Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Predator yang Menghuni Pegunungan Himalaya, Sangat Adaptif!

macan tutul salju yang sedang menjelajahi tebing es (commons.wikimedia.org/Irbis1983)

Sudah jadi rahasia umum kalau Pegunungan Himalaya merupakan salah satu tempat paling ekstrem yang ada di Bumi. Di sini, kita bisa menemukan jajaran gunung-gunung tinggi yang dimulai dari Dataran Tinggi Tibet hingga India. Dilansir Britannica, total terdapat 110 puncak gunung yang memiliki ketinggian 7.300 mdpl di sepanjang Pegunungan Himalaya. Tentunya, di sana ada pula Gunung Everest yang jadi puncak tertinggi di Bumi.

Beberapa ciri khas dari habitat yang ada di Pegunungan Himalaya adalah suhu udara yang sangat dingin, tanah berbatu, hingga tebing-tebing curam. Maka dari itu, makhluk hidup manapun yang coba menjadikan tempat ini sebagai rumah perlu menyesuaikan diri supaya bisa bertahan dengan baik. Hal tersebut juga berlaku bagi berbagai spesies predator yang menghuni Pegunungan Himalaya.

Suhu dingin, tebing curam, hingga tanah yang menyulitkan diri untuk beraktivitas sudah bukan jadi halangan bagi mereka, terutama ketika harus berburu. Nah, kali ini, kita akan mencari tahu beberapa predator puncak yang menjadikan Pegunungan Himalaya sebagai rumah mereka. Kalau penasaran, langsung gulir layarmu ke bawah, ya!

1. Serigala himalaya

potret serigala himalaya yang dipelihara di Padmaja Naidu Himalayan Zoological Park (commons.wikimedia.org/Abhishek.ghosh1984)

Di sekitar Pegunungan Himalaya, sebenarnya kita bisa menemukan hingga dua spesies serigala yang berbeda. Keduanya adalah serigala himalaya atau sering juga disebut serigala tibet (Canis lupus chanco) dan serigala india (Canis lupus pallipes). Sebenarnya, serigala-serigala tersebut merupakan subspesies dari serigala yang sama, yakni serigala abu-abu (Canis lupus). Namun, dari kedua spesies serigala tersebut, serigala himalaya lebih banyak ditemukan di Pegunungan Himalaya ketimbang serigala india.

Dilansir Animalia, serigala himalaya berukuran lebih besar dari serigala india dengan panjang sekitar 110 cm, tinggi 76 cm, dan bobot 35 kg. Selain itu, serigala ini bergerak dalam kelompok yang cenderung kecil ketimbang spesies serigala lain, yakni sekitar 6—8 individu saja. Bulu dari serigala himalaya cukup tebal dengan perpaduan warna cokelat di punggung dan ekor serta kuning keputihan di perut, kaki, dan wajah mereka.

Serigala himalaya bisa mengonsumsi hewan apa saja yang melintas di sekitar mereka. Berbagai jenis pengerat dan mamalia kecil sebenarnya jadi jenis makanan utama mereka. Akan tetapi, kelompok serigala ini juga bisa memburu hewan berukuran besar jika beberapa syarat terpenuhi. Yang jelas, serigala ini termasuk spesies yang oportunistis sehingga lebih menyukai memburu hewan yang mudah ditangkap.

2. Elang emas himalaya

potret elang emas himalaya yang sedang terbang (commons.wikimedia.org/Giles Laurent)

Kalau sulit menjelajahi Pegunungan Himalaya dari tanah, maka lakukan dari udara. Ya, ungkapan itu cukup menggambarkan status elang emas himalaya (Aquila chrysaetos daphanea) yang hidup di sekitar Pegunungan Himalaya. Sesuai dengan namanya, mereka merupakan subspesies dari elang emas (Aquila chrysaetos) yang punya peta persebaran sangat luas itu. 

Ukuran burung elang ini terbilang besar. Laman Greenverz melansir bahwa rentang sayap elang emas himalaya bisa mencapai 2 meter dengan bobot sekitar 7 kg. Bulu mereka cenderung berwarna cokelat tua pada bagian punggung dan cokelat muda pada bagian dada. Oh iya, biasanya ukuran betina lebih besar ketimbang jantan.

Mereka merupakan spesies burung predator puncak yang bisa ditemukan di Pegunungan Himalaya. Berbagai jenis mamalia kecil, burung, reptil, bangkai, hingga hewan ternak tak luput dari sasaran elang emas himalaya. Ciri khas predator langit ini adalah terjangan cepat dari udara yang tak jarang bisa menyentuh kecepatan 200 km per jam! 

