Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Mengejutkan Kalori yang Selama Ini Sering Disalahpahami

ilustrasi hidangan dalam program diet (Pixabay.com/JillWellington)
ilustrasi hidangan dalam program diet (Pixabay.com/JillWellington)
Intinya sih...
  • Istilah kalori awalnya bukan tentang makanan
    • Calorie adalah satuan energi yang awalnya didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1°C pada tekanan 1 atmosfer.
    • Kalori digunakan untuk menilai energi makanan baru dimulai pada awal abad ke-20
    • Konsep kalori mulai digunakan sebagai alat diet setelah Perang Dunia I
      • Pada awalnya, konsep kalori dipelajari untuk kepentingan ilmiah dan industri.
      • Setelah Perang Dunia I, makna kalori bergeser menjadi alat untuk mengont
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tahukah kamu bahwa banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang selama ini kita pahami ternyata tidak sepenuhnya benar? Salah satunya adalah tentang kalori. Masih banyak orang yang keliru mengartikan apa itu kalori dan bagaimana peranannya bagi tubuh. Misalnya, banyak yang beranggapan bahwa saat kita makan, kita sedang “memasukkan kalori” ke dalam tubuh. Padahal, pemahaman itu tidak sepenuhnya tepat. Di balik istilah sederhana ini, tersimpan berbagai fakta menarik yang jarang diketahui. Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta mengejutkan tentang kalori yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya.

1. Istilah kalori awalnya bukan tentang makakanan

ilustrasi perhitungan jumlah energi yang dihasilkan oleh matahari dalam satuan joule (commons.wikimedia.org/Joseolgon)
ilustrasi perhitungan jumlah energi yang dihasilkan oleh matahari dalam satuan joule (commons.wikimedia.org/Joseolgon)

Menurut Britannica, calorie atau kalori adalah satuan energi yang awalnya didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1°C pada tekanan 1 atmosfer. Sejak 1948, satu kalori disetarakan dengan satuan internasional, yaitu 4,184 joule, meskipun terdapat beberapa variasi definisi seperti 15° calorie dan thermochemical calorie yang memiliki nilai konversi sedikit berbeda. Dalam praktik ilmiah modern, joule atau kilojoule lebih dianjurkan sebagai satuan energi standar. Hal ini berbeda dengan penggunaan kalori pada masa kini yang lebih umum dipakai dalam konteks diet dan nutrisi.

2. Kalori digunakan untuk menilai energi makanan baru dimulai pada awal abad ke-20

potret Wilbur Olin Atwater dalam laboratorium (commons.wikimedia.org/unknown author)
potret Wilbur Olin Atwater dalam laboratorium (commons.wikimedia.org/unknown author)

Menurut laman Science History Institute, pertama kali penggunaan kalori dalam konsep makanan dimulai pada awal abad ke-20. Hal ini seiring dengan berkembangnya ilmu tentang komposisi makanan, metabolisme, dan kebutuhan energi tubuh. Pelopornya adalah Wilbur Olin Atwater, seorang kimiawan asal Amerika Serikat.

Atwater melakukan eksperimen sistematis menggunakan berbagai jenis kalorimeter, seperti bomb calorimeter untuk membakar makanan dan mengukur nilai kalorinya, serta respiration calorimeter untuk menilai konsumsi oksigen dan produksi CO₂ manusia. Dari penelitian ini, ia dan timnya menghitung energi dalam makronutrien seperti protein, karbohidrat, dan lemak, serta memperkirakan kebutuhan energi berdasarkan tingkat aktivitas, yang kemudian menjadi dasar sistem perhitungan kalori modern. Temuan tersebut dipublikasikan melalui artikel populer dan dokumen USDA, termasuk rekomendasi asupan kalori harian, misalnya sekitar 2300 kalori untuk wanita dan 2830 kalori untuk pria dengan aktivitas ringan.

3. Konsep kalori mulai digunakan sebagai alat diet setelah Perang Dunia I

ilustrasi hidangan dalam program diet (Pixabay.com/JillWellington)
ilustrasi hidangan dalam program diet (Pixabay.com/JillWellington)

Pada awalnya, menurut Science History Institute, konsep kalori dipelajari untuk kepentingan ilmiah dan industri, seperti menentukan kebutuhan energi pekerja dan hewan pada masa industrialisasi. Setelah Perang Dunia I dan memasuki 1920-an, makna kalori bergeser menjadi alat untuk mengontrol berat badan, seiring munculnya tren tubuh kurus dianggap lebih menarik atau ideal. Tokoh seperti Lulu Hunt Peters kemudian mempopulerkan praktik menghitung kalori sehingga istilah “kalori” semakin melekat dalam budaya makan dan diet modern di Amerika Serikat.

Sistem hitung kalori yang dikenal sekarang, mengukur energi dalam makanan dan memperkirakan kebutuhan harian berdasarkan aktivitas. Metode ini berasal dari riset ilmiah tentang komposisi kimia makanan dan metabolisme manusia. Temuan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam panduan diet untuk masyarakat umum, memberikan kerangka yang dianggap “ilmiah” bagi pola makan dan menjadikan kalori sebagai konsep dasar dalam gizi serta pengendalian berat badan.

