Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Blond Capuchin, Pernah Dianggap Punah Selama Ratusan Tahun!

Blond Capuchin
Blond Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Miguelrangeljr)
Intinya sih...
  • Capuchin Pirang menggunakan alat batu untuk memproses makanan selama 3.000 tahun terakhir, memiliki enamel gigi tebal untuk memecahkan biji-bijian.
  • Mereka memiliki penampilan ikonik dengan bulu pirang keemasan, ekor semi-prehensil, dan dimorfisme seksual dalam ukuran tubuh.
  • Blond Capuchin adalah pemakan segala, hidup dalam kelompok sosial yang kompleks, dan terancam punah akibat ulah manusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di sepanjang pesisir Atlantik, terdapat salah satu primata yang langka, yaitu Kapusin Pirang atau Blond Capuchin (Sapajus flavius). Sesuai namanya, monyet ini memiliki bulu berwarna pirang keemasan yang membuatnya terlihat berbeda dari kapusin lain. Uniknya lagi, spesies ini sempat dianggap punah selama ratusan tahun sebelum akhirnya ditemukan kembali pada tahun 2006. Fakta-fakta berikut akan menunjukkan betapa istimewanya primata mungil ini!

1. Sang Ahli Pemecah Biji

Blond Capuchin
Blond Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Thomaz de Carvalho Callado)

Dilansir dari National Geographic, sebuah studi baru menemukan bahwa primata ini (capuchin) telah menggunakan alat batu untuk memproses makanan mereka selama 3.000 tahun terakhir, yang menjadikannya primata non-manusia tertua dari jenisnya di luar Afrika yang diketahui memiliki pola penggunaan alat batu yang berubah dalam jangka panjang. Penggunaan alat batu ini memiliki peran besar dalam pola makannya yang memakan biji-bijian. Sehingga, mereka dikenal sangat pandai dalam menggunakan alat untuk mendapatkan makanan yang tidak bisa di jangkau atau dimakan oleh hewan lain. Kemampuannya menggunakan batu ini biasanya akan digunakan untuk bisa memecahkan biji-bijian yang sangat keras. Selain dengan membenturkan batu, mereka juga terkadang akan membenturkan biji tersebut ke bebatuan atau ke dahan pohon. Selain kepintarannya dalam menggunakan alat batu, mereka telah dilengkapi dengan enamel gigi yang sangat tebal untuk memecahkan biji-bijian yang keras – bahkan enamel gigi ini lebih tebal di antara primata non-manusia, sehingga mereka dengan sangat mudah untuk memecahkan biji-bijian yang sangat keras sekalipun.

2. Penampilan yang Ikonik

Blond Capuchin
Blond Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Thomaz de Carvalho Callado)

Sesuai dengan namanya, mereka memiliki bulu berwarna pirang keemasan yang sangat mencolok menutupi sebagian besar tubuhnya. Sementara wajahnya berwarna cokelat kemerahan, dan telapak tangan serta telapak kakinya berwarna hitam. Selain memiliki penampilan yang memukau, mereka dikaruniai dengan ekor semi-prehensil yang dapat membantu mereka untuk mencengkeram dahan dan membantu mereka saat memanjat pohon, tetapi ekornya ini tidak dapat menopang tubuhnya yang berat untuk bergantung pada ekor.

Mereka menunjukkan dimorfisme seksual yang terdapat pada perbedaan ukuran tubuh. Jantan memiliki ukuran tubuh sekitar 38,4 cm dengan ekor dengan panjang 39,4 cm, dan berat sekitar 3 kg. Sementara betina memiliki panjang tubuh sekitar 35,6 cm dengan ekor 38,2 cm, dan berat sekitar 2,2 kg. Maka dari itu, jantan memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan betina.

3. Pemakan Segala

Blond Capuchin
Blond Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Frederico Acaz Sonntag)

Mereka merupakan pemakan segala, baik itu tumbuhan maupun hewan. Makanan utama mereka adalah buah-buahan, biji-bijian, dan hewan-hewan kecil seperti anak burung, katak, dll. Namun, diketahui juga bahwa mereka juga mengonsumsi tebu yang diambil dari perkebunan milik warga sebagai makanan pengganti atau cadangan, jikalau makanan utama mereka sedang langka.

4. Kelompok Sosial yang Kompleks

Blond Capuchin
Blond Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Thomaz de Carvalho Callado)

Mereka hidup dalam kelompok yang sangat besar, diketahui bahwa kelompok besar ini bisa lebih dari 150 ekor per kelompoknya, dan betina lebih dominan daripada jantan – maka dari itu, mereka ‘menganut’ sistem perkawinan poligini, yang artinya jantan memiliki banyak pasangan atau lebih dari satu pasangan. Untuk menjaga ikatan sosialnya, mereka menggunakan berbagai bentuk komunikasi, mulai dari vokalisasi, allogrooming, hingga urine washing. Urine washing ini biasanya dilakukan oleh jantan, yang di mana mereka akan menggosokkannya ke cabang pohon, ke individu lain, serta ke dada mereka sendiri.

5. Terancam Akibat Ulah Manusia

Blond Capuchin
Blond Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Thomaz de Carvalho Callado)

Mereka hidup terisolasi di sepanjang pesisir Atlantik, di negara bagian Alagoas, Paraiba, dan Pernambuco, Brazil. Mereka sangat menyukai hutan hujan pesisir dataran rendah dan rawa-rawa.

Dilansir dari New England Primate Conservancy, Primata ini pertama kali ditemukan dan dideskripsikan oleh naturalis asal Brazil yaitu Georg Marcgrave pada tahun 1648, lalu pernah dianggap punah, hingga ditemukan kembali pada tahun 2006. Namun sayangnya, kini spesies ini berstatus terancam punah atau Endangered menurut IUCN dan sebelumnya pada tahun 2008 mereka dikalsifikasikan sebagai spesies sangat terancam punah atau Critically Endangered, hingga termasuk dalam The IUCN’s Red List of Threatened Species.

Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa habitatnya yang rusak kini menjadi ancaman sangat besar bagi mereka. Selain itu, mereka juga terancam akibat perburuan liar, untuk di konsumsi dan di perjualbelikan di pasar hewan peliharaan. Upaya untuk melestarikan primata ini sudah dilakukan, mulai dari membuat perjanjian internasional agar perdagangan flora dan fauna tidak melibatkan spesies ini, hingga sekarang mereka telah tinggal di beberapa kawasan lindung di Brazil.

Blond Capuchin adalah salah satu primata langka sekaligus paling menarik, karena penampilannya yang ikonik. Dengan bulu emas yang indah, kecerdasan luar biasa, dan sejarah penemuan kembali yang dramatis, mereka benar-benar simbol keajaiban alam Brazil. Namun, populasinya yang terus menurun, yang membuat mereka rentan terhadap kepunahan. Melindungi primata ini berarti menjaga salah satu harta karun biologis paling unik dari Brazil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

Negara Apa yang Terletak Paling Barat? Ini 5 Jawabannya!

03 Okt 2025, 16:50 WIBScience