
3. Yarsagumba (Cordyceps sinensis)

Dikenal sebagai "Viagra Himalaya", Yarsagumba adalah kombinasi unik antara ulat dan jamur. Tanaman ini tumbuh di padang rumput pegunungan Nepal dengan ketinggian 3.000–5.000 meter. Panjangnya hanya 5–7 cm, tetapi khasiatnya sangat berharga.
Yarsagumba dipercaya mampu mengatasi penyakit kanker, asma, gangguan peradangan, hingga masalah pada paru-paru, ginjal, dan hati. Rasanya mirip jamur, gurih tapi netral. Harga Yarsagumba sangat fantastis, bisa mencapai jutaan rupiah per gram, tergantung kualitas dan daerah asalnya.
4. Sugandhawal (Valeriana jatamansi)
Sugandhawal tumbuh di perbukitan berkabut Nepal pada ketinggian 1.500–3.000 meter. Tingginya hanya 20–70 cm dengan bunga berwarna merah muda pucat yang bermekaran saat musim hujan. Bagian akar tanaman ini memiliki aroma khas, lembap, manis, dan sedikit pahit.
Sejak lama, masyarakat menggunakan akar kering Sugandhawal untuk mengobati epilepsi, kolera, hingga gangguan saraf. Minyaknya masih populer digunakan dalam aromaterapi dan pengobatan alami.
5. Chiraito (Swertia chirayita)
Chiraito tumbuh di perbukitan tengah Nepal pada ketinggian 1.500–3.500 meter dengan tinggi tanaman 1–1,5 meter. Batangnya hijau, bunganya kekuningan dengan sentuhan ungu, dan rasanya terkenal sangat pahit.
Khasiatnya beragam, mulai dari membantu mengatasi malaria, demam, gangguan pencernaan, penyakit kulit, diabetes, masalah hati, hingga kanker. Cara paling umum mengonsumsinya adalah dengan merebus sedikit akar kering lalu meminum airnya. Namun, penggunaannya harus hati-hati karena sifatnya yang cukup kuat.
6. Arnica montana

Arnica memiliki bunga kuning-oranye yang menyerupai daisy. Tingginya sekitar 20–60 cm dan tumbuh di padang rumput pegunungan dengan ketinggian 600–2.800 meter. Tanaman ini dijuluki "Tembakau Savoyards" karena dulu daun keringnya dipakai sebagai pengganti tembakau.
Namun, arnica beracun bila dikonsumsi. Bagian yang aman digunakan hanyalah ekstraknya, terutama dalam bentuk salep atau tincture untuk mengobati memar dan lebam. Karena termasuk tanaman dilindungi, tanaman ini tidak boleh asal dipanen.
7. Cypripedium calceolus (Sabot de Venus)
Tumbuhan langka ini memiliki bunga besar berwarna kuning terang dengan kelopak cokelat-ungu, berbentuk seperti sepatu. Tingginya bisa mencapai 20–80 cm dan biasanya berbunga antara Mei hingga Juli. Serangga yang masuk ke dalam tumbuhan ini akan terjebak sementara dan keluar sambil membawa serbuk sari, membantu proses penyerbukan.
Sayangnya, Sabot de Venus sangat langka dan dilindungi di Eropa. Ancaman terbesar datang dari penebangan hutan dan pengambilan bunga secara ilegal. Untuk menjaga kelestariannya, pengelolaan hutan harus mempertimbangkan pelestarian habitat terbuka agar tanaman ini tetap bisa tumbuh.
Menjelajahi pegunungan ternyata bukan hanya soal menikmati pemandangan, tetapi juga mengenal kekayaan hayati yang begitu berharga. Tanaman-tanaman obat langka ini adalah bukti betapa alam menyimpan rahasia kesehatan yang luar biasa. Karena jumlahnya semakin terbatas, sudah sepatutnya kita ikut menjaga kelestariannya agar generasi mendatang tetap bisa merasakan manfaat dan keindahan warisan alam ini.
Referensi
ESI Ski. Diakses pada September 2025. 10 Remarkable Mountain Plants to Know Absolutely
Himalayan Masters. Diakses pada September 2025. Top 10 Medicinal Plants You Will Found on Nepal Treks
The Valley of Flowers. Diakses pada September 2025. Brahma Kamal