Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ular hijau ekor merah (commons.wikimedia.org/James Jolokia)

Intinya sih...

  • Ular hijau ekor merah dapat ditemukan di Indonesia dan memiliki ciri khas kepala segitiga serta ekor berwarna merah.

  • Reptil ini memiliki bisa hemotoksin yang berbahaya bagi manusia dan memiliki sifat pemalu dengan gerakan lambat.

  • Mirip dengan beberapa spesies ular lain, ular hijau ekor merah harus diidentifikasi dengan hati-hati karena gigitannya dapat menghilangkan nyawa manusia.

Ular merupakan salah satu jenis reptil yang paling terkenal dan ditakuti. Penyebarannya yang luas, ciri fisiknya yang khas, dan bisanya yang mematikan membuat reptil tanpa kaki tersebut mudah dikenali oleh banyak orang. Gak cuma itu, ular juga dibagi menjadi ribuan spesies dan salah satunya adalah Trimeresurus albolabris atau ular hijau ekor merah.

Seperti namanya, ular hijau ekor merah memiliki tubuh berwarna hijau dan ekor yang berwarna merah. Ia merupakan jenis ular viper yang berbisa tinggi, artinya reptil tersebut sangat berbahaya bagi manusia. Sama seperti ular lain, ular hijau ekor merah juga hidup di sekitar manusia. Karenanya, mari kita bahas beberapa fakta unik dan menarik ular hijau ekor merah agar kamu bisa mengenali dan mencegah kehadirannya!

1. Ular hijau ekor merah bisa ditemukan di Indonesia

Ular hijau ekor merah (commons.wikimedia.org/Zinogre)

Dilansir The Reptile Database, ular hijau ekor merah merupakan satwa endemik benua Asia. Dalam hal ini, ia bisa dijumpai di Kamboja, Cina, Thailand, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Indonesia. Secara spesifik, penyebarannya di Indonesia mencakup beberapa daerah, yaitu Pulau Sumatra, Jawa, hingga wilayah Nusa Tenggara. Karena penyebarannya mencakup wilayah Indonesia, jadi kamu tak perlu kaget jika menjumpai ular hijau ekor merah di kebun, taman, atau hutan lebat.

2. Mudah dikenali dari kepala segitiga dan ekor berwarna merah

Ular hijau ekor merah (commons.wikimedia.org/Rushenb)

Nama ular ini sudah sangat mencerminkan ciri khas dan ciri fisiknya. Pertama, ular hijau ekor merah memiliki kepala segitiga yang besar, mata dengan pupil vertikal, dan taring yang panjang serta bisa ditekuk. Soal warna, ular ini memiliki tubuh berwarna hijau yang terang. Terakhir, ia punya ujung ekor berwarna merah yang menjadi pembeda dengan ular lain.

Soal ukuran, ular hijau ekor merah dikategorikan sebagai ular berukuran sedang. Pasalnya, panjang maksimal reptil ini hanya sekitar 80 hingga 130 centimeter. Nah, mengandalkan warna hijau dan ukurannya kecilnya, ular hijau ekor merah bisa dengan mudah bersembunyi dan berkamuflase di vegetasi, pepohonan, dan dedaunan. Jika sudah berkamuflase, mangsa, predator, dan manusia akan kesulitan menemukan ular ini.

3. Punya bisa hemotoksin yang berbahaya bagi manusia

Ular hijau ekor merah (commons.wikimedia.org/Rushen)

Laman iNaturalist menjelaskan kalau ular hijau ekor merah memiliki kandungan bisa hemotoksin yang melimpah. Nah, bisa hemotoksin sendiri merupakan jenis bisa yang secara khusus menyerang sistem peredarah darah. Di banyak kesempatan, korban gigitan bisa mengalami pembengkakan, pembusukan, rasa sakit yang luar biasa, kebas, demam, hingga kematian.

Gak cuma hemotoksin, bisa ular ini juga memiliki efek prokoagulan yang mampu mengacaukan proses pembekuan darah. Di Indonesia sendiri terdapat ratusan kasus gigitan ular hijau ekor merah. Sayangnya, kebanyakan kasus tidak tercatat secara resmi dan tidak mendapat pertolongan medis. Alhasil korban meninggal terus berjatuhan dan kebanyakan korbannya adalah anak-anak dan lansia.

4. Punya sifat pemalu dan gerakan yang lambat

Ular hijau ekor merah (commons.wikimedia.org/Rushen)

Ular hijau ekor memang merupakan ular berbisa tinggi yang berbahaya, namun sebenarnya ia tidak agresif, lho. Dilansir Hong Kong Snake ID, ular ini merupakan hewan yang pasif dan gerakannya lambat. Ia pemalu, lebih sering menghindari manusia, dan kerap terlihat beristirahat di semak-semak, pepohonan, dan dedaunan.

Soal habitat, reptil ini bisa dijumpai di hutan, rawa, kebun, sawah, taman, area lembap, hingga area pemukiman yang padat. Tak jarang, ia juga akan masuk ke dalam rumah. Jika hal tersebut terjadi, kamu harus mengusirnya dengan perlahan dan jangan mengusiknya. Pasalnya, ular hijau ekor merah akan menyerang jika merasa terpojok, terganggu, atau terusik.

5. Mirip dengan beberapa spesies ular yang tidak berbahaya

Ular hijau ekor merah (commons.wikimedia.org/Zinogre)

Dikutip Ecologyasia, ular hijau ekor merah bukan satu-satunya ular arboreal berwarna hijau yang ada di Indonesia. Justru, orang-orang sering salah mengindentifikasi ular ini dengan spesies ular lain. Dalam hal ini, Ahaetulla prasina (ular pucuk) dan Gonyosoma oxycephalum (ular bajing) merupakan dua spesies ular yang mirip dengan ular hijau ekor merah.

Bedanya, kedua ular tersebut tidak berbahaya dan ukurannya lebih besar dan lebih panjang dari ular hijau ekor merah. Walau tidak berbahaya justru ular bajing dan ular pucuk lebih agresif. Jika merasa terancam, mereka akan mengangkat kepala, mendesis, menggembungkan leher, bahkan menggigit. Gak cuma itu, ular bajing dan ular pucuk juga punya kepala yang lonjong dan meruncing.

Setelah diulik, ternyata ular hijau ekor murah merupakan ular kecil yang pemalu namun diam-diam berbisa tinggi dan berbahaya. Tak tanggung-tanggung, gigitannya bisa menghilangkan nyawa manusia. Oleh sebab itu, kamu harus berhati-hati jika bertemu dengan ular ini. Jika bertemu ular berwarna hijau, kamu juga harus cermat karena tidak semua ular berwarna hijau merupakan ular berbahaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team