Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Kecoa Mati jika Terbalik? Ini Jawabannya

kocak kebalik
ilustrasi kecoak terbalik (pexels.com/Srattha Nualsate)

Kecoak punya seribu jurus untuk membuatmu geli. Larinya cepat, jumlahnya banyak, hingga kerap menggunakan segenap tenaganya untuk terbang ke arahmu. Meski demikian, hewan ini juga punya kelemahan. Salah satunya bisa mati apabila dibalik. Iya, gitu doang.

Kenapa kecoa mati jika terbalik, padahal konon hewan purba ini bisa hidup berhari-hari tanpa kepala? Ini penjelassan ringkasnya. 

Kenapa kecoa mati jika terbalik?

Kecoak tertarik pada ruangan yang lembap dan hangat. Itulah sebabnya mengapa kecoak bisa dengan mudah menemukannya di area rumah. Meski demikian, kondisi rumah yang sedemikian kurang mendukung kecoak untuk bertahan hidup.

Yes, ubin yang licin atau lantai kayu tanpa serat sangat berbeda dengan ranting, rumput, atau pohon yang bertekstur di alam liar. Kondisi tersebut membuat kecoak berpotensi terpeleset yang akhirnya jatuh terbalik. Mirip ketika kura-kura terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.

Di alam liar, mereka mungkin mengandalkan batu, rumput, batang pohon sebagai tumpuan untuk bergerak kembali ke posisinya. Sebaliknya, tekstur lantai yang sedemikian rupa menyulitkan kecoak untuk membalikkan dirinya kembali, melansir Terminix. Alhasil, kecoak pun gak mendapatkan makanan atau air yang membuatnya akhirnya mati.

Hal ini unik, mengingat hewan ini punya sejumlah kelebihan yang jadi alasan kenapa kecoak susah mati. Dilansir Truly Nolen, kecoak dapat menahan napas di air hingga 40 menit, bisa gak membeku sampai -9 derajat Celsius, hingga bertahan 7 hari tanpa kepala. Eh, matinya justru karena terpeleset.

Insektisida membuat kecoak mati terbalik

ilustrasi kecoak (pixabay.com/beeki)

Selain posisi yang gak memungkinkan kecoak menemukan makanan, insektisida juga punya peran kenapa kecoak mati jika terbalik. Semprotan di sekitar rumah dapat menghilangkan vektor penyakit pada kaki kecoak. Selain itu, insektisida juga mengacaukan sirkuit internal alias sistem saraf hewan ini, melansir Discovery Place.

Akibatnya, kecoak pun menjadi terhuyung-huyung dan mabuk. Pusat gravitasi yang tinggi di punggung dan geometri tubuh yang sedemikian rupa membuat kecoak jadi mudah jatuh terjengkang.

Kerangka tubuhnya yang membulat membuat mereka sulit memperbaiki posisi tersebut. Pada kecoak yang sehat, bisa saja menggerakkan kaki dan sayap sebagai pengayun dan membalikkan ke posisi semula. Namun, kondisi tersebut jelas gak memungkinkan bagi kecoak yang terpapar insektisida.

Gak semua kecoak mati terbalik

FYI, gak semua kecoak mati dalam kondisi terbalik, lho. Meski kamu sering melihatnya di rumah, bangkai kecoak di alam liar akan sulit ditemukan dalam kondisi terlentang. Bahkan, kamu akan kesulitan menemukannya sama sekali. 

Nyatanya, kecoak kaya akan protein dan menjadi makanan bergizi bagi sejumlah hewan lain, contohnya saja laba-laba maupun burung. Alasan mengapa kamu gak menemukan bangkai kecoak di alam liar karena kebanyakan dari mereka sudah berada di perut hewan lain alias dimakan predator.

Wah, ternyata alasan kenapa kecoa kebalik akan mati cukup sederhana, ya. Sekarang gak penasaran lagi, deh. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Mayang Ulfah Narimanda
3+
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us