Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Gharial, Buaya Pemakan Ikan Asli India 

Gharial (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Gharial merupakan spesies buaya yang memiliki ukuran besar dengan moncong yang panjang dan menyempit. Hewan dengan nama ilmiah Gavialis gangeticus ini banyak ditemukan di bagian utara India. Mereka hidup di sungai air tawar yang jernih dengan aliran arus cepat.

Gharial remaja lebih memilih hidup di sungai dengan aliran yang lebih tenang. Hewan ini hanya pergi ke darat untuk berjemur dan bertelur. Kita simak fakta lainnya mengenai buaya yang satu ini yuk!

1. Jantan memiliki 'ghara'

Gharial (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Gharial memiliki tubuh berwarna hijau zaitun. Gharial yang lebih dewasa warna tubuhnya akan lebih gelap dibandingkan dengan gharial muda. Bagian punggungnya akan berubah warna menjadi hampir hitam saat berusia 20 tahun, tetapi perutnya tetap berwarna putih kekuningan.

Gharial jantan dewasa memiliki struktur membulat di bagian ujung moncong mereka yang disebut dengan ‘ghara’. Ghara ini memiliki beberapa fungsi, seperti untuk menciptakan suara yang keras dan berdengung, serta menjadi sinyal visual untuk membantu jantan menarik pasangan.

2. Pemakan ikan

Gharial (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Gharial dewasa makanan utamanya berupa ikan. Makanan gharial yang masih berusia muda biasanya juga berupa ikan, tetapi mereka juga akan memakan serangga, krustasea, serta katak. Moncong gharial yang panjang, gigi tajam dan saling bertautan dapat membantu mereka dalam menangkap mangsa di dalam air dengan cepat.

3. Buaya akuatik

Gharial (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Gharial merupakan jenis buaya akuatik yang hanya meninggalkan air untuk berjemur dan bertelur di pasir. Mereka aktif di siang hari dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berjemur di bawah sinar matahari, terutama ketika musim dingin. 

Ketika berjemur, gharial akan menganga atau membuka mulutnya untuk menghilangkan panas berlebih. Biasanya gharial akan menganga beberapa kali selama 10–20 menit. Gharial akan berkumpul dalam kelompok ketika berjemur dan bertelur, tetapi kegiatan lainnya akan mereka lakukan secara soliter atau menyendiri. Ketika cuaca sedang sangat panas, gharial biasanya akan menenggelamkan seluruh tubuh mereka di air, dan hanya menyisakan kepala mereka di permukaan.

4. Berkomunikasi dengan getaran

Gharial (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Gharial memiliki organ indera integumen. Organ ini berupa lubang kecil yang terletak pada kulit mereka. Lubang ini mampu menangkap getaran atau perubahan tekanan air, yang membantu gharial dalam pencarian mangsa. Hewan ini juga mampu menangkap suara frekuensi rendah. Gharial berkomunikasi satu dengan lainnya melalui getaran di dalam air dan suara dengungan yang dibuat oleh individu jantan.

5. Sistem perkawinan poligami

Gharial (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Gharial memiliki sistem perkawinan poligami, yaitu satu jantan dapat kawin dengan beberapa individu betina. Selama proses pendekatan, individu jantan akan menggunakan bagian ghara untuk menghasilkan suara dengungan yang keras untuk menarik calon pasangan. Mereka juga akan menarik perhatian dengan mendesis dan memukulkan bagian rahangnya ke perairan. 

Ketika betina merasa cocok dengan jantan tersebut, mereka akan saling menggesekkan moncong mereka, kemudian individu jantan akan mengikuti betina ke sekitar wilayah teritorialnya. Setelahnya, akan terjadi perkawinan antara gharial jantan dan betina tersebut. Biasanya musim kawin terjadi pada bulan November hingga Februari.

6. Menghasilkan 28–60 butir telur

Gharial (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Setelah terjadi perkawinan, gharial betina akan menggali pasir untuk meletakkan 28–60 butir telur di dalamnya. Inkubasi telur akan berlangsung selama 60–80 hari. Selama masa inkubasi berlangsung, induk betina akan sangat teritorial dan selalu berada di dekat sarang mereka. Namun, mereka tetap akan menoleransi betina lain yang akan bersarang di wilayah yang sama. 

Anak gharial akan bersuara ketika mereka sudah menetas untuk memberi tahu induknya agar menggali lubang pasir dan membawanya keluar dari sarang. Anak gharial akan tetap bersama induknya selama beberapa minggu bahkan beberapa bulan. Setelahnya anak buaya sudah dapat hidup mandiri.

Berdasarkan data IUCN, gharial masuk ke dalam kategori critically endangered atau sangat terancam punah. Bahkan saat ini jumlah populasinya terus menurun. Hal ini akibat hilangnya habitat, degradasi lahan, dan meningkatnya jumlah manusia. Selain itu, telur gharial juga banyak diburu untuk digunakan sebagai pengobatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us