7 Fakta Kastil Himeji, Wujud Keajaiban Arsitektur Jepang yang Abadi

- Kastil Himeji awalnya dibangun sebagai benteng pada tahun 1333 oleh klan Akamatsu, dan mengalami beberapa perubahan pemilik selama periode feodal Jepang.
- Kastil Himeji dijuluki "Kastil Bangau Putih" karena dinding luarnya dilapisi plester putih murni nan cemerlang, serta memiliki arsitektur yang elegan.
- Kastil Himeji adalah kompleks benteng yang sangat luas dan canggih, terdiri dari lebih dari 80 struktur, dan telah lolos dari kerusakan signifikan selama Perang Dunia II.
Di antara lanskap Jepang yang didominasi oleh pegunungan, dengan puncak-puncak yang menakjubkan, serta hutan hijau yang subur dan perairan jernih, berdiri megah sebuah mahakarya arsitektur yang dikenal sebagai Kastil Himeji. Dengan dinding putihnya yang bersih dan atap yang menjulang anggun, kastil ini bukan sekadar bangunan biasa, melainkan simbol ketahanan, keindahan klasik, bersama kisah-kisahnya yang terukir di setiap sudut. Secara historis, Kastil Himeji adalah salah satu dari hanya 12 kastil asli di Jepang yang masih berdiri utuh sejak periode feodal, menjadikannya sebuah lorong waktu yang menyimpan catatan penting tentang sejarah, arsitektur, dan budaya Jepang.
Berikut adalah fakta-fakta penting yang perlu kamu ketahui tentang permata budaya Jepang ini!
1. Awalnya dibangun sebagai benteng

Dilansir Ancient Origins, sejarah awal Kastil Himeji dimulai pada tahun 1333, ketika Akamatsu Norimura, seorang prajurit samurai klan Akamatsu, membangun sebuah benteng di puncak Bukit Himeyama. Klan Akamatsu memerintah Provinsi Harima, yang merupakan bagian barat daya Prefektur Hyogo modern. Setelah awalnya mendukung Kaisar Go-Daigo, Norimura beralih kesetiaan dan mendukung Ashikaga Takauji ketika berperang melawan kaisar.
Keshogunan Ashikaga kemudian didirikan, dengan Norimura sebagai menterinya. Pada 1346, benteng Norimura dihancurkan, dan Kastil Himeji yang pertama dibangun oleh putranya, Sadanori, untuk melindungi klan dari penguasa saingan di tengah ketidakstabilan politik.
Meskipun Kastil Himeji relatif damai selama dua setengah abad, tetapi hal ini tidak selalu terjadi di seluruh negeri. Periode Sengoku yang dimulai tahun 1467 dianggap sebagai periode kekacauan dan perang yang terjadi hampir terus-menerus. Pada 1577, Provinsi Harima direbut oleh Oda Nobunaga, salah satu daimyo terkemuka. Nobunaga menyerahkan kastil itu kepada pengikutnya, Toyotomi Hideyoshi, yang kelak menjadi salah satu “Pemersatu Besar” Jepang.
2. Dijuluki kastil bangau putih

Kastil Himeji adalah kastil kuno yang megah di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang. Secara umum, gaya arsitektur Kastil Himeji dikenal sebagai gaya Hirayama-jiro, yaitu kastil yang dibangun di atas bukit yang dikelilingi oleh dataran. Meskipun fondasi benteng awalnya sudah ada sejak abad ke-14, tetapi bangunan yang kita lihat hari ini sebagian besar berasal dari abad ke-17.
Kastil Himeji juga dijuluki "Kastil Bangau Putih" atau dalam bahasa Jepang disebut Shirasagi-jo. Julukan ini diberikan karena dinding luarnya dilapisi plester putih murni nan cemerlang. Warna putih dan arsitekturnya yang elegan, terutama menara utamanya, membuat kastil ini terlihat seperti bangau putih yang anggun sedang melebarkan sayapnya, sehingga menjadikannya salah satu kastil paling indah dan ikonik di Jepang.
3. Kompleks benteng yang sangat luas dan canggih, dengan beberapa kali renovasi

Kastil Himeji adalah kompleks benteng yang sangat luas dan canggih, bukan sekadar satu bangunan, melainkan terdiri dari lebih dari 80 struktur, termasuk menara, gerbang, dan tiga lapisan parit. Fitur utamanya adalah sistem pertahanan seperti labirin, yaitu jalur menuju menara utama, yang sengaja dibuat berliku, berkelok-kelok, dan spiral untuk membingungkan dan memperlambat musuh. Inti dari kompleks ini adalah menara utama yang terdiri dari enam lantai yang ikonik sebagai pusat komando dan kekuasaan, yang terhubung dengan tiga menara kecil melalui koridor panjang.
Meskipun Kastil Himeji secara luar biasa selamat dari perang dan bencana, tetapi bangunan ini pernah mengalami beberapa renovasi besar-besaran untuk melestarikan struktur aslinya yang berharga. Dua periode utama renovasi adalah pada pertengahan abad ke-20, serta antara tahun 2009 hingga 2015. Fokus dari renovasi terbaru ini adalah mengembalikan kilau Kastil Bangau Putih dengan mengganti ubin atap dan mengecat ulang semua plester putih di bagian luar. Upaya pelestarian yang cermat ini pun memastikan Kastil Himeji tetap menjadi salah satu contoh arsitektur kastil feodal Jepang abad ke-17 yang paling otentik dan terpelihara hingga kini.
4. Diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

