6 Fakta Rumput Ekor Kelinci, Kuat Bertahan di Area Kering

- Rumput Ekor Kelinci berasal dari kawasan pesisir Mediterania Barat dan telah menyebar ke berbagai belahan dunia.
- Lagurus ovatus tergolong tanaman tahunan berumur pendek yang tumbuh optimal di tanah berpasir dengan drainase baik.
- Rumput ini memiliki tampilan khas menyerupai "ekor kelinci" dan sering digunakan sebagai penutup tanah serta memiliki makna simbolis yang menarik.
Di tengah tren taman bergaya alami dan dekorasi kering, satu jenis tanaman hias berhasil mencuri perhatian banyak pecinta tanaman yaitu Rumput Ekor Kelinci. Dalam bahasa Inggris disebut Bunny Tail Grass, tanaman ini memiliki nama ilmiah Lagurus ovatus dan termasuk dalam famili Poaceae atau suku rumput-rumputan.
Bentuk bunganya yang menyerupai ekor kelinci kecil menjadikannya favorit untuk taman hias sebagai karangan bunga kering, hingga dekorasi interior modern. Menariknya, walau terlihat seperti tanaman modern, Lagurus ovatus sebenarnya telah tumbuh secara alami selama berabad-abad di kawasan Mediterania. Kombinasi bentuk unik, tekstur lembut, dan kemampuan tumbuhnya yang fleksibel membuat rumput ini semakin digemari. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang fakta menarik dari Rumput Ekor Kelinci ini!
1. Berasal dari kawasan pesisir Mediterania Barat

Dilansir lama Atlas Flowers, Rumput Ekor Kelinci berasal dari kawasan pesisir Mediterania Barat, terutama di wilayah Spanyol, Portugal, Prancis Selatan, dan Maroko. Menurut catatan botani, tanaman ini tumbuh secara alami di daerah beriklim kering dengan musim panas yang panjang dan panas.
Seiring perkembangan waktu dan perdagangan global, Lagurus ovatus menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Australia, Selandia Baru, Amerika Utara, dan Asia Timur. Ia dapat tumbuh baik di area padang rumput terbuka, bukit berpasir, tepi jalan, hingga pesisir pantai yang kering. Uniknya, di beberapa negara seperti Selandia Baru dan Afrika Selatan, tanaman ini kini dianggap sebagai spesies introduksi yang sudah beradaptasi dengan baik.
2. Tergolong tanaman tahunan berumur pendek

Dilansir laman Atlas Flowers, Lagurus ovatus tergolong tanaman tahunan berumur pendek (annual) yang dapat menyelesaikan siklus hidupnya dalam satu musim tanam. Dalam kondisi ideal, ia dapat tumbuh dengan cepat dari biji dan mencapai fase berbunga hanya dalam 60-90 hari.
Tipe pertumbuhannya berupa rumpun (bunch grass) yang tidak menyebar melalui rimpang, sehingga mudah dikendalikan dan cocok untuk taman hias. Tanaman ini tumbuh optimal di tanah berpasir dengan drainase baik, serta menyukai sinar matahari penuh.
Salah satu keunggulannya adalah toleransi terhadap kondisi kering dan miskin nutrisi, menjadikannya pilihan ideal untuk area taman dengan perawatan minim. Di negara-negara beriklim sedang, Lagurus ovatus biasanya ditanam pada awal musim semi dan dipanen bunganya di musim panas. Namun, di daerah tropis seperti Indonesia, pertumbuhannya bisa berlangsung sepanjang tahun asalkan tidak terlalu lembap.
3. Dapat tumbuh hingga setinggi 50 cm

Salah satu daya tarik utama Rumput Ekor Kelinci adalah tampilannya yang khas dan sangat “Instagramable”. Dilansir laman Bloom & Build, tanaman ini umumnya tumbuh setinggi 20–50 cm, dengan daun ramping berwarna hijau keabu-abuan yang tumbuh dari pangkal.
Namun, bintang utamanya adalah malai bunganya yang padat dan berbentuk lonjong, menyerupai ekor kelinci mungil. Bagian ini dilapisi bulu-bulu halus berwarna putih krem atau keemasan, memberikan kesan lembut dan ringan saat tertiup angin. Ketika tertanam dalam kelompok besar, rumput ini menciptakan efek visual seperti hamparan kapas yang menari. Tidak heran, banyak taman bergaya minimalis atau rustic menjadikan Lagurus ovatus sebagai tanaman aksen.
4. Memiliki tampilan khas menyerupai "ekor kelinci"

Dilansir laman Gardening Know How, bunga Lagurus ovatus sebenarnya merupakan kumpulan malai kecil yang tertutup bulu halus sehingga membentuk struktur menyerupai “ekor kelinci”. Ukurannya biasanya 3–7 cm panjangnya, dengan warna putih pucat yang perlahan berubah menjadi krem atau keemasan saat matang.
Musim berbunga terjadi pada akhir musim semi hingga musim panas, tergantung wilayah penanaman. Dalam proses penyerbukan, Lagurus ovatus mengandalkan angin (anemofili) untuk menyebarkan serbuknya. Setelah bunga matang, biji-bijinya yang kecil mudah terbawa angin atau menempel pada bulu hewan, memperluas jangkauan persebarannya.
5. Sering digunakan sebagai penutup tanah

Dilansir laman Atlas Flowers, Rumput Ekor Kelinci memiliki beragam kegunaan yang membuatnya sangat populer, terutama dalam bidang dekoratif. Dalam desain taman, ia sering digunakan sebagai border plant atau penutup tanah yang memperindah lanskap dengan tekstur lembutnya.
Dalam dunia dekorasi interior, bunga kering Lagurus ovatus menjadi elemen penting dalam karangan bunga kering, buket pernikahan, dan dekorasi rustic. Selain keindahannya, tanaman ini juga berperan ekologis untuk menjadi habitat kecil bagi serangga penyerbuk dan sumber pakan burung kecil yang memakan bijinya.
Di beberapa negara, bunga keringnya bahkan dijadikan suvenir wisata karena bentuknya yang unik dan tahan lama. Para florist menyukai bunga ini karena dapat dipadukan dengan bunga segar maupun kering lain tanpa kehilangan pesonanya.
6. Dijadikan sebagai simbol kemurnian

Selain keindahan fisik, Rumput Ekor Kelinci juga memiliki makna simbolis yang menarik. Di beberapa budaya Eropa, malai berbulu halusnya dianggap melambangkan kelembutan, kesucian, dan ketenangan. Dilansir laman Epic Gardening, dalam dunia florist, ia sering dimasukkan dalam buket pernikahan sebagai simbol kemurnian dan cinta yang tulus.
Beberapa orang percaya bahwa menaruh bunga kering Lagurus ovatus di rumah dapat membawa ketenangan dan energi positif. Dalam konteks modern, tanaman ini juga melambangkan gaya hidup alami dan kembali ke alam (back to nature), sejalan dengan tren dekorasi sustainable. Simbolisme ini menunjukkan bagaimana tanaman sederhana dapat memiliki makna yang dalam dalam kehidupan manusia dimana tidak hanya cantik, Lagurus ovatus juga membawa nilai emosional dan estetika yang kuat.
Di beberapa wilayah seperti Australia Barat, Selandia Baru, dan California, Lagurus ovatus tercatat sebagai tanaman invasif lokal yang mengancam ekosistem alami. Pertumbuhannya yang cepat dapat menutupi lahan terbuka dan bersaing dengan vegetasi asli untuk mendapatkan air dan nutrisi. Jika tidak dikendalikan, ia dapat mengubah struktur komunitas tanaman dan mengganggu habitat hewan lokal. Oleh karena itu, beberapa negara menerapkan pengawasan terhadap penanamannya, terutama di area dekat cagar alam atau padang rumput asli.



