4. Alat olahraga pembakar kalori tidak sepenuhnya benar

ilustrasi seseorang sedang berolahraga menggunakan treadmill (Pixabay.com/HtcHnm)
ilustrasi seseorang sedang berolahraga menggunakan treadmill (Pixabay.com/HtcHnm)

Menurut laman Verywell Fit, kalori yang ditampilkan pada alat olahraga pembakar kalori seperti treadmill, elliptical, atau mesin kardio lain sebenarnya hanya estimasi kasar, karena banyak mesin cenderung melebihkan pembakaran kalori hingga lebih dari 100 kalori dalam 30 menit latihan sedang. Hal ini terjadi karena mesin hanya memasukkan data dasar seperti berat, usia, dan jenis kelamin, tanpa mempertimbangkan faktor penting seperti komposisi tubuh, tingkat kebugaran, usia metabolisme, serta efisiensi gerak. Akibatnya, dua orang dengan berat badan sama bisa menghasilkan jumlah kalori terbakar yang berbeda, terutama jika salah satunya memiliki lebih banyak otot atau lebih efisien bergerak.

Selain itu, pengalaman berlari dan cara menggunakan mesin juga sangat mempengaruhi akurasi perhitungan. Pemula biasanya lebih boros energi karena gerakan yang kurang stabil, sementara pelari berpengalaman lebih hemat energi pada kecepatan yang sama. Bahkan postur latihan, seperti memegang pegangan treadmill, dapat membuat kerja tubuh lebih ringan meski mesin tetap menghitung kalori seolah kamu bergerak maksimal. Banyak mesin juga memakai nilai standar seperti MET dari Compendium of Physical Activities, sehingga hasilnya cenderung generik dan tidak benar-benar mencerminkan kondisi tubuh kita.

5. Dengan hanya meminum air es, kalori pada tubuh kita dapat terbakar

ilustrasi segelas air es (Pixabay.com/ColiN00B)
ilustrasi segelas air es (Pixabay.com/ColiN00B)

Air sangat penting bagi tubuh karena berperan dalam menjaga hidrasi, mengatur suhu, melumasi sendi, mendukung fungsi otak dan otot, serta membantu mengeluarkan limbah. Ada anggapan bahwa air dingin dapat meningkatkan metabolisme karena tubuh harus bekerja untuk menghangatkannya. Penelitian dari University of Washington menunjukkan bahwa satu gelas air es hanya membakar sekitar 8 kalori lebih banyak dibanding air suhu kamar, sehingga jika seseorang minum delapan gelas air es, total tambahan kalorinya hanya sekitar 80 kalori, seperti dilansir laman Food Network.

Kenaikan metabolisme ini sebenarnya sangat kecil dan hanya bersifat sementara, sehingga tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi penurunan berat badan. Baik air dingin maupun air biasa sama-sama penting untuk hidrasi dan kesehatan tubuh, namun tidak bisa dijadikan strategi utama untuk “boost metabolisme”. Intinya, pilih suhu air sesuai kenyamanan dan yang paling penting adalah adalah mencukupi kebutuhan cairan setiap hari.

6. Sekitar 70% kalori harian tetap terbakar meskipun tanpa aktivitas fisik

ilustrasi proses mencerna makanan juga membakar kalori (Pixabay.com/RyanMcGuire)
ilustrasi proses mencerna makanan juga membakar kalori (Pixabay.com/RyanMcGuire)

Banyak orang mengira kalori hanya terbakar saat beraktivitas fisik seperti olahraga atau bekerja. Padahal, meskipun sedang duduk, beristirahat, atau tidur, tubuh manusia tetap aktif bekerja dan terus membakar kalori untuk menjalankan berbagai fungsi dasar yang dikenal dengan BMR (Basal Metabolic Rate).

Menurut laman Verywell Fit, dari total kalori yang dikonsumsi, hanya sekitar 15–30% digunakan untuk aktivitas fisik, sementara sekitar 70% dipakai untuk metabolisme dasar, yaitu proses vital seperti bernapas, mencerna makanan, menjaga suhu tubuh, serta mendukung kerja organ penting. Artinya, sebagian besar kalori dibutuhkan agar tubuh tetap hidup dan sehat, bukan semata-mata karena bergerak.

7. Otak merupakan organ tubuh manusia yang paling boros menggunakan kalori

ilustrasi organ otak pada manusia (Pixabay.com/DeltaWorks)
ilustrasi organ otak pada manusia (Pixabay.com/DeltaWorks)

Menurut laman Brain Fact, otak merupakan organ tubuh manusia yang paling boros menggunakan kalori dibandingkan ukuran dan beratnya yang hanya 2% dari berat tubuh. Kalori ini dipakai terutama untuk mengirim dan memproses sinyal listrik antar neuron, yaitu proses vital yang terjadi di sinapsis, tempat sel saraf saling berkomunikasi, sekaligus untuk menjaga neuron tetap hidup. Karena aktivitas sinaptik sangat padat, gray matter jauh lebih boros energi dibanding white matter yang lebih berfungsi sebagai jalur penghubung.

Menariknya, saat kita berpikir keras atau mengerjakan tugas rumit, konsumsi energi otak hanya naik sedikit, maksimal sekitar 8%. Artinya, otak sudah bekerja keras hampir sepanjang waktu, bahkan saat kita tidur. Parahnya lagi, otak tidak punya cadangan energi sendiri, sehingga sangat bergantung pada pasokan darah dan oksigen yang mengalir terus-menerus. Jika alirannya terganggu, dampaknya bisa langsung terasa.

Pada akhirnya, memahami kalori tidak cukup hanya sebatas angka pada makanan, alat olahraga, atau label diet. Kalori adalah satuan energi yang berperan kompleks dalam menjaga tubuh tetap hidup, mulai dari kerja organ vital, metabolisme dasar, hingga aktivitas otak yang nyaris tak pernah berhenti. Dengan sudut pandang yang lebih utuh, kita bisa melihat bahwa kalori bukan musuh yang harus dihindari, melainkan sumber energi yang perlu dikelola secara bijak agar tubuh tetap sehat, berfungsi optimal, dan seimbang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Seberapa Tahu Tentang Sawit? Cek dengan Jawab Kuis Ini

20 Des 2025, 09:50 WIBScience