Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Bunga Red Trillium, Berbau Mirip Daging Busuk!

Bunga Red Trillium
Bunga Red Trillium (commons.wikimedia.org/Saffron Blaze)
Intinya sih...
  • Red Trillium dikenal sebagai "Stinking Benjamin" karena bau mirip daging busuk, menarik serangga penyerbuk yang tidak biasa.
  • Tanaman ini memiliki konsistensi pola geometri serba tiga pada setiap bagian, menciptakan ciri khas utama genus Trillium.
  • Red Trillium adalah tanaman hutan yang tumbuh sangat perlahan dan berumur panjang, dengan proses pertumbuhan yang memerlukan waktu lama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Red Trillium (Trillium erectum) adalah bunga liar yang tumbuh di hutan Amerika Utara dan kerap mengejutkan siapa saja yang melihatnya. Bunga ini memiliki tiga kelopak berwarna merah tua, namun mendapat julukan “Stinking Benjamin” atau Benjamin yang Bau karena aromanya yang tajam dan menusuk hidung.

Fakta ini membuat Red Trillium menjadi salah satu tanaman paling unik. Aromanya jelas bukan seperti bunga pada umumnya, dan ini adalah kunci adaptasi evolusionernya yang cerdas di ekosistem hutan. Berikut adalah lima fakta paling menarik tentang si cantik beraroma tak sedap ini!

1. Julukan "Stinking Benjamin" yang menggambarkan taktik penyerbukan beraroma bangkai

 Bunga Red Trillium
Bunga Red Trillium (commons.wikimedia.org/Doug McGrady)

Red Trillium dikenal dengan nama lokal yang tidak enak didengar, yaitu Stinking Benjamin. Dilansir laman PictureThis, Julukan ini muncul karena bau yang dikeluarkan bunganya mirip sekali dengan daging membusuk. Strategi ini menjadi kunci suksesnya dalam penyerbukan.

Bunga ini mengeluarkan bau yang tajam untuk menarik penyerbuk yang tidak biasa. Alih-alih mengundang lebah atau kupu-kupu yang biasanya tertarik pada aroma manis, Red Trillium justru memancing lalat dan kumbang bangkai untuk datang. Serangga-serangga ini, yang memang mencari bangkai, secara tidak sengaja membawa serbuk sari saat hinggap, menjamin kelangsungan hidup tanaman.

2. Punya konsistensi pola geometri serba tiga pada setiap bagian tanaman

Bunga Red Trillium
Bunga Red Trillium (commons.wikimedia.org/Cephas)

Seperti namanya, Trillium berasal dari kata Latin tri yang berarti tiga. Seluruh struktur penting tanaman ini selalu hadir dalam jumlah tiga, menciptakan pola geometri yang teratur dan cantik di hutan.

Dilansir laman Longfield Gardens, jika kamu mengamati, kamu akan menemukan tiga daun (atau braktea), tiga kelopak bunga (sepal), dan tiga mahkota bunga (petal). Konsistensi pola serba tiga ini menjadi ciri khas utama genus Trillium dan membuat tanaman ini mudah dikenali di antara tumbuhan liar lainnya.

3. Red Trillium adalah tanaman hutan yang tumbuh sangat perlahan dan berumur panjang

Bunga Red Trillium
Bunga Red Trillium (commons.wikimedia.org/Cephas)

Jangan tertipu oleh ukurannya yang kecil saat mekar. Red Trillium adalah tanaman perennial yang sangat tangguh dan bisa hidup sangat lama. Tanaman ini mampu bertahan melewati musim dingin dan kembali mekar setiap tahun di habitat aslinya.

Dilansir laman American Meadows, proses pertumbuhan Red Trillium (Trillium erectum) memerlukan waktu yang cukup lama. Biji bunga ini membutuhkan sekitar lima hingga sembilan tahun untuk berkembang menjadi tanaman dewasa dan menghasilkan bunga pertamanya. Setelah mencapai kematangan, Red Trillium dapat hidup cukup lama dan terus berbunga, dengan umur tanaman yang bisa mencapai sekitar 25 tahun.

4. Strategi penyebaran biji yang unik dengan mengandalkan bantuan semut

Bunga Red Trillium
Bunga Red Trillium (commons.wikimedia.org/Doug McGrady)

Setelah bunga Red Trillium berhasil diserbuki, buah merahnya mulai berkembang dan menghasilkan biji. Biji ini memiliki lampiran berminyak yang disebut elaiosome. Lampiran inilah yang menjadi kunci bagi penyebaran biji di tanah hutan.

Dilansir laman Naturally Curious with Mary Holland, elaiosome mengandung lemak dan protein yang sangat dicari oleh semut. Semut akan membawa biji yang telah jatuh tersebut ke dalam terowongan bawah tanah mereka. Di sana, semut memisahkan dan memakan elaiosome untuk makanan larva mereka, lalu membuang sisa biji ke tempat sampah alami mereka. Tempat sampah ini berupa tumpukan pupuk yang mengandung kotoran dan semut mati, menciptakan kondisi yang ideal bagi biji untuk berkecambah.

5. Signifikansi historis dan penggunaan tradisional yang dijuluki "Bethroot"

Bunga Red Trillium
Bunga Red Trillium (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)

Selain fakta biologisnya, Red Trillium juga memiliki peran dalam sejarah pengobatan tradisional di Amerika Utara. Akar tanaman ini dikenal secara historis dengan julukan Bethroot, singkatan dari birth root atau akar kelahiran.

Dilansir laman drugs, masyarakat adat Amerika Utara memanfaatkan akar Red Trillium ini untuk membantu proses persalinan dan mengatasi berbagai masalah kewanitaan. Namun, penggunaan ini bersifat tradisional dan tidak disarankan untuk pengobatan modern tanpa konsultasi profesional.

Red Trillium memiliki adaptasi alam yang menarik dan khas. Bunga ini menggunakan aroma tajam untuk menarik serangga penyerbuk, sekaligus memanfaatkan semut dalam penyebaran bijinya, sehingga berkembang dengan strategi bertahan hidup yang cerdik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Tottori Sand Dunes, Bukit Pasir Jepang yang Selalu Berubah

03 Des 2025, 11:29 WIBScience