5 Fakta Trevi Fountain, Air Mancur Paling Terkenal di Roma

- Pembangunan Trevi Fountain memakan waktu 30 tahun, dimulai pada 1732 oleh Nicola Salvi dan diselesaikan pada 1762 setelah kematian Salvi.
- Air Trevi Fountain berasal dari saluran air Romawi kuno bernama Acqua Vergine yang dibangun pada 19 SM oleh Marcus Agrippa.
- Nama "Trevi" berasal dari pertemuan tiga jalan utama di Roma, trivium dalam bahasa Latin yang berarti "titik temu tiga jalan".
Berada di jantung Kota Roma, Trevi Fountain menjadi salah satu landmark paling terkenal di dunia berkat keindahan arsitektur dan nilai sejarah yang dikandungnya. Air mancur ini bukan hanya sekadar objek wisata, tetapi juga simbol kejayaan Romawi serta bukti bagaimana seni, budaya, dan teknologi kuno dapat bertahan hingga sekarang.
Di balik popularitasnya, terdapat sejumlah fakta unik yang menjadikan Trevi Fountain lebih dari sekadar air mancur. Mulai dari sejarah pembangunannya hingga tradisi yang masih dilakukan sampai hari ini, semuanya memberi warna tersendiri bagi ikon kota tersebut. Untuk mengetahui lebih jauh tentang keunikannya, yuk simak 5 fakta unik tentang air mancur terkenal ini!
1. Dibangun lewat proses panjang 30 tahun

Pembangunan Trevi Fountain dimulai pada tahun 1732 setelah Nicola Salvi terpilih sebagai pemenang sayembara desain yang digelar Paus Clement XII. Air mancur lama yang sebelumnya ada dianggap tidak lagi memadai, sehingga Salvi diminta membuat rancangan baru bergaya Barok. Ia mulai membangun struktur megah dari travertine stone lokal, lengkap dengan pahatan Oceanus dan figur simbolis lainnya. Karena detailnya sangat rumit, proses pengerjaannya berjalan cukup lambat.
Sebelum proyek selesai, Salvi meninggal dan pekerjaannya dilanjutkan oleh beberapa pematung serta arsitek Giuseppe Pannini. Mereka mempertahankan rancangan Salvi hingga akhirnya Trevi Fountain selesai dibangun pada tahun 1762. Secara keseluruhan, proyek ini memakan waktu 30 tahun, menunjukkan betapa besar usaha yang dicurahkan untuk menciptakan landmark terkenal ini.
2. Airnya mengalir dari saluran air romawi kuno

Air Trevi Fountain berasal dari Acqua Vergine, dalam bahasa Latin dikenal sebagai Aqua Virgo, saluran air Romawi kuno yang dibangun pada 19 SM oleh Marcus Agrippa. Nama Acqua Vergine berarti “Air Perawan”, merujuk pada legenda seorang gadis muda yang menunjukkan lokasi mata air jernih kepada pasukan Agrippa. Sebagian jalurnya berada di bawah tanah, sehingga tetap terjaga selama ribuan tahun.
Meskipun sempat rusak pada abad ke-6, Acqua Vergine dipulihkan kembali dan terus mengalir hingga sekarang. Kualitas airnya yang rendah kalsium membuat saluran ini tidak mudah tersumbat, sehingga masih mampu memasok air ke Trevi Fountain hingga hari ini. Dengan panjang lebih dari 20 kilometer, saluran kuno ini menjadi salah satu contoh keberhasilan teknologi Romawi yang masih berfungsi di era modern.
3. Asal nama “Trevi” dari pertemuan tiga jalan

Nama “Trevi Fountain” paling sering dikaitkan dengan lokasinya yang berada di pertemuan tiga jalan utama di Roma. Banyak ahli sepakat bahwa kata “Trevi” berasal dari bahasa Latin trivium, yang berarti “titik temu tiga jalan”. Penjelasan ini dianggap sebagai asal-usul nama yang paling masuk akal karena sesuai dengan posisi geografis air mancur tersebut.
Selain penjelasan sejarah, ada juga sebuah cerita rakyat yang menambah daya tarik asal-usul nama ini. Legenda tersebut menyebut seorang gadis bernama Trivia yang menunjukkan lokasi mata air jernih kepada para pekerja Romawi. Mata air itu kemudian menjadi sumber bagi saluran Acqua Vergine, yang hingga kini masih mengalir ke Trevi Fountain. Meski hanya legenda, kisah ini tetap memberi warna tersendiri pada sejarah air mancur terkenal ini.
4. Tradisi lempar koin untuk keberuntungan

Tradisi melempar koin di Trevi Fountain sudah lama dipercaya membawa keberuntungan bagi siapa pun yang melakukannya. Menurut legenda, satu koin dipercaya akan membuatmu kembali ke Roma suatu hari nanti. Jika berharap menemukan cinta, maka diperlukan koin kedua, dan untuk yang ingin menikah bahagia, koin ketiga menjadi simbol harapannya. Setiap koin mewakili satu keinginan, sehingga jumlah yang dilemparkan bergantung pada apa yang ingin dicapai.
Cara melemparnya juga tidak sembarangan. Koin harus dilempar dengan tangan kanan melewati bahu kiri, dan jika ingin melempar lebih dari satu koin, semuanya harus dilakukan satu per satu. Ritual sederhana ini membuat tradisi Trevi Fountain tetap hidup dan menjadi pengalaman yang hampir selalu dilakukan wisatawan yang berkunjung ke Roma.
5. Koinnya disumbangkan untuk amal

Koin yang dilempar wisatawan ke Trevi Fountain tidak hanya menjadi bagian dari tradisi, tetapi juga memberikan dampak sosial yang nyata. Setiap harinya, sekitar 3.000 euro masuk ke dalam air mancur ini, dan jika dijumlahkan bisa mencapai lebih dari 1 juta euro per tahun. Jumlah tersebut kemudian dikumpulkan oleh petugas yang secara rutin menutup area air mancur untuk membersihkan lantainya.
Awalnya, semua koin disumbangkan kepada Caritas, lembaga amal Katolik yang membantu masyarakat kurang mampu. Namun dalam beberapa tahun terakhir, sebagian dana juga dialokasikan untuk merawat dan memperbaiki infrastruktur kota, terutama situs-situs bersejarah. Dengan begitu, setiap koin yang dilempar tidak hanya melambangkan sebuah harapan, tetapi juga turut berkontribusi menjaga Roma tetap terawat dan ramah bagi semua.
Trevi Fountain bukan hanya sekadar air mancur yang indah, tetapi juga menyimpan banyak cerita dan makna. Dari sejarahnya, aliran air kuno, hingga tradisi lempar koin yang juga untuk amal, semuanya mengingatkan kita bahwa keindahan bisa datang dari kombinasi seni, budaya, dan kepedulian terhadap sesama.


















