8 Fakta Bayt Al Hikmah, Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan Islam

Menjadi pusat perkembangan peradaban hingga akhirnya musnah

Dalam sejarah, peradaban Islam tercatat pernah mengalami puncak kejayaan dari tahun 750 hingga 1258 Masehi. Saat itu, aktivitas pengkajian, penelitian, penerbitan, penerjemahan, dan pengembangan ilmu pengetahuan aktif dilakukan di pusat-pusat peradaban Islam seperti Baghdad, Damaskus, Kairo, hingga Kordoba.

Namun, pada saat itu kota Baghdad yang paling pesat perkembangan ilmu pengetahuannya. Hal tersebut dilatarbelakangi berdirinya pusat penelitian dan penerjemahan terbesar pada masanya, yakni Bayt Al Hikmah atau juga bisa disebut sebagai House of Wisdom. Berikut ini beberapa fakta tentang Bayt Al Hikmah.

1. Didirikan oleh Daulah Abbasiyah

8 Fakta Bayt Al Hikmah, Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan IslamDaulah Abbasiyah (about-history.com)

Fondasi pendirian Bayt Al Hikmah dimulai oleh dinasti Umayyah (661—750 Masehi). Saat itu, dinasti Umayyah yang dipimpin khalifah Muawiyah I mulai mengumpulkan manuskrip kedokteran, kimia, matematika, dan astrologi dalam bahasa Yunani serta Persia. Setelah runtuhnya dinasti Umayyah, dinasti Abbasiyah mulai memindahkan pusat peradaban dari Damaskus ke Baghdad. Inilah cikal bakal berdirinya Bayt Al Hikmah di kota Baghdad.

Bayt Al Hikmah didirikan pada masa khalifah Harun Al Rashid, di mana penerjemahan buku-buku dari berbagai bahasa sangat aktif dilakukan. Pada masa kepemimpinan Al Ma’mun (813-833), Bayt Al Hikmah mulai dibuka untuk publik serta menjadi pusat penelitian terbaik pada masanya.

2. Menjadi persimpangan berbagai bahasa dan kebudayaan

8 Fakta Bayt Al Hikmah, Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan IslamBayt Al Hikmah menjadi tempat percampuran berbagai budaya (houseofwisdom.org)

Pada masa itu, Bayt Al Hikmah menjadi salah satu tempat paling aktif melakukan kegiatan penerjemahan untuk manuskrip dari bahasa Yunani, Hindi (India), Aram (Semitik), Suryani (Suriah), China, Ibrani, Latin, dan Persia. Gerakan penerjemahan yang dilakukan di Bayt Al Hikmah ikut memicu percampuran budaya dari berbagai tempat di dunia.

Dilansir Muslim Heritage, para penerjemah banyak didatangkan dari kalangan sarjana Kristen Suriah, Kristen Nestorian, Yahudi, Persia, dan India. Beberapa nama yang terkenal adalah Yahya ibn Al-Batriq, Tsabit ibn Qurra, Qusta ibn Luqa, Sind ibn Ali, dan Hunayn ibn Ishaq. Karya-karya yang diterjemahkan umumnya ditulis cendekia Yunani seperti Pythagoras, Plato, Aristoteles, Hippocrates, Dioscorides, Euclid, Plotinus, dan Galen. Ada juga karya-karya penulis India seperti Aryabhata, Brahmagupta, Charaka, dan Sushruta.

3. Memiliki koleksi buku yang sangat besar pada masanya

8 Fakta Bayt Al Hikmah, Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan Islamilustrasi buku (lawyerscommittee.org)

Seiring dengan kegiatan penerjemahan, Bayt Al Hikmah juga mengoleksi buku, manuskrip, ataupun karya ilmiah dari berbagai belahan dunia. Khalifah Harun Al-Rashid, pendirinya memang gemar mengoleksi buku dari berbagai disiplin ilmu. Koleksi pribadi Harun Al Rashid ini menjadi cikal bakal Bayt Al Hikmah yang dijuluki sebagai khizanat kutub al-hikmah atau 'gudang kitab kebijaksanaan'.

Sebagian besar koleksi Bayt Al Hikmah didapatkan dari Kekaisaran Bizantium, sisa-sisa peninggalan Kekaisaran Sassaniah Persia, atau peradaban lainnya. Selain koleksi yang didapat dari luar, Bayt Al Hikmah juga tercatat memiliki kegiatan percetakan buku sendiri. Akibatnya,  Baghdad juga menjadi pusat percetakan terbesar di masa itu.

Baca Juga: Sejarah Anglo-Zanzibar, Perang Tersingkat dalam Sejarah

4. Melahirkan banyak ilmuwan hebat

8 Fakta Bayt Al Hikmah, Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan Islamilmuwan Bayt Al Hikmah (twitter.com/1001inventions)

Bayt Al Hikmah menjadi tempat 'lahirnya' ilmuwan-ilmuwan hebat di masa lalu. Semua itu berkat kegiatan penelitian, eksperimen, observasi, debat ilmiah, dan tulis-menulis yang rutin dilakukan. Sebut saja Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi (Al-Khawarizmi), salah satu ilmuwan terkemuka yang bekerja di Bayt Al-Hikmah.

Ibnu Sina yang kita kenal sebagai filsuf dan ahli ilmu kedokteran terkemuka menggarap karya-karya besarnya dengan fasilitas Bayt Al-Hikmah. Begitu juga Al-Kindi; ahli kimia metalurgi, Jabir ibn Hayyan; fisikawan optik, Ibn Al Haytham; ahli biologi evolusioner, Al-Jahiz; dan Banu Musa bersaudara yang termasuk ilmuwan 'jebolan' Bayt Al-Hikmah pula.

5. Menelurkan karya-karya monumental dari berbagai bidang

8 Fakta Bayt Al Hikmah, Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan Islamsalah satu manuskrip Bayt Al Hikmah (wikimedia.org)

Berkat atmosfer intelektual dan budaya ilmiah yang kental, para ilmuwan Bayt Al-Hikmah pun banyak menelurkan karya-karya monumental. Dilansir 1001 Inventions, khalifah Al-Ma’mun membayar para penulis dan cendekiawan dengan emas seberat buku yang telah mereka selesaikan untuk mendukung penulisan dan penerjemahan. Hebat, bukan?

Beberapa karya terkenal yang lahir di Bayt Al-Hikmah adalah kitab Al-Jabr wal Al-Muqabala karya Al-Khawarizmi yang berisi tentang aljabar, persamaan kuadrat, dan geometri. Selain itu, ada kitab Al-Hiyal karya Banu Musa bersaudara yang membahas mengenai ilmu mekanik, Al-Hayawan karya Al-Jahiz yang membahas tentang zoologi, serta Al-Zij Al-Mumtahan karya Yahya ibn Mansur.

6. Luluh lantak akibat serangan pasukan Mongol

8 Fakta Bayt Al Hikmah, Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan Islamtentara Mongol (historycollection.com)

Berdiri di masa khalifah Harun Al-Rashid, berjaya pada masa Al-Ma’mun, dan mulai mengalami kemunduran pada masa Al-Mutawakkil, kehancuran Bayt Al-Hikmah terjadi pada masa kepemimpinan khalifah Al-Musta’sim. Saat itu, pasukan Mongol di bawah kepemimpinan Hulagu Khan menyerang Daulah Abbasiyah dan mengepung Baghdad dengan 150.000 pasukan gabungan Mongol dan kerajaan sekutunya

Pengepungan berlangsung selama 13 hari, dari 29 Januari hingga 10 Februari 1258. Setelah berhasil meruntuhkan Baghdad, pasukan Mongol mulai melakukan pembantaian, penjarahan, dan penghancuran brutal selama seminggu. Bayt Al Hikmah pun ikut jadi sasaran.

Baca Juga: Bukan Sembarangan, 11 Cerita Mengejutkan soal Genghis Khan

7. Pasca penyerangan Mongol, hampir seluruh isi Bayt Al Hikmah musnah

8 Fakta Bayt Al Hikmah, Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan Islamilustrasi pemusnahan buku (vanityfair.com)

Selama seminggu penghancuran kota Baghdad oleh pasukan Mongol, hampir semua koleksi manuskrip Bayt Al Hikmah ikut musnah. Kebanyakan dibakar dan dibuang ke Sungai Tigris hingga airnya berwarna hitam akibat lunturan tinta.

Buku-buku yang tak dibuang umumnya dirobek dan sampulnya dijadikan sandal oleh pasukan Hulagu Khan. Namun, beberapa buku masih berhasil diselamatkan. Sekitar 400.000 buku berhasil diselamatkan oleh Nasir Al-Din Al-Tusi ke kota Maragheh sebelum pengepungan.

8. Keberadaan Bayt Al Hikmah dibantah oleh Dimitri Gutas

8 Fakta Bayt Al Hikmah, Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan IslamDimitri Gutas (macmillan.yale.edu)

Walaupun Bayt Al-Hikmah memiliki sejarah panjang dan kontribusi ilmiah yang cukup signifikan, tetapi ada beberapa pihak yang masih meragukan keberadaan Bayt Al Hikmah. Salah satu sosok yang meragukan atau bahkan membantah keberadaan Bayt Al Hikmah adalah Dimitri Gutas, ia adalah seorang ahli budaya dan sejarah Arab dari Yale University, Amerika Serikat. Gutas mengklaim bahwa Bayt Al Hikmah hanyalah istilah yang muncul dari kesalahan penerjemahan khizanat al-hikmah yang sejatinya hanyalah gudang.

Di dalam bukunya yang berjudul Greek Thought, Arabic Culture: The Graeco-Arabic Translation Movement in Baghdad and Early ʻAbbāsid Society, Gutas mengatakan kalau Bayt Al-Hikmah tidak pernah disebut di hampir semua catatan terjemahan Greko-Arab. Hal ini pun masih diperdebatkan di kalangan akademisi sejarah, mengingat bukti arkeologis Bayt Al-Hikmah sangat minim. Pengetahuan sejarah mengenai Bayt Al-Hikmah pun pada saat ini hanya berasal dari catatan dua ahli sejarah, At-Tabari dan Ibn Al-Nadim yang hidup pada masa berdirinya Bayt Al-Hikmah.

Nah, itulah sederet fakta sejarah mengenai Bayt Al-Hikmah dan sejarahnya. Semoga bisa kita ambil hikmahnya.

Fitran Briliano Photo Verified Writer Fitran Briliano

Just a human

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kalyana Dhisty

Berita Terkini Lainnya