Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Unik Encephalartos altensteinii, Tanaman Pot Tertua di Dunia

potret Encephalartos altensteinii (dok. Royal Botanic Gardens Kew)
Intinya sih...
  • Encephalartos altensteinii adalah tumbuhan sikas raksasa Eastern Cape yang berusia 240an tahun.
  • Habitatnya tersebar di wilayah pesisir Eastern Cape, Afrika Selatan, dan dapat hidup di berbagai tempat dengan pertumbuhan lambat.
  • Spesies ini digunakan sebagai obat tradisional dan terancam punah karena penurunan populasi akibat perusakan habitat dan pengambilan spesimen oleh kolektor.

Encephalartos altensteinii merupakan salah satu spesies tumbuhan sikas atau pakis yang berasal dari wilayah Afrika. Tumbuhan ini juga biasa disebut dengan nama sikas raksasa Eastern Cape. Eastern Cape sendiri adalah nama wilayah di Afrika Selatan yang menjadi habitat aslinya.

Tumbuhan ini dikenal berusia cukup lama. Bahkan salah satu spesimen dari tumbuhan ini ada yang telah berusia 240an tahun. Berikut informasi terkait Encephalartos altensteinii. Keep scrolling!

1. Habitat aslinya di Eastern Cape

potret Encephalartos altensteinii (commons.wikimedia.org/Hedwig Storch)

Habitat asli tumbuhan sikas ini berada di wilayah Afrika. Dikutip dari laman IUCN Red List, Encephalartos altensteinii dapat ditemukan dan tersebar luas di kawasan pesisir Eastern Cape, Afrika Selatan. Oleh karenanya tumbuhan ini juga disebut dengan nama sikas raksasa Eastern Cape. Habitat tempat hidup tumbuhan ini juga dapat ditemukan di wilayah lain di Afrika Selatan hingga ke KwaZulu-Natal.

2. Tanaman pot tertua di dunia

potret Encephalartos altensteinii yang diambil pada tahun 1895 (dok. Royal Botanic Gardens Kew)

Salah satu spesimen tumbuhan ini yang berada di salah satu tempat konservasi telah berusia sekitar 240an tahun. Dilansir dari laman Guinness World Records, spesimen Encephalartos altensteinii yang ada di Inggris dinobatkan sebagai tanaman pot tertua di dunia. Spesimen tersebut dibawa dari habitat aslinya di Afrika Selatan ke Inggris dan ditanam pada tahun 1775. 

Saat ini, spesimen tersebut berada di Palm House, Royal Botanic Gardens, Kew, Inggris. Tumbuhan sikas ini juga merupakan salah satu spesies tumbuhan tertua yang masih hidup dan diperkirakan telah ada sejak lebih dari 200 juta tahun yang lalu pada era Permian. Oleh karenanya, tumbuhan sikas ini sering disebut sebagai 'fosil hidup’.

3. Pertumbuhannya lambat

potret Encephalartos altensteinii (commons.wikimedia.org/tato grasso)

Meskipun tumbuhan ini dapat memiliki umur yang panjang, tetapi pertumbuhannya sangat lambat. Dilansir dari laman Royal Botanic Gardens Kew, tumbuhan sikas ini hanya tumbuh sekitar 2,5 cm pada setiap tahunnya. Tumbuhan muda terlihat tidak memiliki batang. Adapun daunnya berwarna hijau, berbentuk menyirip, dan membentuk mahkota tegak yang lebat. Batangnya akan mulai berkembang seiring pertumbuhannya dan tingginya dapat mencapai 4 hingga 5 meter saat dewasa.

4. Habitat tempat hidupnya

potret Encephalartos altensteinii (commons.wikimedia.org/tato grasso)

Encephalartos altensteinii merupakan salah satu spesies tumbuhan yang dapat hidup di berbagai tempat. Dilansir dari laman IUCN Red List, tumbuhan sikas ini dapat hidup di daerah dekat permukaan laut hingga di ketinggian 600 m di atas permukaan laut.  Habitat tempat hidupnya dapat berada di berbagai tempat, seperti dekat pantai, semak belukar, padang rumput terbuka, lereng berbatu, hingga hutan hijau tertutup di lembah.

5.Digunakan sebagai obat tradisional

potret Encephalartos altensteinii (commons.wikimedia.org/tato grasso)

Spesies tumbuhan ini ternyata dapat digunakan sebagai obat tradisional. Dilansir dari laman IUCN Red List, terdapat bagian dari tumbuhan sikas ini yang dipanen oleh masyarakat lokal untuk digunakan sebagai obat tradisional, muti. Bagian tersebut adalah lapisan pelindung batang yang terbentuk dari sisa pangkal daun tua. Selain itu, bagian dari tumbuhan ini juga dianggap memiliki kekuatan mistis.

6. Terancam punah

potret Encephalartos altensteinii (dok. Royal Botanic Gardens Kew)

Keberadaan spesies tumbuhan ini ternyata sangat terancam punah. Dilansir dari laman IUCN Red List, Encephalartos altensteinii dikategorikan pada tingkat konservasi Vulnerable (Rentan). Hal ini disebabkan akibat penurunan populasinya di alam liar. Selama 50 tahun terakhir populasinya telah menurun lebih dari 30%. 

Penyebab berkurangnya jumlah spesies ini, diantaranya akibat perusakan habitat, dan pengambilan spesies tumbuhan ini oleh para kolektor. Selain itu, kulit kayu yang dipanen untuk keperluan pengobatan tradisional juga turut berpengaruh. 

Encephalartos altensteinii merupakan salah satu spesies tumbuhan tertua di dunia yang keberadaannya saat ini mulai terancam punah. Salah satu spesimennya yang ada di tempat konservasi di Inggris bahkan dinobatkan sebagai tanaman pot tertua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fani Rahmawati
EditorFani Rahmawati
Follow Us