6 Fakta Menarik Poison Ivy, Racunnya Bisa Sebabkan Iritasi Kulit Parah

- Poison ivy tampak seperti tanaman biasa, tapi mengandung racun berbahaya yang bisa menyebabkan iritasi kulit parah.
- Reaksi gatalnya berasal dari respon sistem imun kita sendiri dan racunnya bisa menempel di pakaian serta bertahan lama di permukaannya.
- Racunnya bisa lebih berbahaya apabila tanamannya dibakar dan berbahaya bagi manusia, tapi bermanfaat bagi hewan di alam. Cara menangani iritasi akibat poison ivy juga perlu diketahui.
Kamu mungkin pernah dengar nama poison ivy, tanaman yang sering disebut-sebut dalam film atau serial Barat. Walau namanya terdengar keren, jangan sampai tertipu ya, tanaman ini beracun dan bisa bikin kulitmu iritasi parah hanya karena tersentuh sedikit saja!
Poison ivy (Toxicodendron radicans) sering dijuluki sebagai tanaman berbahaya yang tampak polos, karena penampilannya yang mirip tanaman liar biasa. Di balik daunnya yang hijau mengilap, ada zat kimia kuat yang bisa bikin kulit gatal, merah, bahkan melepuh. Penasaran nggak sih dengan tanaman yang satu ini? Yuk, simak enam fakta menarik poison ivy di artikel berikut ini!
1. Tampilannya seperti tanaman hijau biasa, tapi ternyata mengandung racun berbahaya

Kalau dilihat sekilas, poison ivy tampak seperti tanaman biasa yang tak berbahaya. Tanaman yang tumbuh secara alami di Amerika dan Kanada ini bisa tumbuh sebagai tanaman merambat atau semak kecil dengan tiga helai daun khas di setiap tangkainya. Daunnya berwarna hijau mengilap saat masih muda, lalu perlahan berubah menjadi kemerahan di musim gugur. Penampilannya memang tampak seperti tanaman tak berbahaya, tapi hati-hati, jangan coba disentuh!
Dilansir North Carolina Extension Gardener, seluruh bagian tanaman ini, mulai dari daun, batang, hingga akar mengandung urushiol, yaitu zat kimia berminyak yang menjadi penyebab utama iritasi kulit. Bahkan Cleveland Clinic menerangkan bahwa setetes kecil urushiol saja dapat memicu reaksi pada 90% orang yang menyentuhnya.
Kulit yang terpapar urushiol akan mengalami gejala gatal, kemerahan, bengkak, hingga muncul ruam berisi cairan. Lebih parahnya lagi, urushiol bisa menempel pada pakaian, alat, atau bulu hewan peliharaan dan tetap aktif selama berbulan-bulan. Jadi, meskipun terlihat tidak mencurigakan, poison ivy adalah contoh nyata bahwa penampilan kadang bisa menipu.
2. Reaksinya gatalnya berasal dari respon sistem imun kita sendiri!

Menariknya, rasa gatal dan iritasi akibat poison ivy bukan disebabkan oleh racun yang masuk ke dalam kulit kita, tapi oleh reaksi sistem imun tubuh kita sendiri. Dilansir HowStuffWorks, saat urushiol menyentuh kulit, zat ini menempel pada protein di lapisan kulit dan membuat tubuh ‘mengira’ ada zat asing berbahaya yang masuk.
Sebagai bentuk pertahanan, tubuh melepaskan berbagai sel imun dan senyawa peradangan, yang justru menyerang jaringan kulit sendiri. Akibatnya, timbullah reaksi alergi seperti ruam merah, gatal hebat, dan rasa panas terbakar. Reaksi alergi akan muncul 12–48 jam setelah kontak dengan tanaman. Reaksi alergi ini disebut hipersensitivitas tertunda (delayed hypersensitivity). Tubuh kita sedang berperang melawan zat yang sebenarnya tidak mematikan, tapi direspons berlebihan oleh sistem kekebalan tubuh.
3. Racunnya bisa menempel di pakaian dan bertahan lama di permukaannya

Salah satu hal paling menipu dari poison ivy adalah bahwa kamu bisa terkena reaksi alerginya tanpa menyentuh tanamannya secara langsung. Hal ini karena urushiol, zat kimia berminyak penyebab iritasi, sangat stabil dan bisa bertahan lama di berbagai permukaan. Misalnya, kamu menyentuh batang poison ivy lalu tanpa sadar menyentuh baju, sepatu, atau tas maka zat urushiol akan menempel di sana. Lalu, ketika temanmu menyentuh benda itu beberapa hari kemudian, dia bisa ikut terkena reaksi alergi meskipun tidak pernah bersentuhan langsung dengan tanamannya.
Hal yang sama bisa terjadi pada hewan peliharaan. Jika hewan peliharaanmu bermain di area berumput dan menyenggol poison ivy, urushiol bisa menempel di bulunya. Saat kamu mengelusnya, racun itu bisa berpindah ke kulitmu. Oleh karena itu, setelah selesai beraktivitas di alam, terutama di daerah beriklim sedang seperti Amerika Utara atau Kanada, penting untuk mencuci tangan, pakaian, dan sepatu dengan sabun serta air mengalir untuk mencegah penyebaran racunnya.
4. Racunnya bisa lebih berbahaya apabila tanamannya dibakar!

Kalau sebelumnya kamu sudah tahu bahwa urushiol bisa menempel di benda dan hewan, ternyata zat ini juga bisa menyebar lewat udara, lho! Inilah yang membuat poison ivy semakin berbahaya. Dilansir Cleveland Clinic, ketika poison ivy dibakar, urushiol ikut menguap bersama asap dan membentuk partikel halus yang melayang di udara. Jika asap ini terhirup, zat tersebut dapat memicu reaksi alergi di saluran pernapasan .Gejalanya yang ditimbulkan dari asap ini bisa berupa batuk, sesak napas, iritasi tenggorokan, hingga pembengkakan pada jalan napas. Dalam kasus yang parah, reaksi ini bisa berakibat fatal dan memerlukan penanganan medis segera.
Itulah sebabnya, orang yang tinggal di wilayah dengan banyak poison ivy dilarang membakar tanaman liar tanpa memastikan jenisnya terlebih dahulu. Asap dari poison ivy justru bisa lebih berbahaya daripada sekadar menyentuh daunnya, karena efeknya bisa langsung menyerang sistem pernapasan. Jadi, kalau kamu melihat semak liar dan ingin membersihkannya dengan cara dibakar, pastikan dulu itu bukan poison ivy! Sedikit ceroboh saja, asapnya bisa berubah jadi ancaman serius bagi tubuhmu.
5. Berbahaya bagi manusia, tapi bermanfaat bagi hewan di alam

Meski terkenal karena bisa bikin manusia gatal-gatal dan iritasi, ternyata efek ‘racun’ poison ivy hanya berlaku pada manusia dan beberapa mamalia tertentu saja, lho! Di alam liar, banyak hewan justru memanfaatkan tanaman ini sebagai sumber makanan maupun tempat berlindung. Burung, rusa, reptil, hingga amfibi bisa memakan daun dan buah poison ivy tanpa efek berbahaya sama sekali. Buahnya yang kecil dan berwarna putih bahkan menjadi makanan favorit burung penyanyi dan burung pelatuk, sementara semaknya yang rimbun sering dipakai reptil dan amfibi sebagai tempat berlindung di area lembap.
Kenapa begitu? Karena zat urushiol, penyebab utama iritasi pada manusia, tidak berpengaruh pada kulit dan sistem tubuh hewan. Kulit mereka umumnya lebih tebal, bersisik, atau tertutup bulu, sehingga urushiol sulit menembusnya. Selain itu, sistem kekebalan dan pencernaan hewan tidak menganggap urushiol sebagai ancaman, sehingga mereka bisa mencernanya tanpa masalah.
6. Cara menangani iritasi akibat poison ivy

Kalau kamu tanpa sengaja menyentuh poison ivy, jangan panik dulu! Ada beberapa langkah pertolongan pertama yang bisa kamu lakukan agar iritasi tidak semakin parah. Dilansir laman American Academy of Dermatology, segera cuci bagian kulit yang terkena dengan sabun dan air dingin sesegera mungkin. Langkah ini membantu menghilangkan sisa minyak urushiol sebelum terserap lebih dalam atau menyebar ke bagian tubuh lain.
Jangan lupa juga untuk mencuci pakaian yang digunakan saat kontak dengan tanaman, karena minyaknya bisa menempel di kain dan memicu ruam baru jika tersentuh lagi. Selain pakaian, bersihkan semua benda yang mungkin terkena minyak urushiol, seperti alat berkebun, tali hewan pelihraan, ataupun bulu hewan. Gunakan sarung tangan ketika menyentuhnya agar minyak tidak berpindah ke kulitmu.
Jika kulit sudah terlanjur gatal atau muncul ruam, hindari menggaruk area yang gatal karena bisa memperparah iritasi dan berisiko infeksi. Sebagai gantinya, kamu bisa mengoleskan krim calamine, lotion mentol, atau melakukan kompres dingin untuk meredakan rasa gatal dan bengkak. Namun, bila ruamnya meluas atau muncul di area sensitif seperti wajah, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan medis, misalnya dengan obat antihistamin atau kortikosteroid.
Bagaimana menarik kan fakta-fakta dari poison ivy? Si tanaman berdaun tiga ini memang terlihat biasa, tapi di balik tampilannya ini tersembunyi urushiol yang bisa di benda selama bertahan berbulan-bulan, bahkan ikut menyebar lewat asap pembakaran. Jadi, kalau suatu hari kamu jalan-jalan di alam bebas dan melihat tanaman berdaun tiga yang tampak mengilap, ingat pepatahnya ‘Leaves of three, let it be!’, lebih baik hindari daripada menyesal karena gatal berhari-hari!