Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pakaian fast fashion (unsplash.com/freestocks)

Industri fesyen kini telah mengalami perkembangan yang sangat cepat dan pesat dibanding 50 tahun lalu. Sekarang, industri fesyen rutin mengeluarkan model terbaru setiap minggu untuk memenuhi kebutuhan pasar. Perkembangan tersebut akhirnya melahirkan industri bernama fast fashion.

Dilansir The Good Trade, fast fashion sendiri diartikan sebagai industri fesyen yang melahirkan pakaian dengan model terkini secara cepat, murah, dan masif. Sayangnya, produksi fast fashion yang murah dan cepat tersebut hadir dengan banyak sisi gelap dan biaya tersembunyi. Apa saja itu?

1. Penggunaan bahan berkualitas rendah untuk produksi masif, cepat, dan murah

ilustrasi pakaian (unsplash.com/Parker Burchfield)

Dilansir Good on You, pada era 1960-an, anak muda menjadikan pakaian sebagai bentuk ekspresi diri. Oleh karena itu, industri fashion dituntut untuk melahirkan model terbaru dengan cepat, masif, dan murah yang akhirnya melahirkan industri fast fashion.

Dilansir Sustain Your Style, fast fashion setidaknya rutin mengeluarkan sedikitnya 52 model setiap tahun (1 model per minggu). Sedangkan industri fashion pada zaman dulu hanya mengeluarkan 2 model setiap tahunnya. Hal ini membuat produksi pakaian 400 persen lebih banyak dibanding 20 tahun lalu.

Sayangnya, walau fast fashion hadir dengan model terkini dan murah, mereka umumnya menggunakan bahan berkualitas rendah seperti poliester. Hal tersebut membuat pakaian fast fashion tidak akan bertahan lama. Faktanya, sebagian besar pakaian yang ada sekarang merupakan hasil dari fast fashion.

2. Produksi fast fashion membutuhkan banyak air

Editorial Team

Tonton lebih seru di