5 Tempat Bersejarah di Amerika Selatan, Ada Tengkorak Bekas Operasi

Amerika Selatan adalah benua terbesar keempat di dunia. Benua ini memang eksis di dunia setelah penjajah Eropa membentuknya. Walaupun kesannya seperti itu, ternyata Amerika Selatan menyimpan banyak situs sejarah mengandung kejayaan masa lalu, bahkan sebelum era kolonial Eropa di dunia baru, lho.
Melalui artikel ini akan menyajikan sederet situs atau tempat bersejarah di Amerika Selatan. Mari lacak kejayaan orang-orang di masa lalu dengan menyimak ini ya.
1. Machu Picchu, Peru

Dilansir History, situs Machu Picchu pertama kali ditemukan pada 1911 oleh para arkeolog yakni Hiram Bingham dan timnya. Para petani setempat memberitahu kepada para arkeolog akses menuju beberapa reruntuhan.
Mereka menyebut gunung itu sebagai Machu Picchu. Situs Machu Picchu terdiri dari dinding, teras, tangga, bangunan batu, ladang bertingkat dan memiliki sistem irigasi yang canggih.
Live science menjelaskan, Machu Picchu adalah situs Inca pada abad ke-15 pra kolonial Eropa terletak di punggung bukit antara pegunungan Huayna Picchu dan Machu Picchu di Peru. Ketinggiannya mencapai 7.970 kaki di atas permukaan laut di lereng timur Andes.
Machu Picchu memiliki kuil matahari adalah sebuah altar untuk kegiatan spiritual masyarakat Inca. Terdapat juga sawah bertingkat terletak di pinggir lokasi digunakan untuk bercocok tanam kemungkinan besar jagung dan kentang.
Machu Picchu diyakini dibangun oleh Pachacuti Inca Yupanqui, penguasa kesembilan suku Inca pada pertengahan abad 15.
2. Chan chan, Peru

Chan chan adalah ibu kota kerajaan Chimu yang mencapai kejayaannya pada abad 15, walaupun akhirnya ditaklukan oleh kerajaan Inca. Chan chan terletak di lembah sungai Moche atau Santa Catalina. Sisa-sisa kota ini termasuk sisa-sisa sistem industri, pertanian dan pengelolaan air yang menopangnya.
Terdapat 32 bangunan seperti semi monumental dan 4 sektor produksi untuk kegiatan seperti menenun kayu dan pengerjaan logam. Kawasan pertanian juga ditemukan dengan sistem irigasi lebih jauh ke utara, timur dan barat kota, jelas UNESCO.
Smithsonian magazine melansir, Chan chan adalah pusat kekuasaan Chimu yang membentang 600 mil dari selatan Ekuador hingga ke Peru tengah. Pada masa kejayaan, terdapat 60.000 orang yang tinggal di Chan chan. Profesinya beragam seperti pelayan raja, pengrajin dan pendeta.
Sayangnya, Chan chan didirikan di atas gurun pantai paling suram di dunia. Meskipun mempunyai kecanggihan mulai dari sistem irigasi dan sumur yang canggih. Saat kekeringan, pergerakan kerak bumi yang aktif menyebabkan permukaan air bawah tanah turun.
3. Kuelap, Peru

Ancient-origins melaporkan, Kuelap adalah salah satu monumen batu kuno terbesar di Amerika terletak 10.000 kaki di atas permukaan laut di lereng Andes. Kuelap adalah menjadi rumah bagi prajurit awan.
Kuelap dibangun sekitar abad 6 M. Pada masa jayanya, Kuelap mempunyai populasi hingga 3.000 jiwa dengan berbagai profesi seperti pedagang, dukun dan petani.
Situs ini berukuran 65.000 meter yang mempunyai banyak fungsi seperti kepentingan militer, sipil, keagamaan atau rumah tangga. Penemuan baru ini menunjukkan adanya 400 bangunan bundar serta operasi tulang dibuktikan dengan adanya lubang yang dibor pada tulang kaki dua kerangka laki-laki.
Adapun alasan dinamakan prajurit awan karena baik orang Chachapoya dan Inca meyakini bahwa ingin sedekat mungkin dengan langit demi tujuan spiritual dan keagamaan. Ada juga mumi ditempatkan di bawah batu yang bisa mengeluarkan mumi itu untuk kepentingan upacara.
4. Tiwanaku, Bolivia

Tiwanaku adalah kota kuno terletak di dekat danau Titicia mencapai 13.000 kaki di atas permukaan laut yang dikelilingi sebagian besar pegunungan dan perbukitan. Kota ini mencapai kejayaannya sekitar tahun 500 M dan 1000 M mencakup seluas 2 mil persegi di Bolivia
Young Sanchez dalam bukunya menyatakan bahwa orang-orang mulai menetap secara permanen di kawasan danau sekitar 4.000 tahun lalu. Dia menyatakan bahwa petani belajar menanam tanaman kuat dan tahan beku seperti umbi-umbian dan kinoa disiram dengan curah hujan yang dialirkan dari lereng gunung.
Peneliti Field Museum, Patrick Ryan Wiliams dalam artikel jurnalnya mengungkapkan bahwa masyarakat Tiwanaku memadati perkotaan yang dibatasi oleh kompleks batako sangat besar, dikutip Live science.
Situs ini juga memiliki kuil tenggelam yang memiliki jejak masa lalu. Setelah menuruni tangga, di dinding kuil tergambar makhluk seperti dewa dengan wajah tanpa ekspresi serta berhias kepala rumit. Di gambar lainnya tampak tengkorak memiliki kulit kering dan rongga mata cekung.
Situs lain yang dikelilingi parit terdapat di Akapana disebut Bauer dan Stanish dengan tinggi lebih dari 54 kaki dan memiliki enam teras batu. Sejauh ini, Akapana merupakan konstruksi terbesar di Tiwanaku.
5. Taman Nasional Serra da Capivara, Brasil

Dilansir Lacgeo, Taman Nasional Serra da Capivara didirikan pada 1979 yang terletak di wilayah Timur Laut Brasil mencakup seluas 1.291,4 km persegi. Dibangun bertujuan untuk melindungi artefak dan lukisan prasejarah tercatat sudah ada sejak 30.000-50.000 tahun lalu.
UNESCO melaporkan, kumpulan situs arkeologi mengantongi bukti penanggalan. Diperkirakan keberadaan manusia dihuni oleh para pemburu, pengumpul dan petani keramik sekitar 50.000 tahun lalu. Lebih dari 300 situs arkeologi yang ditemukan di antaranya lukisan batu berasal dari 11.000 tahun lalu, arang dan pecahan batu.
Seni cadas Perdra Furada menggambarkan penggunaan pelempar tombak dan perangkap untuk berburu. Para arkeolog menemukan adanya berbagai bebatuan seperti batu api, kuarsit, kalsedon dan kuarsa. Seni cadas Perdra Furada disinyalir berasal dari 10.000 tahun lalu.
Ternyata dengan mengeksplor lebih dalam terdapat banyak kekayaan sejarah masa lalu yang terkuak membuktikan bahwa penduduk asli Amerika tidak selalu bersifat primitif.