5 Fakta Menarik Celurut Etruska, Mamalia Paling Kecil di Dunia!

Celurut atau mungkin lebih akrab disebut curut secara penampilan memang mirip seperti pengerat (ordo Rodentia). Mereka berasal dari ordo Eulipotyphla. Itu berarti celurut lebih berkerabat dengan landak, solenodon, dan tikus tanah. Tak hanya di rumah-rumah manusia, di dunia ini ada begitu banyak jenis celurut yang tersebar dengan keunikannya masing-masing.
Celurut etruska (Suncus etruscus) pun jadi salah satu jenis celurut yang menarik untuk dibahas. Hewan ini memiliki bulu berwarna abu-abu kecokelatan yang termasuk pendek. Kaki belakang celurut etruska juga terbilang cukup pendek, sedangkan ukuran kepalanya relatif besar untuk ukurannya. Selain ciri fisik, ada beberapa fakta menarik lain yang dimiliki celurut etruska yang salah satu di antaranya jadi rekor di dunia mamalia. Kira-kira rekor apa itu? Yuk, cari tahu fakta menarik celurut etruska berikut ini!
1. Tersebar di tiga benua berbeda

Kalau bicara soal peta persebaran, celurut etruska bisa dibilang jadi salah satu hewan yang tersebar paling luas. Menurut Animalia, mamalia ini bisa ditemui di Eropa bagian selatan, Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Selatan, sampai Asia Tenggara. Tak hanya peta persebaran, pilihan habitat celurut etruska pun terbilang sangat bervariasi.
Umumnya, mereka lebih suka berada di daerah yang hangat dan lembap, semisal padang rumput ataupun hutan. Akan tetapi, celurut etruska bisa berada di daerah pegunungan, sekitar sungai atau danau, sampai kebun-kebun manusia. Alih-alih membangun sarangnya sendiri, mereka akan memanfaatkan tempat berlindung alami, semisal lubang peninggalan hewan lain, celah batu, hingga reruntuhan.
2. Mamalia dengan ukuran paling kecil di dunia

Sebenarnya, ada banyak kandidat mamalia yang bisa menyandang predikat paling kecil, sebut saja jerboa, possum, tarsius, sampai kelelawar bumblebee. Namun, dari mamalia-mamalia kecil itu, ukuran mereka masih kurang kecil jika dibandingkan dengan celurut etruska.
Dilansir Animal Diversity, panjang celurut ini hanya sekitar 35—50 mm. Sementara, berat tubuhnya tak lebih dari 1,8—3 gram dengan rata-rata bobot sekitar 2 gram. Walaupun ukurannya sekecil itu, metabolisme tubuh celurut etruska terbilang sangat cepat. Selain itu, celurut etruska memiliki basal metabolic rate (BMR) sekitar 3,22 meter kubik oksigen per jamnya.
3. Butuh makan dalam jumlah yang besar

Walaupun tubuhnya kecil, kalau bicara soal makan, mungkin celurut etruska termasuk dalam hewan yang cukup rakus. Si mungil yang satu ini tergolong sebagai karnivor yang bisa mengonsumsi berbagai jenis serangga, larva, cacing tanah, amfibi kecil, dan reptil kecil. Selain punya pilihan mangsa yang cukup bervariasi, kebutuhan makanan mereka pun terbilang sangat besar.
Fact Animal melansir bahwa celurut etruska setidaknya perlu mengonsumsi makanan 2 hingga 5 kali lipat dari bobot tubuhnya. Akibat dari nafsu makannya yang besar itu, aktivitas sehari-hari hewan ini lebih banyak dihabiskan untuk mencari makan. Tentunya, sifat makannya yang rakus ini bukan tanpa alasan. Celurut etruska memerlukan energi yang besar untuk beraktivitas dan menjaga metabolisme tubuhnya yang sangat cepat. Dalam 1 menit, jantung hewan ini setidaknya bisa memompa darah hingga lebih dari seribu kali.
4. Kumis di moncongnya sangat sensitif

Kalau bicara soal bagian tubuh mana yang paling berperan penting untuk aktivitas sehari-hari celurut etruska, kumis-kumis di moncongnya itu adalah jawabannya. Bahkan, hewan ini tidak mengandalkan indra penglihatan untuk menentukan arah gerak. Sebab, kumisnya ini bisa dibilang telah menyediakan berbagai jenis informasi yang dibutuhkan celurut etruska untuk bertahan hidup.
Dilansir Fact Animal, kumis ini dimanfaatkan celurut etruska untuk berburu, bergerak dalam kegelapan, membedakan mana mangsa dan mana predator, hingga menentukan tempat yang sesuai untuk bersembunyi. Itu karena kumis mereka sangat sensitif dengan getaran udara. Saking sensitifnya, mereka bahkan bisa mendeteksi duri-duri di kaki jangkrik yang akan diburunya, lho.
5. Sistem reproduksi celurut etruska

Secara umum, celurut etruska merupakan hewan soliter yang cukup agresif dalam mempertahankan teritorialnya. Akan tetapi, ketika musim kawin tiba, mereka akan hidup bersama dengan pasangannya selama beberapa saat. Sebenarnya, keluarga dalam genus Suncus diketahui bisa kawin kapan saja tiap tahunnya. Namun, umumnya celurut etruska yang diobservasi memiliki masa kawin pada Maret hingga Oktober.
Menurut Animalia, masa kehamilan celurut etruska berlangsung selama 27—28 hari saja. Setelah itu, celurut betina akan melahirkan 2—6 ekor anak. Umumnya, anak-anak celurut etruska akan dirawat oleh induknya selama 20 hari saja. Setelah itu, mereka akan mulai hidup secara mandiri dan tumbuh secara cepat hanya dalam 3—4 minggu.
Bagi celurut etruska, hidup itu serbacepat. Segala aktivitas yang dilakukan oleh hewan ini berlangsung dalam tempo yang sangat singkat dan konstan. Usia rata-rata dari celurut etruska pun hanya 1,5—3 tahun. Keberadaan mereka seolah jadi pesan tersendiri bagi kita agar tidak menyia-nyiakan waktu dan terus melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi diri kita sendiri. Kamu sepakat?