Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Hujan Meteor Orionid, Puncaknya 21 Oktober 2024

ilustrasi hujan meteor Orionid (pixabay.com/C1superstar)
Intinya sih...
  • Hujan meteor Orionid mencapai puncaknya pada 21 Oktober 2024 dan bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
  • Orionid berasal dari puing-puing komet Halley yang masuk atmosfer Bumi.
  • Waktu terbaik untuk mengamatinya dari tengah malam hingga dini hari menjelang fajar.

Salah satu fenomena langit yang paling ditunggu-tunggu pada Oktober ini yaitu hujan meteor Orionid. Mencapai puncaknya pada 21 Oktober 2024, hujan meteor ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Diketahui, ketika mencapai titik puncak, Orionid bisa memproduksi hingga 20 meteor per jam.

Fenomena hujan meteor Orionid ini menjadi fenomena hujan meteor kedua setelah hujan meteor Draconid pada 8 Oktober 2024. Dibandingkan dengan Draconid, Orionid memiliki intensitas yang lebih tinggi. Penasaran seperti apa lebih jelasnya? Yuk, simak fakta-fakta hujan meteor Orionid di bawah ini!

1. Berasal dari komet Halley

ilustrasi komet 1P/Halley (freepik.com/kjpargeter)

Hujan meteor Orionid berasal dari puing-puing komet 1P/Halley atau komet Halley yang tertinggal di luar angkasa. Puing-puing komet tersebut masuk ke atmosfer Bumi karena tertarik oleh gaya gravitasi. Saat memasuki atmosfer Bumi, puing-puing komet Halley berubah menjadi fenomena yang disebut hujan meteor Orionid.

Mengutip dari NASAkomet Halley pertama kali terdeteksi oleh armada pesawat ruang angkasa pada 1986. Untuk menyelesaikan satu kali orbit (revolusi) terhadap Matahari, Halley membutuhkan waktu 76 tahun. Menurut perkiraan para ilmuwan, komet Halley akan kembali mendekati Bumi dan Matahari pada 2061.

2. Muncul dari arah konstelasi Orion

ilustrasi hujan meteor Orionid (pexels.com/Richard Bartz)

Sesuai namanya, hujan meteor Orionid berkaitan erat dengan konstelasi (rasi bintang) Orion. Hujan meteor ini akan muncul dari arah konstelasi Orion. Artinya, untuk menemukan Orionid, kamu bisa menggunakan rasi bintang Orion sebagai titik acuan.

Dilansir Britannica, Orion adalah salah satu konstelasi paling populer di langit. Orion dipercaya sebagai jelmaan pemburu raksasa yang sangat tampan dan gagah. Hal ini juga berkaitan dengan tatanan bintang di konstelasi Orion yang membentuk visual pemburu.

3. Waktu terbaik mengamati hujan meteor Orionid

ilustrasi hujan meteor Orionid (unsplash.com/Om Mishra)

Hujan meteor Orionid aktif mulai 2 Oktober hingga 7 November 2024. Puncaknya diperkirakan berlangsung pada 21—22 Oktober. Mengutip Newsweek, waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor Orionid yakni dari tengah malam hingga dini hari menjelang fajar.

Fenomena spektakuler ini diperkirakan bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Pastikan cuaca cerah (tidak mendung atau hujan) saat mengamatinya. Hujan meteor Orionid dapat kamu saksikan dengan mata telanjang.

4. Memproduksi hingga 20 meteor per jam

ilustrasi hujan meteor Orionid (pixabay.com/Hans)

Saat mencapai puncaknya pada 21 Oktober, Orionid bisa memproduksi hingga 20 meteor per jam. Terkenal karena kecerahannya, hujan meteor ini akan melaju di atmosfer dengan kecepatan 66 kilometer per detik. Saat masuk ke atmosfer Bumi, Orionid akan tampak seperti bintang jatuh yang berkilau.

Itu sebabnya, hujan meteor kerap kali disebut sebagai bintang jatuh. Padahal, objek tersebut bukanlah bintang, melainkan meteor yang berasal dari puing-puing komet yang tertinggal di luar angkasa. Bentuknya berupa debu dan gas yang padat.

 

5. Tidak membahayakan Bumi

ilustrasi hujan meteor Orionid (pexels.com/Frank Cone)

Pada umumnya, hujan meteor tidak akan membahayakan Bumi. Ini lantaran meteor yang masuk ke Bumi akan terbakar habis di atmosfer. Adapun, jika tidak terbakar habis, meteor tersebut akan berubah menjadi meteorit, sisa-sisa meteor yang ukurannya seperti batu atau kerikil.

Jadi, jangan khawatir, kamu bisa menyaksikan fenomena hujan meteor Orionid dengan aman. Carilah area yang jauh dari perkotaan agar pengamatan tidak terganggu oleh polusi cahaya. Jangan lupa siapkan kamera untuk mengabadikan fenomena spektakuler tersebut. Selamat mengamati!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us