Sejarah Lampion dan Maknanya dalam Perayaan Imlek

Hiasan untuk memeriahkan berbagai acara

Saat perayaan Imlek, kamu akan menjumpai banyak lampion atau lentera di berbagai sudut kota hingga kelenteng. Lampion tradisional ini biasanya berwarna merah dan kuning. Walau begitu, kini ada juga lentera berwarna-warni dengan beragam lukisan yang lebih modern. 

Pada sejarah lampion, lentera ini digunakan sebagai penerangan yang merujuk pada pemujaan. Saat ini, lampion memiliki fungsi lebih beragam, seperti dekorasi ruangan yang tetap serat akan nilai budaya. 

Sejarah lampion China

Lampion merupakan salah satu peninggalan budaya China yang terus eksis hingga saat ini. Top China Travel menyebutkan, lentera ini pertama kali dibuat pada Dinasti Han Barat, sekitar 202 SM hingga 8 M. Bentuknya berupa dudukan lampu perunggu yang digunakan untuk penerangan bangsawan.

Pada Dinasti Han Timur, 25—220 Masehi lentera kertas China ditemukan. Pada masa tersebut, lentera digunakan sebagai kap atau penutup lampu. Mulanya, lampion kertas digunakan untuk memuja Buddha di kuil. 

Penggunaannya diawali oleh Mingdi, salah satu kaisar pada masa Han Timur yang memerintah sekitar 57 Masehi. Kaisar memerintahkan orang-orang di istana menyalakan lentera dalam rangka menyembah Buddha pada hari ke-15 bulan lunar pertama. Tanggal tersebutlah yang kemudian diperingati sebagai Festival Lentera.

Seiring berjalannya waktu, lampion tidak hanya digunakan sebagai pemujaan. Kepopuleran lampion makin meningkat pada masa Dinasti Tang (618—907 M). Pada waktu itu, warga melepaskan lentera ke langit untuk merayakan kekuatan negara. 

Praktik ini pun menjadi perayaan rutin setiap akhir Tahun Baru Imlek atau sering disebut sebagai Cap Go Meh. Inilah mengapa lampion identik dengan Imlek dan Cap Go Meh. Selain menerbangkan lampion, puncak acara juga diperingati dengan makan tang yuan atau bola nasi ketan yang diisi dengan pasta wijen bersama keluarga. 

Baca Juga: Sejarah Barongsai, Tarian yang Ramaikan Perayaan Imlek

Karakteristik lampion China

Sejarah Lampion dan Maknanya dalam Perayaan Imlekilustrasi lampion (pexels.com/Expect Best)

Sesuai sejarah lampion yang telah berlangsung lebih dari 1800 tahun, ada banyak nilai yang termuat pada lentera ini. Lampion mengombinasikan lukisan China, pemotongan kertas, seni kertas, bordir, menjahit, serta fungsi pencahayaan. Bahan dasar kerangkanya umumnya terbuat dari bambu, kayu, rotan, jerami, tanduk binatang, logam, sutra, damask, dan lain sebagainya.

Ada kalanya lampion China mengandung unsur simbolis, misalnya, lampion bambu biasanya digunakan untuk upacara pemakaman. Selain itu, menurut China Highlight unsur warnanya pun memiliki arti berbed. Berikut uraiannya:

  • Lampion yang digantung di kuil berwarna kuning, melambangkan ketenangan dan kedamaian
  • Lampion merah melambangkan kekayaan, ketenaran, dan kemakmuran dan biasa digunakan pada pernikahan dan perayaan
  • Lampion putih dikaitkan dengan kematian atau pemakaman
  • Lampion hijau sering terlihat selama pekan raya kuil atau Festival Lentera dengan arti kesehatan, kemakmuran, dan keharmonisan. 

Selain warna, bentuk dan ukuran pun juga harus diperhatikan. Jika lampion kontemporer berbentuk lebih bebas, lampion tradisional umumnya melingkar. Hal ini melambangkan keutuhan dan kebersamaan layaknya bulan purnama.

Bulan penuh merupakan bagian penting dari Festival Lentera dan Festival Pertengahan Musim Gugur alias Festival Mooncake. Di China, keduanya dijadikan sebagai hari libur nasional. Menariknya lagi, saat perayaan tersebut terdapat banyak lentera di berbagai sudut kota. 

Lebih jauh, jangan lupakan hiasan dekoratif di bagian luarnya. Umumnya, tulisan yang tertuang pada lentera menyampaikan harapan baik agar umur panjang, kesehatan, serta masa depan yang sejahtera.

Bentuk lampion yang populer

Sejarah Lampion dan Maknanya dalam Perayaan Imlekilustrasi lampion (pexels.com/熊大 旅遊趣)

Lampion tradisional terbagi menjadi lima kategori, yakni lampion istana, lampion kain kasa, lampion bambu, lampion nama keluarga, dan lampion gantung. Bentuknya bisa bervariasi, mulai dari sosok manusia, pemandangan, hingga bunga, hewan, dan ikan

Contohnya, lentera Zou Ma Deng yang berhias lingkaran kuda dalam kertas berputar. Ada lentera geografis gaya Beijing, lentera gaya Suzhou, Fuzhou, ataupun Quanzhou. Berikut gambaran beberapa jenis lentera yang populer.

Lentera istana Beijing atau Gong Deng

Ini merupakan lampion yang mulanya digantung di istana kerajaan. Bahan pembuatannya, dari kayu tipis sebagai kerangka, lalu ditutup kain dan kaca. Selain untuk penerangan, lampion ini kini menjadi barang koleksi berharga oleh kolektor lampion China. Kini, lampion ini biasa digantung di aula atau ruangan sebagai dekorasi.

Lentera bergaya Suzhou

Lampu bergaya Suzhou umumnya mengusung konsep pedesaan dengan merujuk pada sejarah yang dihormati. Lentera jenis ini mulai berkembang menjadi industri pada awal Dinasti Song. Lampion Suzhou terkenal akan warna yang lembut dengan karakter burung, bunga, dan ikan hingga paviliun, teras, menara, bahkan sosok manusia.

Lampion dan Imlek

Seperti disebutkan sebelumnya, lampion banyak digunakan sebagai dekorasi untuk menyemarakkan perayaan tertentu. Salah satunya, tentu saja saat Imlek alias Tahun Baru China. 

Saat Imlek, lampion yang digunakan umumnya berbentuk bundar dan berwarna merah. Desainnya dihiasi dengan karakter dan pola yang melambangkan keberuntungan. 

Aturan penting penggunaan lampion saat Tahun Baru Imlek adalah menggantungnya berpasangan alias harus berjumlah genap. Jika memungkinkan, letakkan lampion di sisi selatan rumah, melansir China Fetching.

Penggunaan lampion dengan bentuk, warna, dan tempat menggantungkannya pun kaya akan filosofi. Kombinasi unsur-unsur tersebut dipercaya dapat memberikan harapan pada tahun baru agar penuh kekayaan, ketenaran, kemakmuran. 

Terlepas dari sejarah lampion sebagai hiasan istana atau pemujaan, kini kamu bisa menjumpainya sebagai dekorasi di berbagai tempat. Kamu bahkan dapat membuatnya sendiri di rumah, lho!

Baca Juga: Sejarah Angpau Imlek: Makna dan Aturan Memberikannya 

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya