5 Fakta Unik Rusa Filipina, Hewan yang Tinggal Lintas Pulau

Pernah dengar rusa filipina (Rusa marianna)? Mereka adalah jenis rusa berukuran sedang dengan perawakan yang terbilang unik. Panjang tubuhnya sekitar 100—151 cm dengan bobot 40—60 kg. Bulu rusa ini cenderung berwarna cokelat tua pada bagian atas dan cokelat mudah pada bagian bawah tubuh dengan beberapa bagian putih, semisal di ekor. Serupa dengan jenis rusa lainnya, hanya rusa filipina jantan saja yang dapat menumbuhkan tanduk sepanjang 20—40 cm.
Ada sejumlah fakta menarik dari rusa yang satu ini yang pastinya sayang untuk dilewatkan. Nah, kali ini, yuk, kenalan dengan salah satu jenis rusa dari negara tetangga kita. Langsung gulir layar ke bawah, ya!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Sesuai dengan namanya, peta persebaran utama rusa filipina tentu berada di Filipina. Di sana, mereka ditemukan di pulau Luzon, Mindanao, Polilo, Mindoro, Leyte, dan Samar. Sebenarnya, rusa filipina merupakan hewan endemik negara Filipina. Namun, faktanya hewan ini juga ditemukan di beberapa pulau di sekitar Filipina.
Dilansir Earth Endangered Creatures, rusa ini diperkenalkan oleh manusia di sejumlah pulau di Samudra Pasifik, semisal Guam, Rota, Pohnpei, dan Saipan. Bahkan, dulunya mereka juga sempat diperkenalkan di pulau Ogasawara sebelum akhirnya punah di sana. Habitat alami bagi rusa filipina adalah hutan dan padang rumput mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, yakni sekitar 2.900 mdpl.
Rusa filipina merupakan hewan nokturnal yang artinya hanya aktif mencari makan pada malam hari. Tentunya, mereka tergolong sebagai herbivor yang mengonsumsi berbagai jenis tumbuhan dan buah. Daun pohon, rumput, beri-berian, dan berbagai jenis buah yang bisa ditemukan di hutan jadi menu makanan utama bagi rusa yang satu ini.
2. Lebih suka menyendiri

Biasanya, keluarga rusa itu hidup secara kelompok, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Akan tetapi, ternyata rusa filipina lebih menyukai untuk hidup menyendiri. Mau itu jantan maupun betina, biasanya mereka hanya akan mengembara seorang diri. Khusus bagi rusa filipina jantan, mereka biasanya memiliki batas teritori seukuran lapangan sepak bola.
Dilansir Animalia, satu-satunya momen di mana rusa filipina akan berkelompok terjadi ketika musim kawin. Pada saat itupun hanya betina yang membentuk kelompok kecil, yaitu sekitar 8 individu saja. Sedangkan bagi para jantan, mereka hanya akan bertemu dengan betina untuk kawin dan sama sekali tak menoleransi kehadiran pejantan lain di teritorinya.
3. Rusa yang cukup vokal

Rusa biasanya menggunakan gestur tubuh untuk berkomunikasi antar satu sama lain. Kalaupun komunikasi lewat suara terjadi, biasanya hal tersebut tidak terjadi dalam waktu yang lama ataupun dengan suara yang besar. Kondisi ini agak berbeda dengan rusa filipina. Oleh karena hidup mereka yang soliter, penggunaan suara sebagai alat komunikasi untuk sesama menjadi hal yang sangat penting.
Dilansir CABI Digital Library, rusa filipina bisa mengeluarkan suara seperti menggonggong dalam beberapa rentetan pendek dan sangat keras. Biasanya, suara ini mulai terdengar saat malam hari, tepat ketika rusa ini sedang mencari makan. Selain untuk berkomunikasi dengan rusa lain di sekitarnya, bagi para jantan suara-suara tersebut berfungsi untuk memperingatkan pejantan lain yang mencoba menyusup ke daerahnya. Sedangkan pada musim kawin, suara itu lebih berfungsi untuk memanggil lawan jenis di sekitarnya.
4. Sistem reproduksi

Musim kawin bagi rusa filipina terjadi pada September hingga Januari. Pada saat itu, betina akan membentuk kelompok kecil untuk menunggu jantan menghampirinya. Sedangkan pejantan biasanya akan bertarung dengan jantan lain terlebih dahulu demi mempertahankan teritori sekaligus mendapatkan hak kawin. Sama seperti jenis rusa pada umumnya, rusa filipina jantan bertarung dengan saling mengadu dan mengunci tanduk lawannya. Akan tetapi, pertarungan ini biasanya tak berlangsung hingga menghasilkan luka yang fatal.
Setelah masa kawin selesai, betina akan mengandung selama 245—285 hari sebelum akhirnya anak rusa filipina lahir sekitar bulan Mei atau Juni. World Deer melansir bahwa biasanya hanya ada seekor anak rusa filipina yang lahir dari satu induk. Si anak akan dirawat induk setidaknya selama 6 bulan sebelum akhirnya mereka harus mulai hidup mandiri. Untuk mencapai usia kematangan seksual, rusa filipina membutuhkan waktu selama 18 bulan, baik untuk jantan maupun betina.
5. Hewan yang penting bagi kebudayaan Filipina

Bagi sejumlah masyarakat atau suku di Filipina, rusa filipina merupakan salah satu spesies yang sangat penting bagi mereka secara kultural. Suku Bagobo-Tagabawa, misalnya, menganggap kalau keberadaan sukunya menjadi kurang lengkap tanpa kehadiran rusa filipina di sekitarnya, mengutip Earth Endangered Creature. Maka dari itu, suku tersebut beserta berbagai suku lainnya menjaga populasi rusa ini agar tidak tergerus dengan menciptakan zona berburu dan zona tak boleh berburu di hutannya.
Sayangnya, saat ini rusa filipina sudah tergolong hewan rentan punah (vulnerable) dalam catatan IUCN Red List. Kehilangan habitat dan perburuan dagingnya oleh manusia jadi penyebab utama mulai berkurangnya populasi rusa ini di alam liar, khususnya di Filipina. Selain untuk konsumsi, sejumlah organ tubuh rusa filipina, semisal tanduk, cukup dihargai sehingga perburuan terhadap spesies ini terus terjadi.
Menariknya, kondisi berbeda terjadi di habitat tempat spesies ini diperkenalkan. Dilansir CABI Digital Library, di Guam dan pulau-pulau Mikronesia, rusa filipina justru dinilai merusak ekosistem di sana sekaligus merusak pertanian manusia. Sejumlah vegetasi asli pulau-pulau Mikronesia ternyata mulai tergerus akibat dikonsumsi oleh rusa ini.