Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Pulau Bisa Bergerak? Ini Beberapa Fakta Menariknya!

potret pulau cantik yang ada di Phuket, Thailand
potret pulau cantik yang ada di Phuket, Thailand (commons.wikimedia.org/ Diego Delso)
Intinya sih...
  • Pulau dapat bergerak dari posisi asalnya, seperti pulau di Kepulauan Hawaii yang terus bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 100 mm per tahun.
  • Pergerakan lempeng tektonik menjadi penyebab utama pulau mampu bergerak, membentuk pulau baru, dan memicu aktivitas vulkanik.
  • Gerakan pulau itu sendiri tidak membahayakan makhluk hidup di atasnya. Namun, gerakan lempeng tektonik dapat menghasilkan bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau digambarkan secara kasar, daratan yang jadi tempat manusia berpijak di Bumi itu terbagi atas dua tempat yang berbeda, yakni benua dan pulau. Secara definitif, benua merupakan hamparan daratan yang sangat luas dengan bentang geografi dan keanekaragaman hayati yang melimpah. Di sisi lain, pulau merupakan bagian daratan di Bumi dengan ukuran jauh lebih kecil dari benua yang dikelilingi oleh badan air.

Pulau juga dapat terbentuk dari berbagai material berbeda, semisal dari batuan lempengan Bumi, batuan sisa aktivitas vulkanik, hasil pelapukan karang di laut, sampai pulau buatan yang diciptakan manusia. Mengingat ukuran pulau sangat beragam dan terletak di tengah laut, mungkin ada pertanyaan yang sempat terlintas di pikiran kita: apakah pulau bisa bergerak dari posisi asalnya? Jawaban dari pertanyaan itu ternyata cukup menarik dan bisa membuat kita terkejut, lho. Penasaran, kan? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!

1. Memangnya pulau benar-benar bisa bergerak?

Pulau Zavikon yang terletak di aliran Sungai St. Lawrence
Pulau Zavikon yang terletak di aliran Sungai St. Lawrence (commons.wikimedia.org/Pierre André Leclercq)

Sekecil-kecilnya pulau yang ada di Bumi, bagian dasarnya pasti akan “mengakar” pada lempeng yang ada di bawahnya. Karena itu, seharusnya pulau tidak akan bergerak ke mana-mana dari posisi asalnya, bukan? Ternyata tidak begitu, lho.

Faktanya, pulau memang dapat bergerak dari posisi aslinya dan sudah ada beberapa bukti yang diamati para ahli. Sebagai contoh, ada kasus beberapa pulau di Kepulauan Hawaii yang diketahui terus bergerak ke arah utara. Dilansir United States Geological Survey, pulau-pulau di Hawaii yang terletak tepat di lempeng pasifik terus bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 100 mm per tahun.

Dengan rute yang ada saat ini, diperkirakan kalau pulau-pulau di Hawaii itu akan menabrak wilayah Hokkaido, Jepang, yang saat ini berjarak sekitar 6.300 km. Namun, jangan berpikir yang seram-seram dulu. Soalnya, masih butuh waktu sekitar 63 juta tahun lagi sebelum itu terjadi. Selain itu, dari sumber yang sama juga disebutkan kalau penyebab pulau-pulau di Hawaii bergerak cenderung berubah-ubah arah setiap beberapa juta tahun sekali sehingga kemungkinan tabrakan pun terbilang kecil.

Akan tetapi, kondisi di Hawaii ini jadi bukti kalau pulau itu ternyata memang benar-benar dapat bergerak! Untuk penyebabnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi gerakan sebuah pulau menuju lokasi lain. Namun, jangan bayangkan kalau fenomena ini disebabkan oleh kura-kura raksasa yang ada di bawah pulau, ya!

2. Penyebab mampu pulau bergerak

ilustrasi lempeng tektonik yang ada di Bumi
ilustrasi lempeng tektonik yang ada di Bumi (commons.wikimedia.org/USGS)

Alasan utama mengapa pulau mampu bergerak dari posisi asalnya ialah pergerakan lempeng tektonik yang jadi penopangnya. Seperti yang kita ketahui, lempeng tektonik itu seperti permukaan yang “mengapung” di atas mantel Bumi. Dilansir University of Hawaii, lempeng tektonik itu terbagi atas dua jenis, yakni lempeng benua yang tidak terlalu padat dan lempeng samudra yang lebih padat.

