Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Negara yang Berikan Subsidi Program Kehamilan untuk Warganya

Unsplash/Nathan Dumlao
Unsplash/Nathan Dumlao

Banyak negara yang berusaha menekan angka kelahiran, contohnya Tiongkok dan Indonesia. Ini karena populasi terus meningkat dan tak sebanding dengan luas wilayah dan kesempatan kerja yang terbatas. Namun, tidak dengan beberapa negara berikut yang sampai menawarkan banyak paket subsidi untuk pasangan yang merencanakan program kehamilan. Negara apa saja itu? 

1. Hungaria

Unsplash/Tomas Anton Escobar
Unsplash/Tomas Anton Escobar

Sejak beberapa tahun lalu, Hungaria sadar bahwa angka kelahiran mereka sangat rendah dibanding negara Uni Eropa lainnya. Untuk mendorong minat warga memiliki lebih banyak anak, Hungaria membuat paket subsidi mulai dari potongan harga untuk pembelian kendaraan dan rumah untuk keluarga, hingga menihilkan bunga cicilan untuk keluarga dengan minimal tiga anak. Tentunya, ini diiringi pula dengan penambahan anggaran untuk fasilitas kesehatan di rumah sakit. 

2. Singapura

Unsplash/John T
Unsplash/John T

Kalau kamu pernah berjalan-jalan di berbagai tempat umum di Singapura, slogan dan himbauan untuk memeriksakan kesuburan pasti pernah terbaca barang sekilas. Singapura memang mengalami krisis jumlah populasi muda, terutama anak-anak. Mereka sudah menawarkan tunjangan dan bonus untuk pasangan yang memiliki anak, disertai program family leaves atau cuti untuk orang tua baru tanpa mengurangi gaji bulanan mereka. 

3. Rusia

Unsplash/Anna Samoylova
Unsplash/Anna Samoylova

Populasi Rusia menurun drastis sejak 1990an saat krisis ekonomi melanda dan meyakinkan banyak pasangan bahwa mereka tidak mampu membesarkan anak. Salah satu negara dengan luas wilayah terbesar di dunia ini sejak 2008 sudah merencanakan program peningkatan jumlah populasi. Pasangan atau keluarga akan mendapat tunjangan langsung dengan jumlah tertentu jika memiliki dua anak atau lebih. 

Tak hanya dari angka kelahiran, mereka juga meningkatkan populasi dengan menawarkan paspor untuk warga keturunan Rusia yang tinggal di luar negeri. 

4. Korea Selatan

Unsplash/Bundo Kim
Unsplash/Bundo Kim

Dikutip dari Bloomberg, Korea Selatan sempat menekan angka kelahiran di tahun 60-70an dan berhasil. Kini, satu perempuan hanya melahirkan 1 anak setelah sebelumnya mencapai 4 anak di tahun 70an. Untuk mengembalikan angka kelahiran ke paling tidak dua anak per perempuan, Korea Selatan rela menggelontorkan dana puluhan juta dollar untuk pasangan yang merencanakan program kehamilan.

Tiap anak yang lahir dapat subsidi bulanan, bahkan biaya melahirkan pun mendapat subsidi sehingga tarifnya sangat murah. Masih banyak pasangan yang belum yakin memiliki banyak anak mengingat biaya membesarkannya lebih besar dari subsidi yang diberikan pemerintah. Belum lagi banyak orang tua Korea yang keduanya bekerja dan harus menitipkan anaknya di day care. 

5. Italia

Unsplash/Anna Auza
Unsplash/Anna Auza

Sama dengan Hungaria, angka kelahiran di Italia cukup rendah. Dilansir dari Forbes, sejak 2015 pemerintah Italia bahkan rela menggelontorkan dana hingga 800 Euro pada pasangan orang tua untuk tiap anak yang lahir. Orang tua juga akan dapat dana tambahan untuk biaya penitipan anak jika keduanya bekerja. Hal ini dilakukan mengingat figur populasi di Italia cukup mengkhawatirkan. Jumlah penduduk terbesar ada di usia 45 tahunan.

6. Finlandia

Unsplash/Harrison Fitts
Unsplash/Harrison Fitts

Walau negaranya makmur dan banyak kesempatan kerja, ternyata tidak banyak pasangan yang bersedia memiliki anak di Finlandia. Ia termasuk salah satu negara dengan angka kelahiran terendah di dunia. Lebih rendah dari rata-rata angka kelahiran di Eropa sendiri. 

Dilansir dari Forbes, untuk mengubah persepsi masyarakatnya, Finlandia menyediakan cuti untuk orang tua yang lumayan dermawan. Mencapai 105 hari kerja untuk ibu dan 58 hari kerja untuk ayah, masih ditambah paternal leaves sepanjang 158 hari. Orang tua juga bisa memilih untuk cuti sampai anaknya berusia tiga tahun tanpa takut kehilangan pekerjaan. Tidak dapat gaji, tetapi mereka akan mendapat subsidi dari pemerintah yang cukup untuk hidup. 

7. Spanyol

Unsplash/George Kedenburg III
Unsplash/George Kedenburg III

Menurut media El Pais di tahun 2018, angka kelahiran mereka mencapai yang terendah dalam 20 tahun terakhir. Bahkan angka kelahirannya kalah dengan angka kematian, membuat Spanyol berada dalam krisis populasi. Hal ini banyak didorong oleh kondisi ekonomi warga usia produktifnya yang merasa kurang stabil dan tidak percaya diri untuk memiliki anak. Spanyol kemudian mengeluarkan kebijakan pemberian subsidi untuk pasangan yang merencanakan program kehamilan. Paket subsidi tersebut berhasil menaikkan jumlah bayi yang lahir di tahun 2007-2010. 

Anak-anak akan mendapat tunjangan hingga usia 18 tahun. Tambahan subsidi juga diberikan pada keluarga yang penghasilan tahunannya termasuk rendah. Dari data UNFPA juga terungkap bahwa Spanyol memberikan keringanan pajak bagi orang tua dengan anak di bawah usia 3 tahun. 

Tiap negara punya figur demografi yang beragam. Ada yang kelebihan, ada pula yang kekurangan seperti tujuh negara di atas. Tentu subsidi di atas hanya layak untuk negara-negara makmur dengan populasi yang mulai menua, bukan untuk negara berkembang yang sudah surplus penduduk. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agustin Fatimah
EditorAgustin Fatimah
Follow Us

Latest in Science

See More

4 Tips Menghentikan Kucing Mencakar Barang di Rumah

13 Des 2025, 06:05 WIBScience