Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Beberapa Hewan Mengorbankan Dirinya Setelah Kawin?

antechinus-1461266_1920.jpg
ilustrasi antechinus (pixabay.com/sandid)
Intinya sih...
  • Logika evolusi di balik pengorbananDari sudut pandang evolusi, tujuan utama bukan umur panjang, melainkan keberhasilan membawa gen ke generasi berikutnya. Strategi ini disebut semelparity, atau reproduksi sekali seumur hidup.
  • Marsupial yang kawin sampai matiAntechinus, marsupial kecil Australia, kawin dengan banyak betina selama berjam-jam tanpa istirahat. Mereka mati akibat infeksi dan kerusakan organ hanya beberapa minggu setelah kawin.
  • Laba-laba jantan yang sengaja dimakan betinaPada beberapa spesies laba-laba, pejantan sengaja dimakan oleh betina saat kawin. Proses perkawinan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia hewan memang penuh dengan fakta yang sering membuat manusia tercengang, salah satunya adalah mati setelah kawin. Meskipun terdengar ekstrem, fenomena ini merupakan strategi evolusi yang sudah terbentuk selama ribuan tahun. Meski terlihat tragis, “pengorbanan” ini justru sering menjadi cara paling efektif bagi hewan tertentu untuk memastikan keturunan mereka bertahan hidup.

Bagi kita, hidup panjang adalah hal penting. Namun, bagi beberapa hewan, bertahan hidup bukanlah prioritas utama. Prioritas mereka adalah memastikan gen mereka diteruskan. Itulah sebabnya beberapa spesies memilih menghabiskan seluruh energi, bahkan nyawa mereka, dalam satu kesempatan kawin yang intens dan penuh risiko. Yuk, kita eksplorasi lebih dalam fakta di balik perilaku unik ini!

1. Logika evolusi di balik pengorbanan

Dari sudut pandang evolusi, tujuan utama bukanlah umur panjang, melainkan keberhasilan membawa gen ke generasi berikutnya. Bila seekor hewan hidup di lingkungan keras, sering menjadi mangsa, atau secara alami memiliki umur yang pendek, bertaruh pada satu musim kawin besar kadang jauh lebih menguntungkan daripada menabung energi untuk kesempatan lain yang belum tentu datang.

Strategi ini disebut semelparity, atau reproduksi sekali seumur hidup. Ketika kesempatan kawin sangat singkat dan persaingan sangat ketat, individu yang menghabiskan seluruh energinya dalam satu waktu biasanya meninggalkan lebih banyak keturunan dibanding mereka yang bermain aman dan menunggu musim berikutnya—yang mungkin tidak pernah tiba.

2. Marsupial yang kawin sampai mati

Contoh paling terkenal datang dari marsupial kecil Australia bernama antechinus. Jantan dari spesies ini menjalani musim kawin yang sangat brutal: mereka kawin dengan banyak betina selama berjam-jam tanpa istirahat. Tubuh mereka mengalami stres besar, kadar hormon melonjak, sistem imun runtuh, dan hanya beberapa minggu setelah kawin, para jantan ini mati akibat infeksi dan kerusakan organ.

Meski terlihat merugikan, strategi ini justru meningkatkan peluang gen mereka tersebar. Karena umur mereka memang pendek dan peluang hidup ke musim berikutnya sangat kecil, menghabiskan seluruh energi untuk satu musim kawin justru menjadi strategi terbaik bagi kelangsungan gen mereka.

3. Laba-laba jantan yang sengaja dimakan betina

spider-4832820_1920.jpg
ilustrasi redback spider (pixabay.com/Shaun)

Pada beberapa spesies laba-laba, seperti redback spider, pejantan bahkan dengan sengaja menyerahkah diri untuk dimakan oleh betina saat kawin. Mereka melakukan gerakan jungkir yang menempatkan perut langsung di depan taring betina. Ketika betina mulai memakan jantan, proses perkawinan berlangsung lebih lama sehingga lebih banyak sperma yang masuk dan disimpan.

Selain itu, betina yang sedang sibuk memakan jantan biasanya enggan kawin lagi dalam waktu dekat. Ini berarti sperma sang jantan memiliki peluang lebih besar membuahi seluruh telur betina. Ini merupakan sebuah kemenangan besar dalam kompetisi reproduktif yang ekstrem.

4. Serangga pekerja yang mati demi koloninya

Pengorbanan diri setelah aktivitas reproduksi juga terlihat pada serangga sosial, seperti lebah dan semut. Lebah madu akan mati setelah menyengat karena sengatnya yang bergerigi tercabut dari tubuh. Meski tragis, tindakan ini melindungi sarang yang berisi ratu dan ribuan keturunan sehingga secara tidak langsung tetap meningkatkan keberhasilan gen mereka.

Begitu pula dengan beberapa spesies semut dan rayap yang meledakkan tubuhnya untuk mengeluarkan cairan beracun demi melindungi koloninya. Mereka bertindak sebagai “bom berjalan” demi kelangsungan kerabat yang berbagi gen yang sama.

5. Ketika satu taruhan besar lebih baik dari banyak taruhan kecil

Kematian setelah kawin, atau bahkan selama proses mempertahankan keturunan memang terlihat ekstrem. Namun, dari sudut pandang evolusi, strategi ini masuk akal ketika:

  • Peluang hidup sampai musim kawin berikutnya sangat kecil.
  • Persaingan antar pejantan sangat ketat sehingga investasi besar dalam satu kesempatan menjadi lebih menguntungkan.
  • Pengorbanan diri meningkatkan peluang pembuahan atau melindungi keturunan.

Bagi manusia, mati setelah kawin mungkin terdengar tidak masuk akal. Namun, bagi banyak hewan, itu adalah bentuk strategi evolusi yang sudah memperhitungkan untung-rugi dengan sangat efisien. Jika pengorbanan tersebut menghasilkan lebih banyak keturunan yang hidup, maka evolusi akan terus mempertahankannya.

Referensi

Australian Geographic. Diakses pada Desember 2025. Wild Sex Leads to ‘Reproductive Suicide’ 
Britannica. Diakses pada Desember 2025. Why Do Some Animals Eat Their Mates After Sex? 
Discover Wildlife. Diakses pada Desember 2025. Death by Sex: 11 Animals That Die During or After Mating 
National Geographic. Diakses pada Desember 2025. Why Some Animals Mate Themselves to Death 
National Geographic. Diakses pada Desember 2025. Why Some Animals Evolved to Sacrifice Themselves

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

6 Fakta Patung Liberty yang Jarang Diketahui

16 Des 2025, 13:57 WIBScience