5 Fakta White Nosed Coati, Mamalia yang Gemar Bersosialisasi!

Coati masuk dalam kelompok hewan procyonidae yang masih berkerabat dengan rakun. Mereka mempunyai beberapa spesies, salah satunya white nosed coati. Daya tarik dari mamalia ini memang terletak pada penampilannya yang terlihat tidak biasa.
Selain itu, mereka memiliki struktur sosial yang terbilang unik. Dikenal akan sifatnya yang suka gonta-ganti pasangan, berikut ini beberapa fakta menarik seputar white nosed coati dilansir dari laman Animalia dan Animaldiversity. Simak ulasannya!
1. Habitat asli white nosed coati

White nosed coati merupakan hewan endemik asal benua Amerika. Akan tetapi, populasi mereka hanya dapat ditemukan di beberapa negara di antaranya Meksiko, Kolombia, Kosta Rika, Amerika Serikat, dan Honduras. Sedangkan di Amerika Serikat, mamalia ini banyak tersebar di wilayah Arizona.
Dilansir laman Animalia, white nosed coati suka tinggal di dataran rendah yang memiliki iklim suhu tropis. Mereka termasuk ke dalam kelompok hewan ominivora. Untuk bertahan hidup, white nosed coati memburu tikus, serangga, katak, kadal, dan berbagai jenis buah-buahan.
2. Kebiasaan hidup di alam liar

White nosed coati memiliki sifat sosial tinggi. Mereka hidup dengan membentuk kelompok yang jumlahnya berkisar antara 3 hingga 20 individu. Sebagian besar anggotanya adalah betina beserta anak-anaknya.
Jika jantan telah dewasa maka mereka akan meninggalkan kelompoknya. White nosed coati dapat hidup dengan kelompok lain di dalam satu wilayah. Mereka berkomunikasi dengan cara mengeluarkan suara yang terdengar seperti dengusan dan jeritan.
3. Ciri khas fisik

White nosed coati termasuk mamalia berukuran sedang. Dilansir laman Animaldiversity, mereka mempunyai panjang tubuh di kisaran 80 hingga 130 sentimeter. Sedangkan berat tubuhnya bisa mencapai 5 kilogram.
Daya tarik white nosed coati dibandingkan spesies coati lainnya terletak pada hidungnya yang berwarna putih. Inilah yang membuat hewan ini sangat mudah diidentifikasi di alam liar. Selain itu, ukuran kaki depan lebih pendek ketimbang kaki belakang.
4. Sistem reproduksi

White nosed coati menerapkan sistem perkawinan poligini. Bahkan, sang jantan dapat kawin dengan semua betina yang ada di dalam kelompoknya. Musim kawin hewan ini terjadi mulai dari bulan Februari hingga Maret.
Sedangkan masa kehamilan betina berlangsung selama 77 hari dan mampu melahirkan sebanyak 7 anak. Setelah itu, anak-anak tersebut akan terus bersama sang induk untuk disusui hingga berusia 4 bulan. Mereka akan menjadi dewasa ketika menginjak usia 15 bulan.
5. Populasi yang masih terjaga

Badan Konservasi Alam Dunia belum memiliki data resmi seputar jumlah white nosed coati yang tersisa di alam liar. Namun, mereka belum dimasukan dalam daftar hewan dilindungi. Ini mengindikasikan bahwa populasi mereka masih stabil.
Ancaman terbesar white nosed coati adalah hilangnya habitat mereka. Di beberapa negara, hewan ini juga menjadi target buruan warga lokal untuk diambil kulitnya serta dikonsumsi dagingnya. Di habitat aslinya, white nosed coati mampu bertahan hidup hingga usia 14 tahun.
Keunikan white nosed coati memang terletak pada bentuk moncongnya yang panjang. Sistem reproduksi yang tergolong cepat membuat hewan ini dapat terhindar dari ancaman kepunahan.