Lempeng tektonik selalu bergerak secara konstan. Gerakan tersebut secara umum terbagi atas tiga, yakni divergen, konvergen, dan transform. Gerakan divergen berarti ada dua lempeng yang bergerak saling menjauh hingga membentuk celah atau lembah, baik di daratan maupun dasar laut. Sementara, gerakan konvergen berupa dua lempeng yang saling bertabrakan sampai membentuk pegunungan, palung, dan busur kepulauan. Terakhir, gerakan transform berarti gerakan horizontal dan berlawanan arah dari dua lempeng berbeda sehingga saling bergesekan dan membentuk sesar.

Dari contoh gerakan lempeng tektonik di atas, terlihat kalau dampaknya bisa dirasakan sampai ke permukaan. Ada banyak hal yang berubah di permukaan, termasuk posisi pulau-pulau yang ada di atas lempeng Bumi. Dilansir National Geographic, seiring dengan pergerakan lempeng Bumi, pulau akan turut terbawa secara perlahan, terutama pada daerah lempeng yang dipenuhi aktivitas vulkanis seperti Hawaii.

Selain membuat pulau yang ada mampu berpindah posisi, pergerakan lempeng tektonik turut membantu terciptanya pulau-pulau baru. Salah satu alasan utama terbentuknya suatu pulau itu ada hubungannya dengan gerakan lempeng. Daratan yang menjadi pulau terbentuk dari tabrakan dua lempeng berbeda yang mengangkat daratan ke atas. Selain itu, gerakan lempeng yang memicu aktivitas vulkanik tak jarang menghasilkan pulau baru sesaat setelah gunung berapi erupsi, terutama yang berada di tengah laut.

Sebenarnya, ada lagi satu fenomena lagi yang dapat menyebabkan pulau bergerak. Hanya saja, kondisinya sangat spesifik. Maksudnya, agar fenomena tersebut dapat terjadi, pulau tersebut harus berukuran sangat kecil dan berada di badan air tawar. Fenomena yang disebut sandbar ini terjadi ketika pulau superkecil yang tercipta dari material organik dapat terapung mengikuti pasang-surut air di sekitar. Hal ini memungkinkan karena pulau kecil dari material organik hanya mengakar pada material organik, bukan lempeng tektonik. Contoh pulau yang mengalami fenomena ini bisa kita lihat pada Pulau Begansar yang ada di Kalimantan Barat.

3. Apakah fenomena pulau bergerak ini berbahaya?

potret Pulau Jeju yang diambil dari satelit
potret Pulau Jeju yang diambil dari satelit (commons.wikimedia.org/Robert Simmon)

Sebenarnya, gerakan pulau itu sendiri sama sekali tak membahayakan makhluk hidup yang ada di atasnya. Sebab, seperti contoh yang di Kepulauan Hawaii, gerakan pulau itu sangat lamban, yakni sekitar 100 mm saja tiap tahunnya. Jadi, mustahil kita sadar kalau sebenarnya pulau yang sedang dipijak sedang bergerak ke arah tertentu.

Akan tetapi, kalau kita bicara soal penyebab si pulau bergerak, yakni gerakan lempeng tektonik, ceritanya beda. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Gerakan tektonik itu dapat menghasilkan berbagai bencana alam di permukaan Bumi. Kamu bisa melihat contohnya pada gunung berapi yang kembali aktif dan mengalami erupsi, gempa bumi dengan magnitudo beragam, sampai gelombang tsunami.

Kalau sudah demikian, hal yang harus kita lakukan ialah melakukan prosedur mitigasi bencana, sesuai dengan bencana yang mungkin terjadi dari gerakan lempeng tektonik. Pengetahuan soal mitigasi bencana akibat lempeng tektonik ini menjadi sangat penting bagi masyarakat Indonesia karena kita bisa dibilang berdiri di zona panas. Bayangkan saja, posisi negara kita terletak di 4 zona lempeng tektonik berbeda, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Laut Filipina. Belum lagi, fakta kalau kita berdiri di jalur Cincin Api Asia (Asia Ring of Fire) semakin menambah alasan pentingnya mengetahui mitigasi bencana.

Soalnya, negara kita punya potensi besar untuk mengalami tiga bencana besar yang sudah disebutkan sebelumnya secara bersamaan begitu ada pergerakan lempeng tektonik yang terjadi. Pastinya, ini jadi tanggung jawab bersama. Pemerintah menyediakan edukasi dan sarana perlindungan maupun evakuasi ketika bencana terjadi, lalu masyarakat yang saling membagikan informasi seputar bencana serta uluran tangan pada korban yang terdampak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

Apakah Pulau Bisa Bergerak? Ini Beberapa Fakta Menariknya!

30 Okt 2025, 21:04 WIBScience