5 Fakta Kota Guilin, Pemandangan Karst yang Jadi Ikon Wisata Dunia

Kota Guilin di Tiongkok sering disebut sebagai salah satu tempat paling menawan di Asia, bahkan dunia. Kota ini dikelilingi formasi batu kapur (karst) yang menjulang megah, menciptakan panorama alam yang sulit ditemukan di tempat lain. Sungai-sungai yang berkelok di antara tebing hijau dan kabut tipis di pagi hari membuat Guilin terlihat seperti lukisan tradisional Cina yang hidup. Tak heran kalau banyak pelancong, fotografer, hingga seniman dunia jatuh cinta pada keindahan alamnya.
Namun, Guilin bukan cuma soal pemandangan karst yang ikonik. Kota ini juga menyimpan sejarah panjang, budaya khas, serta kehidupan masyarakat lokal yang tetap harmonis dengan alam. Dari legenda yang hidup di balik tebing-tebingnya, hingga kekayaan kuliner dan tradisi yang masih lestari, Guilin menawarkan pengalaman yang jauh lebih mendalam dari sekadar tempat wisata. Berikut lima fakta menarik tentang kota yang sering dijuluki “Permata Tiongkok Selatan” ini.
1. Lanskap karst Guilin terbentuk selama jutaan tahun

Formasi karst di Guilin bukan hasil dari satu atau dua abad, melainkan proses geologis panjang selama lebih dari ratusan juta tahun. Batu kapur di kawasan ini terangkat dari dasar laut purba akibat pergerakan lempeng bumi, lalu terkikis perlahan oleh air hujan dan sungai. Proses alami itu membentuk puncak-puncak tajam, lembah curam, dan gua-gua misterius yang kini jadi daya tarik wisata. Dari kejauhan, barisan gunung karst terlihat seperti ombak hijau membeku yang mengitari kota.
Selain keindahan visualnya, lanskap ini juga punya nilai ilmiah tinggi. Banyak peneliti geologi datang ke Guilin untuk mempelajari struktur bebatuan dan sistem gua bawah tanahnya. Kawasan ini menjadi laboratorium alam raksasa yang membantu memahami sejarah bumi dan iklim masa lalu. Karena keunikannya, UNESCO pun memasukkan Guilin dan kawasan karst Guangxi sebagai salah satu warisan alam dunia yang perlu dilindungi.
2. Sungai Li, lukisan hidup yang tak pernah sama setiap hari

Sungai Li (Li Jiang) adalah nadi kehidupan sekaligus ikon utama Guilin. Aliran sungai ini mengalir sejauh sekitar 83 kilometer dari Guilin hingga Yangshuo, melewati deretan gunung karst yang spektakuler. Banyak wisatawan menaiki kapal bambu atau perahu kecil untuk menikmati pemandangan ini dari dekat. Kabut tipis di pagi hari yang menyelimuti tebing membuat suasananya terasa magis dan menenangkan.
Menariknya, pemandangan di Sungai Li selalu berubah tergantung waktu dan cuaca. Saat matahari terbit, pantulan cahaya di air menciptakan efek keemasan yang menakjubkan. Sore hari menghadirkan siluet gunung yang dramatis, sementara malamnya memancarkan ketenangan khas pedesaan. Saking indahnya, pemandangan Sungai Li bahkan pernah diabadikan di uang kertas 20 yuan sebagai simbol kebanggaan nasional.
3. Guilin, rumah bagi tradisi dan budaya etnik Zhuang

Selain keindahan alamnya, Guilin juga dikenal sebagai rumah bagi berbagai kelompok etnis, terutama etnis Zhuang, yang merupakan kelompok minoritas terbesar di Tiongkok. Masyarakat Zhuang punya tradisi dan kesenian yang unik, seperti tarian rakyat, musik tradisional dengan alat bernama lusheng, dan pakaian berwarna cerah yang penuh makna simbolis. Mereka hidup berdampingan dengan alam, memanfaatkan hasil bumi tanpa merusak keseimbangannya.
Wisatawan bisa menemukan budaya Zhuang di desa-desa sekitar Guilin, terutama di daerah Longsheng dan Yangshuo. Di sana, penduduk masih menjalankan ritual adat dan festival panen yang penuh warna. Selain itu, seni ukir, tenun, dan lukisan batik khas Zhuang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengenal sisi lain Guilin di luar pemandangan alamnya. Semua ini membuat kota ini bukan hanya tempat untuk melihat keindahan, tapi juga merasakan kedalaman budaya yang hidup hingga kini.
4. Kuliner Guilin yang menggoda lidah

Guilin juga dikenal lewat kelezatan kulinernya yang khas dan berbeda dari daerah lain di Tiongkok. Salah satu yang paling terkenal adalah guilin rice noodles atau mifen, sajian mi beras dengan kuah gurih, daging sapi atau babi cincang, serta aneka bumbu yang kaya rasa. Cita rasanya ringan tapi penuh karakter, cocok disantap di segala waktu. Tak heran kalau hidangan ini jadi sarapan wajib bagi warga lokal dan selalu diburu wisatawan.
Selain mifen, ada juga hidangan khas seperti beer fish dari Yangshuo yang dimasak dengan bir lokal, serta snail rice noodles yang punya rasa pedas dan aroma kuat. Makanan di Guilin umumnya memakai bahan-bahan segar dari alam sekitar, seperti sayuran hijau, jamur liar, dan rempah lokal. Kuliner ini mencerminkan cara hidup masyarakatnya yang selaras dengan alam, sederhana, tapi autentik dan kaya rasa.
5. Kota yang ramah untuk traveler alam dan fotografer dunia

Guilin adalah surga bagi pencinta alam dan fotografi. Hampir setiap sudutnya bisa jadi latar foto yang memukau, dari puncak bukit Elephant Trunk Hill hingga desa nelayan di tepi Sungai Li. Banyak fotografer profesional datang hanya untuk menangkap momen kabut yang turun di pagi hari atau refleksi gunung di air yang tenang. Setiap musim membawa suasana berbeda, musim semi penuh bunga, musim panas hijau segar, dan musim dingin menyuguhkan kabut romantis.
Selain itu, infrastruktur wisata di Guilin cukup ramah bagi wisatawan. Banyak pilihan penginapan dari hostel hingga hotel mewah, jalur trekking yang terawat, dan transportasi umum yang mudah dijangkau. Traveler bisa menikmati keindahan alam tanpa kehilangan kenyamanan. Tak heran jika Guilin sering disebut sebagai destinasi wajib bagi siapa pun yang ingin melihat sisi paling natural dan menenangkan dari Tiongkok.
Menjelajahi Guilin seperti masuk ke dalam dunia lukisan yang hidup, setiap sudutnya penuh cerita dan pesona. Kota ini bukan hanya tentang keindahan pemandangan, tapi juga tentang harmoni antara manusia dan alam yang masih terjaga. Dari gunung karst hingga budaya lokal yang hangat, Guilin selalu punya cara membuat siapa pun jatuh hati dan ingin kembali lagi.