5 Ikan Lokal yang Populasinya Menurun, Terancam oleh Ikan Invasif!

Dahulu, sungai-sungai di Indonesia ramai akan ikan lokal yang berenang dengan bebas. Mereka berenang dan hidup dengan tenang tanpa terganggu oleh spesies invasif atau ikan asing yang merugikan. Tapi, saat ini ketenangan tersebut mulai terusik. Di masa modern, sungai-sungai di Indonesia mulai dimasuki oleh ikan asing yang terus menggusur populasi ikan-ikan lokal.
Tentunya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik. Jika terus dibiarkan maka ikan lokal bisa punah dalam waktu dekat. Selain itu, masyarakat juga tidak terlalu peduli dengan populasi ikan lokal. Mereka juga tak tahu dan tidak paham dengan spesies ikan lokal asli Indonesia. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas beberapa jenis ikan lokal yang populasinya mulai menurun agar kamu bisa melestarikan eksistensi mereka.
1. Lele jawa

Dahulu, Clarias batrachus atau lele jawa bisa dengan mudah ditemukan di sungai, danau, rawa, bahkan selokan. Sayangnya, saat ini populasinya mulai menurun. Tak hanya karena kerusakan habitat, ikan ini juga mulai tergusur akibat kehadiran lele dumbo yang mulai merajalela. Karena hal tersebut, saat ini populasi lele jawa mulai terbatas di dataran tinggi dan daerah yang masih asri.
Dilansir Florida Museum, lele jawa merupakan ikan berukuran kecil dengan panjang sekitar 30 sampai 61 centimeter. Ia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, bahkan bisa hidup di daerah minim oksigen dan bisa berjalan di daratan. Tubuhnya kecil, ramping, dan ia memiliki warna abu-abu dan hitam yang tidak terlalu mencolok. Penyebaran lele jawa sendiri cukup luas karena mencakup Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Filipina, sampai India.
2. Ikan gabus

Penyebutan ikan gabus atau snakehead merujuk pada ikan berukuran kecil dari genus Channa. Di Indonesia, ikan ini tersebar luas di wilayah Sumatra, Kalimantan, hingga Jawa. Saat ini, terdapat dua spesies gabus yang paling terkenal di Indonesia, yaitu Channa striata (gabus) dan Channa micropeltes (ikan toman). Ikan ini bukanlah ikan yang aktif dan lebih sering berdiam diri di dasar sungai atau di sela-sela bebatuan. Makanannya sendiri mencakup ikan kecil, kodok, dan serangga, jelas Animalia.
Ikan gabus cukup populer di kalangan masyarakat, khususnya sebagai ikan hias dan ikan konsumsi. Alhasil, ia sering ditangkap, diburu, dan dipancing. Saat ini, penangkapan terhadap ikan gabus terus terjadi secara masif. Alhasil, populasinya mulai menurun secara drastis. Tak hanya perburuan dan penangkapan, kerusakan habitat dan kehadiran ikan invasif seperti nila, mujair, dan ikan sapu-sapu juga mengancam eksistensi ikan ini.
3. Ikan belida

Chitala borneensis dan Chitala lopis merupakan beberapa spesies ikan belida yang bisa dijumpai di perairan Nusantara. Keduanya merupakan ikan air tawar dan bisa ditemukan di sungai, danau, atau rawa. Soal ukuran, ikan belida mampu tumbuh hingga mencapai panjang 1 meter. Badannya tipis, memanjang, dan memiliki ekor yang tipis. Kepala dan matanya juga besar yang mana merupakan ciri khas ikan ini.
Data dari IUCN Red List menjelaskan kalau C. lopis sudah dinyatakan punah pada tahun 2019. Namun, pada tahun 2023 ikan ini berhasil ditemukan kembali di Pulau Jawa. Alhasil, statusnya berubah menjadi endangered atau terancam. Ia juga termasuk spesies yang dilindungi. Jadi, kamu tak boleh sembarangan menangkap, memburu, atau memperdagangkan ikan ini.
4. Ikan betok

Dilansir Fishes of Australia, Anabas testudineus atau ikan betok mampu tumbuh hingga sepanjang 23 centimeter. Badannya agak membulat, matanya besar, dan tubuhnya berwarna silver. Di Indonesia, ikan ini bisa dijumpai di perairan air tawar dan perairan air payau. Nah, dahulu ikan betok sangat terkenal, sering dipancing, dikonsumsi, dan diperdagangkan secara luas.
Sayangnya, saat ini pamor ikan betok sudah kalah dengan ikan-ikan invasif seperti lele dumbo, ikan bawal, ikan nila, dan ikan mujair. Karena hal tersebut, ikan betok sudah tidak diperhatikan dan populasinya mulai menurun. Untungnya, kamu masih bisa menemukan ikan ini di perairan yang agak jauh dari area pemukiman. Namun, populasinya tak akan sebanyak ikan yang lebih besar seperti ikan nila atau lele. Selain kehadiran ikan asing, kerusakan habitat juga memperparah kesejahteraan ikan betok.
5. Ikan baung

Ikan baung merupakan penyebutan bagi ikan yang berasal dari genus Hemibagrus. Jika melihat taksonominya, ikan baung masuk ke dalam ordo Siluriformes. Artinya, ia berkerabat dengan ikan lele, patin, dan sapu-sapu. Jadi, jangan heran jika ikan baung sangat mirip dengan ikan lele. Hanya saja, biasanya ikan baung memiliki ukuran yang lebih kecil dan bentuk tubuh yang mirip dengan ikan konvensional lain.
Laman iNaturalist menjelaskan kalau ikan baung memiliki banyak spesies, seperti Hemibagrus amemiyai, Hemibagrus baramensis, Hemibagrus bongan, dan Hemibagrus fortis. Sama seperti ikan lele, ikan baung juga kerap dijual, dimakan, dan dipancing. Namun saat ini ikan baung sudah tidak sepopuler dahulu. Pertama, populasinya mulai tergusur oleh ikan invasif dan ikan asing. Tak hanya itu, habitat ikan baung juga mulai rusak akibat perbuatan manusia.
Sebenarnya, dahulu ada banyak ikan lokal yang menghuni perairan Indonesia. Sayangnya, aktivitas manusia, kerusakan habitat, dan kehadiran ikan invasif mulai menggusur populasi mereka. Saat ini, manusia juga tidak terlalu memperhatikan populasi ikan-ikan lokal. Karena hal tersebut, banyak ikan lokal yang populasinya terus menurun. Nah, sebagai masyarakat Indonesia yang bijak, maka kita harus melestarikan dan menjaga eksistensi ikan-ikan lokal agar mereka tidak musnah dari muka bumi.