5 Standar Kecantikan di Era Georgian, Ada yang Gak Masuk Akal!

Mulai dari timbal, merkuri, hingga kulit tikus!

Era Georgian merupakan salah satu periode yang paling diingat dalam sejarah Inggris karena gaya arsitektur, sastra, musik, serta kehidupan yang serba mewah dan indah. Era ini berlangsung dari tahun 1714 hingga 1830-an, dan berlangsung sebelum Era Victoria.

Tokoh-tokoh terkenal juga dihasilkan oleh Era Georgian. Contohnya seorang penulis bernama Jane Austen, arsitek James Wyatt, serta penyair William Wordsworth dan Samuel Taylor Coleridge.

Namun, artikel kali ini akan melihat dari perspektif masyarakat di Era Georgian yang cenderung sangat peduli dengan penampilan mereka. Tentu saja, hal ini memunculkan berbagai standar kecantikan yang bahkan tidak masuk akal!

1. Gaya rambut selalu 'besar' dan pucat

5 Standar Kecantikan di Era Georgian, Ada yang Gak Masuk Akal!imdb.com

Sudah terlihat jelas dari lukisan-lukisan terkenal di abad ke-18, masyarakat Georgian sangat menyukai rambut pucat yang ditata dengan sangat modis. Seringkali, mereka menggunakan bedak rambut yang terbuat dari tepung atau pati.

Akan menjadi sangat lucu jika gaya rambut Georgian diterapkan pada masa kini, tentunya selain untuk kepentingan kostum.

'Rambut agung' khas masyarakat Georgian biasanya dimiliki oleh orang-orang kaya. Mereka selalu mempekerjakan para penata rambut yang mampu menciptakan struktur rumit di atas kepala, menggunakan rangka kayu yang nantinya akan dilapisi dengan rambut kuda.

Untuk menata rambut sedemikian rupa, mereka dapat menggunakan rambut asli mereka atau malah rambut palsu. Namun, kebanyakan rambut palsu hanya digunakan oleh pria.

2. Setiap 'tahi lalat' yang sengaja ditambahkan memiliki makna tersendiri

5 Standar Kecantikan di Era Georgian, Ada yang Gak Masuk Akal!collectorsweekly.com

Tahi lalat buatan atau mouche di abad ke-18 berbentuk potongan kecil dari kain velvet hitam, sutra, atau satin yang dilekatkan pada wajah (khususnya wanita). Lain ceritanya bagi orang yang kesulitan secara finansial. Mereka harus rela menggunakan kulit tikus untuk membuat mouche.

Mouche digunakan untuk menutupi noda sekaligus bekas luka, menutupi kerusakan kulit yang disebabkan oleh timah putih, atau hanya sebagai hiasan kecil. Mouche juga sering digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan rahasia.

Misalnya, jika seseorang ingin menunjukkan kesetiaan politik, mereka akan menempatkan benda tersebut di sisi kanan atau kiri wajah. Sementara, mouche di sudut mata berarti untuk menarik perhatian lawan jenis.

Baca Juga: Elizabeth I: Wanita Penguasa Monarki Terkuat dalam Sejarah Inggris

3. Kulit putih porselen menjadi ciri utama bagi masyarakat kelas atas

5 Standar Kecantikan di Era Georgian, Ada yang Gak Masuk Akal!news-herald.com

Di abad ke-21, banyak orang asing yang ingin mendapatkan kulit kecokelatan dengan berbagai macam cara. Orang-orang rela menghabiskan uang yang jumlahnya tidak sedikit, hanya untuk mendapatkan warna kulit yang sering disebut sun-kissed tan. Sebagai orang Indonesia, kita sudah sepantasnya bangga memiliki kulit sawo matang!

Tetapi, hal tersebut malah dianggap tidak masuk akal oleh masyarakat di Era Georgian. Pada abad ke-18, memiliki kulit kecokelatan adalah tanda bahwa seseorang bekerja di luar ruangan.

Hanya masyarakat kelas atas yang tetap berada di dalam ruangan dan jauh dari sinar matahari. Standar kecantikan masyarakat Georgian yang paling dasar adalah kulit putih porselen, untuk pria dan wanita.

Mereka juga menggunakan cuka dan timah putih untuk dioleskan pada wajah dan leher. Bahkan, ada yang tidak segan-segan memakai pewarna biru untuk menonjolkan pembuluh darah.

4. Memakai zat-zat beracun demi rona pada wajah dan bibir

5 Standar Kecantikan di Era Georgian, Ada yang Gak Masuk Akal!wmagazine.com

Untuk riasan wajah di Era Georgian, bibir dan pipi mereka dilapisi oleh timbal, diwarnai dengan carmine agar menjadi lebih merah, atau bahkan dengan campuran merkuri yang notabene sangat beracun.

Tidak mengherankan, penggunaan timbal membuat orang-orang di masa itu mulai mengalami reaksi serius akibat riasan wajah mereka. Dari gangguan penglihatan, masalah pencernaan, hingga kematian. Semua itu hanya untuk mengikuti standar kecantikan!

5. Tren alis hitam, lagi-lagi menggunakan gabus dan kulit tikus

5 Standar Kecantikan di Era Georgian, Ada yang Gak Masuk Akal!thoughtco.com

Timah putih yang diaplikasikan secara bebas ke wajah menjadi alasan utama ketika alis orang-orang di Era Georgian sering rontok. Oleh karena itu, mereka mulai mencabut atau mencukur alis yang tersisa sebelum menggambar alis baru menggunakan gabus dan timah yang dibakar.

Ketika alis hitam menjadi tampilan yang populer, muncul sebuah fenomena yang lebih aneh. Pada tahun 1718, penyair terkenal Matthew Prior menulis puisi satir tentang Helen dan Jane, yang menggunakan alis yang terbuat dari kulit tikus. Bukti untuk 'alis kulit tikus' masih sedikit, tetapi hal itu memang sering muncul dan disebut-sebut dalam syair berisi sindiran sepanjang awal abad ke-18.

Nah, itu dia beberapa standar kecantikan di Era Georgian yang bisa dianggap kurang masuk akal di masa kini. Walaupun standar kecantikan itu masih ada sampai sekarang (hanya dalam bentuk yang berbeda), sebaiknya kita tetap menjadi diri sendiri dan tidak ikut-ikutan terbawa arus. So, love yourself!

Baca Juga: 7 Fakta Nicolaus Copernicus, Bapak Astronomi Modern Sekaligus Ekonom

Vondra Photo Verified Writer Vondra

She/her.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya