Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Mengapa Kita Harus Beralih ke Energi Terbarukan, Sudah Siap?

Ilustrasi panel surya, komponen dari salah satu jenis energi terbarukan (unsplash.com/Zbynek Burival)

Di era ini, produksi energi harus memperhatikan aspek keandalan, keberlanjutan dan ramah lingkungan. Berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, saat ini sedang menempuh jalan panjang untuk melakukan transisi dari energi yang bersumber dari fosil (konvensional) ke energi terbarukan. Transisi ini dilakukan guna untuk menekan peningkatan emisi karbon yang berdampak buruk bagi lingkungan. 

Selain dapat menekan emisi karbon, energi terbarukan ini juga memiliki keunggulan lainnya. Dalam artikel ini kita akan menyimak beberapa alasan yang membuat kita sudah seharusnya beralih ke energi terbarukan. Yuk, kita simak penjelasan di bawah ini! 

1. Bersifat tak terbatas

Ilustrasi energi terbarukan yang bersifat tak terbatas (pixabay.com/Alpecris)

Sumber energi terbarukan yang akan digunakan dapat selalu ditemukan di alam. Sumber energi ini bersifat tak terbatas dan dapat diperbaharui terus-menerus. Berbeda dengan energi fosil yang bersifat terbatas dan akan segera habis apabila digunakan secara kontinu. 

2. Sumber energi terbarukan melimpah

Ilustrasi sumber energi yang berlimpah (unsplash.com/Andreas Gucklhorn)

Sumber energi terbarukan melimpah dan mudah ditemui. Energi terbarukan sendiri memanfaatkan sumber energi yang berasal dari alam seperti: tenaga air, panas bumi, biomassa, cahaya matahari, tenaga angin dan tenaga nuklir.

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi dari energi terbarukan di Indonesia di antaranya mini atau micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh per meter persegi/hari, energi angin 3-6 m per det dan energi nuklir 3 GW. Angka ini tergolong dalam kategori yang cukup besar.

3. Menimbulkan emisi yang rendah

Ilustrasi cerobong asap pada pembangkit listrik (pexels.com/Tom Fusk)

Energi terbarukan telah terbukti menimbulkan emisi karbon yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sumber energi fosil (konvensional). Fakta ini dapat berdampak baik bagi lingkungan dan manusia.

Pemanasan global yang terjadi karena peningkatan emisi karbon perlahan bisa teratasi dan juga ke depannya penyakit pada manusia yang terjadi karena terpapar langsung dengan emisi karbon akan berkurang. 

4. Hemat biaya

Ilustrasi hemat biaya (pixabay.com/neelam279)

Selain dapat memangkas emisi karbon, energi terbarukan juga bersifat hemat dari segi biaya. Riset yang dilakukan pada sektor energi terbarukan selalu mencari solusi agar biaya untuk teknologi energi terbarukan semakin turun tiap tahunnya.

Menurut laporan Renewable Power Generation Costs in 2020 yang dikeluarkan oleh IRENA, biaya untuk pemusatan tenaga surya turun sebesar 16 persen, angin darat sebesar 13 persen, angin lepas pantai sebesar 9 persen dan panel surya sebesar 7 persen. Selain ramah lingkungan, energi terbarukan juga ramah dalam segi biaya. 

5. Menciptakan lebih banyak peluang pekerjaan

Ilustrasi pekerja di bidang energi terbarukan (pexels.com/Los Muortes Crew)

Berdasarkan laporan IESR  berjudul Deep Decarbonization of Indonesia’s Energy System, pada tahun 2050, diperkirakan akan tercipta 3,2 juta lapangan pekerjaan di bidang energi terbarukan. Konsekuensinya, sebanyak 1,3 juta lapangan pekerjaan terancam hilang karena program pemangkasan emisi karbon pada setiap sektor. Akan tetapi, pengembangan bidang energi terbarukan ini masih tetap menciptakan lebih banyak peluang pekerjaan. 

Energi terbarukan memang memiliki beberapa keunggulan yang dapat mengatasi permasalahan yang belum terpecahkan selama ini. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak segera menggantikan sumber energi fosil (konvensional) ke sumber energi terbarukan. Gimana menurutmu, setuju tidak? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ricky Alexander Lumbantobing
EditorRicky Alexander Lumbantobing
Follow Us