Kastil Himeji diakui secara global sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada Desember 1993. Pengakuan ini sangat istimewa karena Kastil Himeji adalah salah satu dari situs pertama di Jepang yang menerima status tersebut.
UNESCO memberikan penghargaan ini karena Kastil Himeji dianggap sebagai contoh terbaik yang masih bertahan dari arsitektur kastil feodal Jepang abad ke-17, lengkap dengan teknik konstruksi kayu yang canggih. Selain itu, kompleksnya yang besar dengan 83 bangunan menunjukkan bahwa kastil ini memiliki sistem pertahanan yang sangat maju dan perangkat perlindungan yang cerdik sejak awal periode Shogun. Keindahan, keanggunan, dan nilai sejarah yang tak ternilai dari kastil ini mengukuhkan posisinya sebagai warisan budaya yang luar biasa bagi dunia.
5. Lolos dari perang dunia

Kastil Himeji memiliki sejarah keberuntungan yang luar biasa. Dilansir Ancient Origins, selama Perang Dunia II, kastil ini hampir tidak mengalami kerusakan akibat pengeboman Sekutu, sebuah nasib yang tidak dialami banyak bangunan di Jepang.
Kerusakan signifikan yang pernah terjadi hanyalah kebakaran kecil pada tahun 1882 yang menghancurkan beberapa tempat tinggal di kompleks tersebut, yang kemudian dipugar. Meskipun bangunan militer di sekitarnya dihancurkan setelah perang, tetapi bangunan kastil asli dari abad ke-17 ini tetap berdiri utuh. Berkat nilai sejarah dan budayanya yang tinggi, Kastil Himeji telah lama diakui oleh pemerintah Jepang, pertama sebagai Situs Bersejarah pada tahun 1929 dan kemudian sebagai Harta Nasional, yang menjadikannya objek wisata populer dan situs budaya yang vital.
6. Terdapat legenda Ubagaishi

Legenda Ubagaishi, alias Batu Janda Tua adalah salah satu cerita rakyat yang terkenal yang terkait dengan pembangunan Kastil Himeji. Legenda ini merupakan kisah inspiratif yang menunjukkan semangat dan dukungan masyarakat terhadap proyek pembangunan kastil. Setelah mengambil alih Kastil Himeji, Toyotomi Hideyoshi melakukan modifikasi besar, termasuk membangun kastil tiga lantai, dan mengubah kastil menjadi benteng yang sesungguhnya.
Menurut legenda, Hideyoshi khawatir karena kekurangan batu untuk menyelesaikan kastil. Namun, seorang janda tua penjual kue beras yang mendengar masalahnya kemudian datang dan dengan tulus memberikan batu penggilingannya kepada Hideyoshi sebagai sumbangan, meskipun benda itu adalah satu-satunya sumber penghidupannya. Merasa tersentuh, Hideyoshi pun menggunakan batu itu. Kisah kemurahan hati tersebut lantas menginspirasi penduduk lain untuk ikut menyumbangkan batu, sehingga pembangunan kastil dapat diselesaikan.
7. Bahkan, ada kisah hantu Okiku

Selain Ubagaishi, menurut Ancient Origins, cerita rakyat lainnya yang berkaitan dengan Kastil Himeji adalah kisah hantu Okiku, yang berlatar pada abad ke-15 Masehi. Okiku diceritakan sebagai pelayan dari Aoyama, seorang pengikut yang merencanakan pengkhianatan terhadap tuannya.
Ketika Okiku mengetahui rencana jahat Aoyama, ia melaporkannya kepada kekasihnya, seorang pengikut setia, sehingga menggagalkan konspirasi tersebut. Untuk membalas dendam, Aoyama menuduh Okiku kehilangan salah satu dari sepuluh piring pusaka, menyiksanya hingga mati, dan membuang jenazahnya ke dalam sumur di kastil. Konon, sumur tersebut kini dihantui oleh roh Okiku, yang setiap malam terdengar menghitung piring di dalamnya.
Kastil Himeji adalah perwujudan keanggunan feodal Jepang yang abadi. Dengan sejarah yang kaya, keajaiban arsitektur, dan statusnya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, bangunan bersejarah ini benar-benar wajib dikunjungi. Selain mempelajari sejarah kuno, wisatawan yang berkunjung juga dapat menikmati aktivitas seru seperti hanami, yaitu menikmati bunga sakura di musim semi atau berburu lokasi foto terbaik.



















