Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Desa Koguva, Tempat Kelahiran Penulis Terkemuka Estonia

Desa Koguva
Koguva (commons.m.wikimedia.org/A.Palu)
Intinya sih...
  • Pagar-pagar batu kering sebagai warisan arsitektur
  • Sejarah panjang dengan tokoh terkenal Juhan Smuul
  • Museum hidup yang memamerkan kehidupan tradisional
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Desa Koguva di Estonia adalah salah satu perwujudan terbaik dari kehidupan pedesaan yang masih lestari dan terjaga warisannya. Terletak di sisi barat Pulau Muhu, desa ini menjadi saksi bisu perkembangan budaya dan sejarah yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya.

Pesona desa ini tidak hanya dari keindahan alamnya, tetapi juga dari bangunan-bangunan tradisional yang masih terawat dengan baik, memberikan kita gambaran tentang kehidupan masa lalu masyarakat Estonia. Berikut 5 fakta menarik tentang Desa Koguva yang penting untuk diketahui lebih dalam.

1. Pagar-pagar batu kering sebagai warisan arsitektur

Desa Koguva
Koguva (commons.m.wikimedia.org/Laima Gūtmane)

Koguva memiliki pagar-pagar batu kering yang menjadi bukti nyata tradisi dan kearifan lokal dalam mengelola tanah dan lingkungan sekitar. Pagar ini bukan hanya berfungsi sebagai batas pekarangan, tetapi juga sebagai elemen estetika yang mendukung suasana pedesaan yang autentik dan alami.

Keunikan pagar batu ini adalah pembuatannya yang dilakukan tanpa menggunakan perekat, hanya menyusun batu secara cermat dan rapat agar tahan lama. Pagar-pagar batu tersebut berusia lebih dari 200 tahun dan menjadi salah satu alasan mengapa Koguva disebut sebagai desa dengan salah satu situs arsitektur paling terawat di Estonia.

2. Sejarah panjang dengan tokoh terkenal Juhan Smuul

Desa Koguva
Koguva (commons.m.wikimedia.org/A.Palu)

Desa kecil ini dikenal juga sebagai tempat kelahiran Juhan Smuul, seorang penulis Estonia terkemuka yang karya-karyanya sangat dihargai. Juhan Smuul merupakan keturunan dari Hansken, seorang petani yang mendapatkan kebebasan dari Ordo Livonia pada tahun 1532 dan menetap di daerah ini.

Rumah kelahiran Juhan Smuul kini menjadi bagian dari museum desa yang menceritakan kehidupan dan karya sang penulis. Selain menjadi warisan sastra, kisah hidup Juhan Smuul juga menguatkan identitas Koguva sebagai desa yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai pusat budaya dan sejarah yang hidup.

3. Museum hidup yang memamerkan kehidupan tradisional

Desa Koguva
Koguva (commons.m.wikimedia.org/A.Palu)

Koguva merupakan bagian inti dari Museum Muhu yang menampilkan gaya hidup tradisional masyarakat Estonia. Museum ini berfungsi sebagai ruang terbuka yang memamerkan rumah-rumah tradisional, alat pertanian, pakaian folklor, dan sekolah desa lama yang masih dipertahankan keasliannya. Pengunjung bisa merasakan seperti apa kehidupan pedesaan di masa lalu, dari aspek arsitektur hingga budaya sehari-hari.

Selain sebagai objek wisata, museum ini juga menjadi pusat edukasi budaya yang mengadakan berbagai program pelatihan dan workshop kerajinan tangan tradisional, pertunjukan musik folk, dan festival musiman yang mengundang serta melibatkan masyarakat lokal dan pengunjung.

4. Keindahan alam dengan pantai dan pesisir baltik yang jernih

Desa Koguva
Koguva (commons.m.wikimedia.org/Avalikarvamus)

Desa Koguva memiliki lokasi strategis di pesisir barat Pulau Muhu dengan akses mudah ke pantai-pantai yang terkenal bersih dan jernih di Laut Baltik. Aktivitas memancing tradisional masih terlihat di pelabuhan Koguva, di mana jaring-jaring ikan tradisional masih digunakan.

Pantai dan perairannya yang masih alami menjadi daya tarik tambahan bagi para wisatawan yang ingin menikmati suasana pedesaan sekaligus keindahan alam laut. Kegiatan seperti bersepeda, berjalan kaki di sekitar desa, atau piknik di tepi pantai menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan untuk menikmati udara segar dan pemandangan desa yang damai.

5. Komunitas kecil yang masih hidup dan mempertahankan tradisi kuno

Desa Koguva
Koguva (commons.m.wikimedia.org/Hiiumaamudeliklubi)

Walaupun Koguva dijadikan museum terbuka, desa ini tetap dihuni oleh penduduk asli yang menjaga tradisi dan cara hidup nenek moyang mereka. Jumlah penduduk desa ini kecil, sekitar 30 orang pada tahun 2000, yang membuat komunitas ini terasa hangat dan akrab. Penduduk setempat terus menggunakan bangunan-bangunan tua sebagai rumah mereka, mempertahankan keaslian arsitektur dan tata ruang tradisional.

Komunitas ini juga aktif dalam melestarikan kerajinan tangan, seni tradisional, dan upacara budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kehidupan modern memang hadir, namun tidak menghilangkan identitas unik Koguva sebagai desa dengan nilai sejarah yang kuat dan budaya yang dilestarikan dengan baik.

Desa Koguva adalah permata kecil Estonia yang mempertahankan sejarah, budaya, dan alam. Dengan arsitektur yang terjaga, tradisi yang hidup, dan pemandangan alam yang memesona, Koguva menawarkan pengalaman yang unik dan autentik bagi siapa saja yang ingin menyelami kehidupan pedesaan Estonia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Lijiang, Kota Kuno UNESCO dengan Pemandangan Pegunungan

13 Okt 2025, 20:49 WIBScience