Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Mauritius Kestrel, Burung Predator Asli dari Pulau Eksotis

Ilustrasi Mauritius Kestrel (zsl.org/Malcolm Nicholl)

Sudah bukan menjadi rahasia lagi, bahwa pulau Mauritius memiliki keindahan tersendiri. Begitupun dengan spesies burung yang pernah mendiami pulau ini. Seperti burung Dodo yang sempat terkenal, namun telah punah hingga burung predator seperti Mauritius Kestrel. 

Mauritius Kestrel merupakan spesies asli yang telah mendiami pulau Mauritius sebelah tenggara. Burung predator ini disebutkan hampir punah, namun populasinya saat ini terbilang aman dan masih dalam pantauan. Pada artikel ini akan dibahas mengenai burung predator yang memiliki tampilan menarik tersebut. Simak ulasannya sebagai berikut. 

1. Memiliki corak bulu yang indah

Ilustrasi Mauritius Kestrel dengan corak bulu yang indah (zoochat.com)

Burung predator yang satu ini memiliki corak warna bulu yang menarik. Dia tergolong dalam keluarga burung elang (Falconidae), dengan nama ilmiah Falco punctatus. Dilansir Encyclopedia.com (2019), bulu yang terdapat pada Mauritius Kestrel sebagian berwarna cokelat kemerahan dengan garis dan bintik hitam. Warna putih pada bulu dadanya yang diselingi tanda gelap berbentuk hati. Pada setiap bawah mata burung jantan dan betina terdapat garis atau bintik gelap. Sayap yang dimilikinya terlihat pendek dan membulat, sehingga memudahkan dia untuk terbang di udara. Dan memudahkannya dalam mengejar mangsa serta bentuk sayapnya ini berbeda dari burung elang pada umumnya. Ukuran tubuhnya berkisar 32 hingga 39 cm dengan berat 125 g hingga 325 g. Burung jantan ukurannya lebih kecil daripada burung betina. 

2. Burung predator

Ilustrasi Mauritius Kestrel yang sedang terbang (birdlife.org/Dominic Mitchell)

Disebutkan tergolong dalam spesies elang, Mauritius Kestrel merupakan hewan karnivora. Dilansir The Animal Files (2006), biasanya Mauritius Kestrel berburu mencari makanan dengan terbang pendek dan cepat melalui hutan. Adapun makanannya berupa mamalia kecil, serangga, amfibi hingga burung kecil. Burung ini juga sering bertahan melayang terbang dalam waktu lama untuk mendapatkan mangsanya. Anak-anak mereka juga akan bergantung pada induknya untuk mendapatkan makanan saat masih muda. Mauritius Kestrel akan berkembangbiak setahun sekali dan burung betina akan bertelur 3 sampai 7 butir. Serta telur tersebut akan menetas dalam waktu 30 hingga 32 hari. Meskipun disebut sebagai burung predator, Mauritius Kestrel juga terancam oleh burung predator lainnya seperti northem goshawks, elang peregrine, sparrowhawks, eagle owls dan tawny owls

3. Habitat dan persebaran

Ilustrasi Mauritius Kestrel yang bertengger di atas pohon (flickr.com/John Mauremootoo)

Seperti namanya, Mauritius Kestrel merupakan burung yang menghuni pulau Mauritius. Sebuah pulau yang terletak di lepas pantai Afrika sebelah timur Madagaskar. Dilansir The Peregrine Fund (2024), ciri khas dari kepulauan ini adalah berbagai rangkaian pegunungan, dataran pantai, dataran tinggi, jurang dan hutan tropis. Sedangkan Mauritius Kestrel menempati hutan primer pulau tersebut. Dengan susunan hutan hijau dan pepohonan membentuk kanopi sekitar 50 kaki (15 meter) diatas tanah. Selain itu, dalam hutan, burung ini juga menyukai lahan terbuka yang berumput hingga lahan pertanian. Spesies ini dapat ditemui pada berbagai ketinggian dari permukaan laut hingga 5.000 meter (16.404 kaki). Sedangkan spesies burung predator ini memiliki masa hidup hingga 15 tahun di alam liar. Biasanya mereka membuat sarang di pohon hingga menempati sarang burung lain yang kosong untuk menetaskan telur-telurnya. 

4. Selamat dari kepunahan

Ilustrasi upaya penyelamatan populasi Mauritius Kestrel (birdlife.org/Kat Saleiko)

Mauritius Kestrel sempat mengalami kepunahan karena beberapa ancaman salah satunya kegiatan manusia. Penebangan hutan untuk konstruksi dan lahan pertanian membuat spesies ini kehilangan tempat tinggalnya. Dilansir The Peregrine Fund (2024), hal tersebut terjadi sekitar tahun 1970-an. Selain itu, penggunaan pestisida pada lahan pertanian yang berlanjut hingga 20 tahun, turut berkontribusi akan berkurangnya spesies ini. Lalu saat itu, para ilmuwan pun mencoba menangani masalah ini dengan adanya penangkaran. Dan melalui upaya tersebut spesies Mauritius Kestrel ini, populasinya dapat meningkat pada tahun 1997. Dimana sekitar 400 hingga 500 individu burung terdapat di alam liar. Dan saat ini dapat diperkirakan meningkat lagi sekitar 600 hingga 800 ekor. 

Namun, keberhasilan peningkatan populasi tersebut terus dipantau oleh para ilmuwan akan keberhasilan reproduksi. Salah satu masalah yang dikhawatirkan adalah terjadinya perkawinan yang terjadi pada dua burung berkerabat dekat, biasanya bersaudara yang menghasilkan anak bersamaan. Dalam hal ini, jika terjadi dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan hilangnya variasi genetik. Dimana akan mempengaruhi kesehatan populasi dan kelangsungan hidup jangka panjang. Misalnya dalam hal kasus penyakit, jika terdapat keragaman genetik, burung akan lebih kebal dan mampu bertahan dari serangan penyakit. Sedangkan jika sedikit keragaman antara individu, maka sedikit kemungkinan beberapa individu mewarisi kekebalan atau kelangsungan hidup. Saat ini habitat yang mengalami banyak perubahan, apalagi padatnya penduduk akan membatasi wilayah jelajahnya dalam memperoleh mangsa. 

Nah itu dia beberapa hal untuk lebih mengenal burung pemangsa yang satu ini. Semoga populasinya tetap terjaga dengan upaya konservasi yang dilakukan. Begitu pula, habitat asli harus dijaga, supaya Mauritius Kestrel tetap memperoleh kepangsungan hidupnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us