Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Polecat Bergaris, Hewan Terbau di Dunia

polecat bergaris (commons.wikimedia.org/Colorado State University Librarie)

Mamalia kecil, berwarna hitam dan putih, dan mampu mengeluarkan bau tak sedap. Hewan apa yang ada dibenakmu bila membaca tiga karakteristik di atas? Sebagian besar akan mengira deskripsi tersebut merujuk pada sigung.

Tapi, ternyata ada satu hewan yang juga berciri demikian, lho. Namanya ialah polecat bergaris yang juga dikenal dengan nama zorrilla afrika. Hewan bernama latin Ictonyx striatus ini memang kerap disangka satu keluarga sigung (Mephitidae). Padahal ia merupakan keluarga Mustelidae yang terdiri dari musang, cerpelai, otter, dan lainnya.

Lantas, apa perbedaan polecat dengan sigung? Mari berkenalan dengan polecat bergaris dengan menyimak fakta-fakta di bawah ini!

1. Polecat bergaris dan sigung punya perbedaan corak bulu yang mencolok

polecat bergaris (iNaturalist/ Gobabeb Namib Research Institute)

Bentuk fisip polecat bergaris dan sigung memang sekilas serupa. Namun, keduanya punya perbedaan pola bulu hitam dan putih di tubuhnya. Menurut Discover Magazine, polecat bergaris memiliki bulu putih di bagian dahi dan bawah telinganya. Selain itu, hewan ini memiliki empat buah garis putih yang melintang dari bagian kepala hingga ekor. Oleh karenanya, mereka disebut polecat bergaris.

Keberadaan corak putih bawah telinga polecat tidak terdapat pada sigung. Alih-alih, terdapat garis putih yang tegak lurus dari bagian dahi hingga ujung moncongnya. Jumlah garis putih yang memanjang pada badan sigung juga berjumlah dua buah, bukan empat buah seperti yang dimiliki polecat bergaris.

2.  Polecat bergaris dan sigung tersebar di benua yang berbeda

sigung (Unsplash/ Bryan Padron)

Polecat bergaris dapat ditemukan di seantero benua Afrika . Dilansir Animal Diversity, mereka lebih banyak terdapat di sabana dan juga wilayah semi arid yang bercurah hujan rendah. Namun, laman yang sama juga menyebutkan kalau area hutan, pegunungan, rawa, bahkan bukit pasir juga bisa menjadi habitat bagi mamalia ini.

Berbeda dengan polecat bergaris, skunk atau sigung tersebar di Dunia Baru. Mayoritas spesiesnya hidup di Amerika Utara seperti Amerika Serikat dan Kanada.

3. Merupakan hewan karnivor

polecat bergaris aktif di malam hari (commons.wikimedia.org/ Henry de Lange)

Sebagai hewan karnivor, polecat bergaris memakan daging berbagai jenis hewan kecil yang ada di habitatnya. Menurut Animal Diversity, mamalia ini kerap memangsa terwelu dan tikus. Namun, mereka juga diketahui mengonsumsi reptil, amfibi, burung hingga serangga.

Merupakan hewan nokturnal, hewan yang juga dikenal dengan nama zorrilla ini akan memburu mangsanya di malam hari. Mereka mengandalkan cakarnya yang panjang dan kuat untuk menggali binatang-binatang dari dalam tanah.

4. Mengeluarkan bau busuk untuk melindungi teritorinya

ilustrasi polecat bergaris (commons.wikimedia.org/ Charles Catton the younger, Public domain)

Polecat bergaris merupakan hewan yang sangat teritorial. Mereka punya cara unik dalam melindungi wilayahnya yaitu dengan menggunakan bau-bauan. Polecat memanfaatkan  fesesnya untuk menandai teritori.

Selain itu, mereka juga menggunakan cairan bau yang disemprotkan dari kelenjar duburnya. Discover Magazine melansir jika cairan yang dihasilkan polecat lebih bau daripada sigung. Tidak heran kalau polecat bergaris dinobatkan sebagai hewan terbau di dunia!

Semprotan ini tidak cuma bikin hewan lain yang masuk ke teritorinya kebauan. Dilansir Animalia, anal spray tersebut dapat membuat mata sang musuh merasa nyeri bagai terbakar. Semprotan tersebut bahkan bisa menyebabkan kebutaan untuk sementara waktu.

5. Hewan introvert yang cuma sosialisasi ketika musim kawin

spesimen polecat bergaris (commons.wikimedia.org/ Kürschner, Public domain)

Perilaku sosial mamalia bermacam-macam, ada yang hidup berkelompok dan ada juga yang soliter. Polecat termasuk hewan yang penyendiri. Mereka bahkan sangat agresif pada individu lain, tidak pandang jenis kelamin, yang masuk ke wilayahnya. Menurut Animalia, untuk menunjukkan ketidaksukaannya, selain menyemprotkan cairan bau, polecat bergaris juga mengeluarkan bunyi 'teriakan' yang nyaring.

Polecat bergaris jantan dan betina baru mulai 'ramah' dan mau berdekatan saat musim kawin. Mating season speises ini berlangsung antara musim semi hingga akhir musim panas. Masa kehamilan polecat betina ialah antara 5-6 minggu dan mampu melahirkan 1 sampai 5 ekor anak selama musim kawin. 

Tidak memiliki banyak predator dan mampu mempertahankan diri dengan mekanisme semprotan bau, populasi polecat bergaris cukup banyak di berbagai belahan Afrika. Saat ini, mereka tidak terancam kepunahan. Jadi, kalau kamu berkesempatan safari di Afrika, kamu bisa menjumpainya secara langsung!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us