Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ular Kobra China, Termasuk Ular Berbahaya dari Asia Timur!

potret ular kobra china muda (commons.wikimedia.org/Thomas Brown)
Intinya sih...
  • Ular kobra china berasal dari China dan Taiwan serta tersebar di tenggara China, provinsi Fujian, Hunan, Hubei, Guangxi, Guangdong, Guizhou, Sichuan, hingga Zhejiang. Mereka pun bisa ditemukan di sekitaran Taiwan, Hong Kong, Vietnam, dan Laos.
  • Bisa ular kobra china terdiri atas neurotoksin dan kardiotoksin yang sangat mematikan. Akan muncul efek seperti lebam atau menghitam pada area yang digigit, pembengkakan, rasa sakit yang luar biasa, hingga kematian.
  • Ular kobra china termasuk spesies ular berbahaya dengan temperamen agresif dan sering menyebabkan gigitan pada manusia hingga mencapai 100—200 ribu gigitan per tahun.

Ular kobra sejati (genus Naja) terkenal sebagai kelompok ular dengan reputasi yang mengerikan karena gigitan dari ular ini dapat menyebabkan kematian bagi manusia. Total ada 38 spesies ular kobra sejati yang semuanya berada di kawasan Dunia Lama (Asia dan Afrika). Nah, salah satu spesies ular kobra sejati yang akan kita bahas kali ini adalah ular kobra china (Naja atra).

Penampilan ular kobra ini terbilang cukup sulit dideteksi karena bagian tubuh atas berwarna gelap, seperti cokelat, hitam, dan abu-abu, sementara tubuh bagian bawah cenderung lebih cerah dengan warna krem, putih, atau kuning. Beberapa individu memiliki garis silang tak teratur dengan warna abu-abu atau putih. Cara paling mudah untuk membedakan ular kobra china dan spesies lain bisa dengan mengamati tudung. Ular ini punya pola seperti cincin atau tapal kuda yang terlihat di area punggung begitu mereka membuka tudung.

Sementara itu, ukuran ular kobra china relatif sedang. Panjang tubuh yang dapat dicapai spesies ini sekitar 1,2—2 meter dengan bobot 1—2 kg. Tentunya, ada banyak hal menarik lain dari spesies ular kobra yang satu ini. Untuk itu, kalau ingin kenalan dengan mereka, simak pembahasan di bawah ini sampai selesai, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

ilustrasi peta persebaran ular kobra china (commons.wikimedia.org/Orionist)

Dari nama mereka saja, rasanya mudah untuk menebak asal ular ini. Ya, ular kobra china merupakan reptil dari China dan Taiwan. Dilansir The Snake Guide, mereka tersebar di tenggara China, tepatnya provinsi Fujian, Hunan, Hubei, Guangxi, Guangdong, Guizhou, Sichuan, dan Zhejiang. Namun, mereka turut ditemukan di sekitaran Taiwan, Hong Kong, Vietnam, dan Laos.

Untuk rumah kesukaan, ular kobra china banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Selain di sana, mereka turut ditemukan di padang rumput, semak belukar, tepi hutan, dan hutan bakau. Seiring dengan kedatangan manusia dan didukung dengan kemampuan adaptasi yang baik, ular ini pun perlahan mulai bisa tinggal di sekitar area pertanian dan pemukiman manusia.

Tentunya, ular ini termasuk karnivor sejati. Malahan, pilihan makanan mereka terbilang sangat beragam. Mereka mengonsumsi mulai dari berbagai jenis pengerat, katak dan kodok, ikan, amfibi, bahkan spesies ular lain yang berukuran lebih kecil. Ular kobra china bukan termasuk hewan diurnal ataupun nokturnal karena aktivitas mereka dapat dilakukan saat Matahari terbit ataupun terbenam, selama tidak sedang beristirahat pascamakan.

2. Bisa yang sangat mematikan

ular kobra china yang siap menyerang (commons.wikimedia.org/Thomas Brown)

Ular kobra china termasuk spesies ular dengan komposisi bisa yang sangat mematikan. Dilansir Animalia, komposisi racun pada bisa ular ini terdiri atas neurotoksin dan kardiotoksin. Racun ini bekerja dengan cara menyerang sistem saraf dan fungsi jantung. Parahnya lagi, dalam satu gigitan saja, ular kobra china mampu menyuntikkan 150—200 mg racun ke dalam tubuh korban.

Meski tidak terlalu populer, beberapa individu ular kobra china menunjukkan kemampuan menyembur bisa ke arah target. Malahan, jarak semburan yang dapat dicapai bisa ular ini menyentuh jarak 2 meter! Sama seperti ular kobra dengan kemampuan menyembur lain, mereka menargetkan kepala atau mata dari makhluk yang mencoba mengganggu, termasuk manusia.

Kalau kita tak sengaja tergigit ular kobra china, gejala awal yang terlihat ialah lebam atau menghitam pada area yang digigit, pembengkakan, rasa sakit yang luar biasa, mati rasa, dan nekrosis. Kalau tidak segera ditangani, bisa ular ini akan menyebabkan rasa sakit pada dada, demam, sakit tenggorokan dan sulit menelan, kehilangan suara, lemas, sulit bernapas, sampai pada akhirnya menyebabkan kematian. Sebenarnya, sudah ada antibisa untuk gigitan ular kobra china dan distribusinya sudah meluas sampai angka kematian dapat diatasi. Namun, tetap saja, kalau tidak ditangani sesegera mungkin, gigitan ular ini tetap sangat berbahaya.

3. Banyak menyebabkan gigitan pada manusia

bagian belakang tubuh ular kobra china (commons.wikimedia.org/Thomas Brown)

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ular kobra china termasuk spesies ular yang berbahaya. Namun, hal ini bukan hanya disebabkan oleh gigitan beracun, melainkan juga soal temperamen mereka. Ya, ular yang satu ini, sekalipun pada banyak kesempatan lebih memilih menghindari manusia, dapat bertindak sangat agresif jika sudah terpojok.

A-Z Animals melansir kalau seiring perkembangan pemukiman manusia, pertemuan dengan ular kobra china jadi lebih sering terjadi. Akibatnya, angka gigitan ular ini dari tahun ke tahun terus meningkat sampai diperkirakan mencapai 100—200 ribu gigitan per tahun! Masalahnya, ular ini akan selalu waspada dan siap menyerang. Mudah untuk mengetahui kalau mereka sedang marah atau ingin menyerang. Sebab, selain membuka tudung, ular kobra china akan mendesis dengan sangat keras. Pada kondisi ini, kita sebaiknya hati-hati karena serangan ular ini sangat cepat.

Selain itu, ada perbedaan temperamen antara ular muda dan dewasa. Pada dasarnya, baik ular kobra china muda ataupun dewasa, mereka akan sama-sama menyerang saat terpojok. Namun, ular muda umumnya jauh lebih agresif karena kurang berpengalaman dalam mengukur tingkat bahaya dari sesuatu yang mengusik mereka.

4. Sistem reproduksi

ular kobra china bersembunyi di lubang (commons.wikimedia.org/Nature.Catcher)

Musim kawin bagi ular kobra china berlangsung antara Maret—Mei. Tidak diketahui soal ritual kawin atau apa tipe pasangan yang terbentuk saat waktunya bereproduksi. Hanya saja, ular yang satu ini termasuk spesies yang bertelur sehingga betina akan mencari lubang atau celah tertentu untuk meletakkan telur-telur mereka.

Dilansir Animalia, ular kobra china menghasilkan 6—23 butir telur dalam sekali musim kawin. Telur-telur tersebut akan menjalani masa inkubasi selama 2 bulan. Selama waktu itu, betina akan selalu berjaga di dekat telur sampai anak-anak ular menetas. Namun, setelah menetas, anak ular kobra china sudah mampu hidup mandiri. Usia yang dapat dicapai spesies ular ini sekitar 10—12 tahun.

5. Status konservasi

Ular kobra china sering diburu karena dipercaya bermanfaat untuk pengobatan tradisional. (commons.wikimedia.org/Thomas Brown)

Meski tersebar luas dan sering bertemu dengan manusia, sebenarnya status konservasi ular kobra china sedang mengkhawatirkan. Berdasarkan catatan IUCN Red List, ular ini masuk dalam kategori hewan rentan punah (Vulnerable) dengan tren populasi yang menurun. Sayangnya, sulit untuk menyebut estimasi populasi sebenarnya dari ular yang satu ini.

Meski begitu, diperkirakan kalau dalam waktu 20 tahun ke belakang, populasi ular kobra china sudah berkurang sebanyak 30—50 persen. Menurut IUCN Red List, penyebab berkurangnya populasi ular ini karena pencemaran dari bahan kimia pertanian dan eksploitasi lahan besar-besaran. Belum lagi, perburuan pun turut terjadi karena kepercayaan kalau ular kobra china memiliki manfaat pada pengobatan tradisional.

Meski angka gigitan ular kobra china terbilang sangat tinggi, angka fatal atau kematian dari ular ini menyentuh 5—10 persen saja. Kecilnya angka ini karena ketersediaan antibisa yang memadai sehingga efek berbahaya dari racun ular kobra china dapat diatasi. Hal tersebut jelas perlu ditiru di Indonesia. Apalagi, kita termasuk negara dengan persebaran ular berbisa paling besar di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us