5 Bencana Besar yang Mengubah Alur Sejarah Manusia, Apa Saja?

Kematian adalah penyeimbang kehidupan. Kehadirannya selalu mengikuti perjalanan umat manusia, baik lewat bencana alam maupun bencana non-alam seperti wabah dan perang. Salah satu bencana besar terakhir dan masih berlangsung adalah pandemik COVID-19. Namun itu bukanlah yang pertama.
Sepanjang sejarah, ada banyak bencana besar yang mengubah jalannya sejarah manusia. Disebut bencana besar karena menelan korban jutaan hingga puluhan juta nyawa. Tanpa menunggu lagi, berikut lima bencana besar yang mengubah peradaban manusia.
1. Wabah Hitam (1346-1952)

Wabah Hitam (Yersinia pestis) menyebar dari dermaga Italia hingga ke dataran beku Rusia, membunuh sekitar 25 juta manusia saat itu. Angka tersebut tidaklah salah, hampir sepertiga penduduk Eropa mati karena wabah tersebut.
Namun di tengah bencana mematikan ini, ada hal positif yang dibawanya. Setidaknya, ada dua perubahan radikal yang terjadi setelah bencana besar ini:
- Sebelum wabah ini merebak, sembilan dari sepuluh orang miskin bekerja sebagai petani. Setelah wabah, hampir tiga perempat populasi Eropa musnah, termasuk kelas aristokrat. Seperti dijelaskan dalam laman Economic History Association, kelas pedagang baru pun muncul dari kelas bawah dan mulai mengubah sistem ekonomi di Eropa saat itu;
- Di tengah Wabah Hitam, banyak biarawan dan orang suci yang meninggal. Untuk mengganti para cendekiawan, universitas pun mulai didirikan serentak. Misalnya, Trinity Hall Universitas Cambridge yang didirikan pada tahun 1350. Bisa dibilang kalau Black Death telah membawa masyarakat Eropa ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
2. Pembelian Louisiana (1803)

Pada bulan April 1803, Napoleon Bonaparte menjual wilayah Louisiana kepada Thomas Jefferson dengan harga "murah." Namun sebelum membahasnya, kita mulai kilas balik ke peristiwa penting sebelumnya: Gerakan Pembebasan Haiti. Bagi yang belum tahu, St. Domingue (sebutan Haiti saat itu) dipenuhi oleh nyamuk.
Ketika revolusi meletus pada tahun 1791, banyak yang meninggal karena demam kuning dan malaria, selain karena pertempuran tentunya. Seperti dicatat Britannica, saudara ipar Napoleon yakni Jenderal Charles Leclerc memperkirakan 100-200 orang meninggal setiap harinya.
Pada saat itu, Haiti memiliki populasi sekitar 500.000 budak yang bertarung demi kemerdekaan mereka. Uniknya, banyak dari mereka yang kebal dari demam kuning. Untuk menutupi kerugian dari pertempuran di Haiti, Napoleon pun menjual Louisiana ke Amerika seharga US$15 juta saja.
3. Perang Saudara Amerika (1861-1865)

Dengan lebih dari 600.000 korban, Perang Saudara Amerika menjadi salah satu bencana terbesar di benua tersebut. Pertanian dan ekonomi berbasis budak di negara bagian selatan runtuh, dan industri utara menguasai negara tersebut. Sistem ekonomi laissez-faire pun merebak dengan cepat, yang akan menjadi cikal bakal "American Dream."
Jalur kereta api bermunculan di seluruh negeri, dimana industrialisasi tumbuh secara signifikan. Dalam waktu singkat, Amerika Serikat mengalahkan banyak negara Eropa Barat. Bisa dibilang kalau ini adalah dampak positif dari Perang Sipil Amerika.
Dampak lainnya adalah pembentukan Union Army Ambulance Corps yang nantinya akan menjadi U.S. Ambulance Corps. Berkat ledakan ekonomi setelah perang saudara, layanan ambulans Amerika berkembang dan menjadi standar transportasi rumah sakit hingga hari ini.
4. Perang Dunia II (1939-1945)

Pada tanggal 20 Juni 1945, Dr. Wernher Von Braun dibawa ke Amerika Serikat untuk membantu para ilmuwan Amerika dalam mengembangkan misil balistik antarbenua. Van Braun, bagaimanapun, adalah seorang perwira SS (Schutzstaffel) dan menjadi bagian dari Partai Nazi sejak tahun 1930-an.
Singkat cerita, Von Braun adalah salah satu dari 500 ilmuwan Nazi yang dibawa ke komunitas ilmiah Amerika dalam manuver rahasia CIA yang dikenal sebagai "Operasi Paperclip". Ia menjadi salah satu aktor utama yang melanggengkan misi Apollo 11 pada 16 Juli 1969, di mana manusia berhasil mendarat di bulan untuk pertama kalinya.
Jatuhnya bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki juga mengubah jalannya ekonomi Jepang. Seperti diketahui, jauh sebelum Perang Dunia II ekonomi Jepang dikendalikan oleh sepuluh perusahaan besar yang dikenal sebagai "Zaibatsu". Ketika Jepang menandatangani Perjanjian Postdam dan menyerah tanpa syarat pada 10 Agustus 1945, Zaibatsu hancur.
Lalu, apa akibatnya? Kapitalisme pasar bebas pun tumbuh subur di Jepang. Perusahaan seperti Toyota dan Hitachi muncul dan menghadirkan keajaiban teknologi yang kita nikmati hingga saat ini.
5. Perang Vietnam (1955-1975)

Sebelum tahun 1944, ekonomi dunia didasarkan pada harga emas. Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat memiliki jumlah cadangan emas tertinggi di dunia. Tentunya, sampai Tentara Viet Cong mempermalukan Amerika. Namun, bagaimana hal ini bisa terjadi? Hal ini dijelaskan dalam Federal Reserve History.
Karena tingginya biaya Perang Vietnam (US$141 miliar), dolar yang terdevaluasi pun mulai merangsek ke sistem ekonomi dunia. Pada tahun 1971, Richard Nixon memberlakukan kontrol upah atau harga dan mengakhiri ketergantungan dunia pada dolar Amerika. Pada dasarnya, Nixon mengakhiri standar emas saat itu.
Dua juta nyawa penduduk Vietnam hilang selama perang, bersama dengan 58.000 korban dari pihak Amerika. Perang tersebut sebagian besar dilihat sebagai kekalahan pertama sekaligus memalukan dalam sejarah militer Amerika. Di sisi lain, perang ini juga turut mengubah sistem ekonomi dunia.
Bencana selalu dipandang sebagai hal yang buruk. Namun jika dilihat dari sisi yang lain, ternyata bencana seperti wabah penyakit dan perang pun dapat memberikan dampak positif bagi umat manusia.