3. Lynx eurasia

Lynx eurasia yang tinggal di kawasan dingin biasanya memiliki warna bulu abu-abu. (commons.wikimedia.org/Wilfredo Rafael Rodriguez Hernandez)

Lynx eurasia (Lynx lynx) merupakan spesies lynx terbesar di dunia sekaligus kucing liar dengan peta persebaran paling luas. Bayangkan saja, mereka bisa ditemukan mulai dari Eropa Tengah, Eropa Utara, sepanjang Rusia, Eropa Timur, Asia, dan tentunya Pegunungan Himalaya. Berkat luasnya peta persebaran mereka, maka warna bulu lynx eurasia juga jadi bervariasi. 

Biasanya, lynx eurasia yang ditemukan di kawasan Pegunungan Himalaya memiliki bulu tebal berwarna abu-abu cerah dengan pola totol-totol di sepanjang tubuh. Animal Diversity melansir kalau panjang kucing liar berekor pendek ini berkisar 70—130 cm dengan bobot 18—36 kg. Mereka merupakan hewan soliter sehingga akan selalu terlihat beraktivitas sendiri diluar musim kawin dan merawat anak.

Lynx eurasia sebenarnya memiliki makanan favorit, yakni kelinci liar. Namun, mereka juga mengonsumsi berbagai jenis rusa dengan ukuran kecil, rubah merah, dan pengerat kecil. Kucing ini akan memanfaatkan kemampuan kamuflase dan mengendap-endap ke dekat mangsa sebelum akhirnya menerjang dengan cepat. Dalam sehari, lynx eurasia diketahui bisa mengonsumsi sekitar 1—2 kg daging, lho.

4. Macan tutul salju

potret macan tutul salju yang dipelihara di Kebun Binatang Zurich, Swiss (commons.wikimedia.org/Winkelbohrer)

Berbicara soal predator di Pegunungan Himalaya rasanya tak lengkap kalau tak membahas soal macan tutul salju (Panthera uncia). Ya, kucing besar yang satu ini memang sangat identik dengan habitat di atas gunung berbatu, lereng curam, dan salju yang menutupi dataran. Ciri khas macan tutul salju jelas terletak pada bulu mereka yang sangat tebal yang diketahui bisa sepanjang 10 cm per helai!

Dilansir Britannica, macan tutul salju memiliki panjang sekitar 75—150 cm, ekor yang bisa mencapai 90 cm, dan bobot antara 23—41 kg. Bulu tebal mereka cenderung berwarna abu-abu pucat dengan sejumlah totol hitam di sekujur tubuh. Meskipun secara fisik mirip seperti macan tutul, sebenarnya macan tutul salju itu lebih berkerabat dekat dengan harimau, lho.

Berkat ciri fisik mereka, macan tutul salju bisa mengendap-endap ketika akan berburu. Mereka juga diketahui punya catatan lompatan yang impresif, yakni hingga 9 meter dalam satu lompatan! Sebagai predator puncak, macan tutul salju punya begitu banyak jenis mangsa di sekitar mereka. Mulai dari pengerat, mamalia kecil, domba liar, ibex, sampai hewan ternak manusia.

5. Beruang cokelat himalaya

potret beruang cokelat himalaya yang dipelihara di Kebun Binatang Hluboka (commons.wikimedia.org/Zoo Hluboka)

Beruang cokelat himalaya (Ursus arctos isabellinus) merupakan subspesies dari beruang cokelat (Ursus arctos) yang hidup secara eksklusif di Pegunungan Himalaya. Mereka merupakan predator terbesar dalam daftar ini. Peta persebaran beruang ini terpusat di kawasan Himalaya utara dan tengah.

Dilansir Bear Conservation, panjang beruang cokelat himalaya sekitar 137—230 cm dengan bobot hingga 400 kg. Warna bulu mereka didominasi cokelat kemerahan yang cukup tebal. Menariknya, beruang yang satu ini sebenarnya lebih tergolong sebagai hewan omnivor ketimbang karnivor sejati, lho.

Beruang cokelat himalaya dapat mengonsumsi buah beri, rumput, akar, hingga umbi-umbian yang ada di sekitar mereka. Selain itu, beruang ini juga akan berburu hewan-hewan kecil, semisal pengerat, kelinci liar, domba liar, dan hewan ternak manusia. Sayangnya, saat ini beruang himalaya masuk dalam daftar hewan terancam punah karena maraknya perburuan demi anggota tubuh mereka atau konflik dengan manusia.

Kelima predator Pegunungan Himalaya di atas tentu punya spesialisasi sendiri agar memudahkan mereka untuk bertahan hidup sekaligus berburu. Masalahnya, sebagian besar hewan dalam daftar ini sudah masuk dalam daftar terancam punah yang disebabkan oleh aktivitas manusia di sekitar mereka, termasuk perburuan liar besar-besaran. Semoga saja predator-predator itu dapat bertahan supaya ekosistem di Pegunungan Himalaya dapat tetap terjaga dengan baik, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anjar Triananda Ramadhani
EditorAnjar Triananda Ramadhani
Follow Us