5 Fakta Pterophorus Pentadactyla, Ngengat Bulu seperti Makhluk Dongeng

- Sayapnya terbelah jadi lima bagian seperti buluKeunikan utama Pterophorus pentadactyla ada pada bentuk sayapnya yang tidak seperti ngengat lain. Sayapnya terbagi menjadi lima jari halus, menyerupai bulu burung yang lembut dan ringan.
- Aktif di malam hari dan sangat pemaluNgengat bulu ini lebih suka kesunyian malam. Ia baru muncul saat udara mulai sejuk, menari perlahan di antara rerumputan atau tanaman liar. Saat terganggu, ngengat ini tidak terbang jauh.
- Hidup di padang rumput dan ladang bungaNgengat ini paling sering ditemukan di padang rumput terbuka, ladang bunga liar
Di dunia serangga, selalu ada kejutan di balik sayap-sayap kecil yang tampak biasa. Salah satunya adalah Pterophorus pentadactyla, ngengat mungil dari Inggris yang begitu lembut hingga tampak seperti serpihan awan yang melayang di udara. Sekilas, penampilannya lebih mirip makhluk dongeng daripada serangga sungguhan.
Ngengat ini dikenal juga dengan nama White Plume Moth, dan merupakan salah satu serangga paling halus di dunia. Dengan sayap putih berbulu yang tampak rapuh, ia sering dikira kepingan kapas yang tertiup angin malam. Tapi di balik tampilan lembut itu, tersimpan banyak fakta unik yang bikin kagum siapa pun yang mengenalnya lebih dekat.
1. Sayapnya terbelah jadi lima bagian seperti bulu

Keunikan utama Pterophorus pentadactyla ada pada bentuk sayapnya yang tidak seperti ngengat lain. Sayapnya terbagi menjadi lima jari halus, menyerupai bulu burung yang lembut dan ringan. Nama “pentadactyla” sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti berjari lima.
Struktur sayap ini membuatnya tampak seperti helai bulu putih saat terbang di malam hari. Dilansir UK Moths, gerakannya pelan, lembut, dan sering kali hampir tak terlihat—membuat banyak orang mengira itu serpihan debu bercahaya yang melayang di udara. Desain alami ini bukan hanya indah, tapi juga membantunya berkamuflase dengan latar bunga putih di habitatnya.
2. Aktif di malam hari dan sangat pemalu

Berbeda dengan kupu-kupu yang senang berjemur di siang hari, ngengat bulu ini lebih suka kesunyian malam. Ia baru muncul saat udara mulai sejuk, menari perlahan di antara rerumputan atau tanaman liar. Karena perilakunya yang tenang, banyak orang bahkan tidak sadar kalau makhluk sekecil ini ada di sekitar mereka.
Saat terganggu, Pterophorus pentadactyla tidak terbang jauh. Wildlife Trust menyebutkan bahwa ngengat ini lebih memilih menempel di batang tanaman dengan sayap rapat, membuat tubuhnya tampak seperti helai rumput kering. Cara bertahannya ini sangat efektif untuk menghindari predator malam seperti kelelawar dan burung hantu kecil.
3. Hidup di padang rumput dan ladang bunga

Ngengat ini paling sering ditemukan di padang rumput terbuka, ladang bunga liar, dan taman dengan tanaman rendah. Habitat seperti ini memberi perlindungan sekaligus sumber makanan yang melimpah bagi larvanya. Betina biasanya meletakkan telur di daun tanaman seperti bindweed dan morning glory.
Ulatnya berwarna hijau muda dan hampir tak terlihat karena menyatu dengan daun tempat mereka makan. Setelah beberapa minggu, ulat ini berubah menjadi kepompong mungil yang menggantung di sisi daun. Dalam beberapa hari, keluarlah ngengat bulu putih yang tampak seperti ciptaan halus dari dunia peri.
4. Penampilannya menipu banyak orang

Banyak orang yang melihat ngengat ini pertama kali mengira itu bukan serangga. Dari jauh, tubuhnya tampak seperti bulu kapas atau serat tanaman yang menempel di udara. Bahkan beberapa fotografer alam butuh waktu untuk menyadari bahwa debu putih yang menari itu sebenarnya makhluk hidup.
Penampilannya yang nyaris tidak nyata membuat Pterophorus pentadactyla jadi subjek favorit dalam fotografi makro. NatureSpot menginformasikan bahwa di bawah cahaya alami, bulu halus pada sayapnya memantulkan cahaya lembut, menciptakan efek visual yang hampir ajaib. Fenomena ini membuatnya dijuluki ngengat peri oleh pengamat serangga Eropa.
5. Salah satu ngengat paling rapuh di dunia

Meskipun terlihat indah, ngengat ini sangat rapuh dan mudah terluka. Sayapya bisa rusak hanya karena tersentuh jari manusia, karena ditutupi sisik lembut yang mudah rontok. Itulah sebabnya para peneliti biasanya hanya memotret tanpa menyentuhnya.
Kerapuhannya mencerminkan betapa halusnya ekosistem tempat ia hidup. Sedikit perubahan suhu atau hilangnya tanaman liar bisa mengurangi populasinya secara drastis. Namun, di balik kelemahannya, Pterophorus pentadactyla tetap menjadi simbol keanggunan kecil dalam dunia serangga yang keras dan penuh persaingan.
Pterophorus pentadactyla membuktikan bahwa tidak semua keindahan di alam datang dalam bentuk yang mencolok. Dengan sayap bulu putihnya yang halus, ia seolah hadir sebagai pengingat bahwa keajaiban bisa ditemukan bahkan di antara rerumputan malam. Si ngengat dari dunia dongeng ini menunjukkan bahwa alam masih menyimpan pesona lembut yang tak kalah menakjubkan dari kisah fantasi mana pun.


















