Mengenal Sosok Khaulah binti Tsa'labah, Wanita yang Dizhihar Suaminya!

Sejarah Islam selalu dipenuhi dengan tokoh-tokoh yang cerdas, berani, dan inspiratif. Salah satunya adalah perempuan cerdas bernama Khaulah binti Tsa'labah. Khaulah selalu menyertai Rasulullah Saw, ia adalah wanita pembela Islam yang cerdas, tegas, dan selalu menyuarakan hak-hak perempuan di zamannya.
Khaulah menikah dengan pria bernama Aus bin Tsamit. Berbanding balik dengan sifat Khaulah yang lembut, Aus adalah lelaki yang kasar baik itu perkataan dan perbuatannya. Lebih dari seorang istri yang mencari kedamaian, Khaulah adalah representasi suara hati perempuan yang tertindas. Kisah Khaulah juga cukup relevan dengan kehidupan di zaman sekarang. Berikut adalah kisah kehidupan Khaulah binti Tsa'labah yang dapat dijadikan teladan bagi kaum perempuan.
1. Kehidupan Khaulah binti Tsa'labah

Khaulah binti Tsa'labah memiliki nama lengkap Khaulah binti Tsa'labah bin Ashram bin Fahr bin Tsa'labah bin Ghanam bin Auf. Khaulah adalah perempuan yang cerdas dan selalu mencari kebenaran, ia termasuk orang yang fasih dalam berbahasa Arab. Khaulah merupakan wanita keenam yang menjadi sebab turunya ayat Al-Quran.
Dikenal sebagai perempuan pejuang Islam, Khaulah seringkali turun ke medan perang menyertai Nabi Saw. Beberapa perang yangd iikuti oleh Khaulah seperti perang Badar, perang Uhud, dan perang Khandaq. Konstribusi Khaulah dalam menyertai langkah Nabi Saw juga termasuk bukti bahwa pembela Nabi Muhammad Saw tidak hanya berasal dari kalangan laki-laki saja.
Khaulah menikah dengan laki-laki yang telah ditetapkan Allah bernama Aus bin Tsamit. Suami Khaulah dikenal dengan peringainya yang kasar, ia saudara kandung dari Ubadah bin Tsamit. Alih-alih menentang, Khaulah selalu sabar dan berbakti kepada suaminya meskipun kerap kali bersikap kasar.
2. Perjuangan mengadu kepada Rasulullah Saw

Sampai sini pasti kamu bertanya-tanya, mengapa Khaulah yang sabar dan patuh pada Allah justru mendapatkan suami yang sifatnya berbanding balik dengan dirinya? Mengenai hal ini, kita dapat mengetahui bersama-sama bahwa sifat kasar yang dimiliki Aus bin Tsamit kepada Khaulah merupakan faktor penyebab diturunkannya ayat 1 sampai 4 surat al-Mujadilah.
Aus bin Tsamit selalu berkata kasar kepada Khaulah, hingga suatu hari Khaulau dizhihar oleh suaminya dengan berkata: "Kamu bagiku seperti punggung ibuku," dengan maksud dia tidak boleh lagi menggauli istrinya, sebagaimana ia tidak boleh menggauli ibunya. Pada zaman Jahilillah, kalimat zhihar seperti yang diucapkan Aus bin Tsamit artinya sama dengan mentalak istri.
Pada saat itu Khaulah langsung mengadukannya kepada Rasul Saw. Rasulullah menjawab, bahwa untuk hal demikian belum ada keputusan dari Allah. Rasul Saw kemudian berkata, "Engkau telah diharamkan bersetubuh dengan dia." Lalu Khaulah menjawab, "Suamiku belum menyebutkan kata-kata Thalak." Khaulah terus mengadu dan mendesak Rasul agar menetapkan keputusan atas masalah yang dialaminya. Sehingga turunlah ayat 1 sampai 4 pada Q.S al-Mujadilah.
3. Relevansi dengan kehidupan sekarang

Allah SWT menurunkan ayat-ayat Al-Quran bukan tanpa sebab, seolah semua pertanyaan di masa depan sudah ada jawabannya di dalam Al-Quran. Salah satu contohnya adalah pada kisah Khaulah binti Tsa'labah dengan suaminya Aus bin Tsamit.
Jika kita melihat ke zaman sekarang banyak sekali ditemukan orang-orang yang dengan mudah mempermainkan pernikahan. Kisah Khaulah termasuk salah satu pembelajaran bagi laki-laki atau suami untuk tidak melakukan zhihar kepada istri, karena kedudukan zhihar sama seperti dengan talak. Ketika seorang suami menzhihar istrinya, maka keduanya dilarang untuk berhubungan suami istri. Definisi zhihar sendiri adalah menyamakan istri dengan ibu atau menyamakan suami dengan ayahnya. Kehidupan pernikahan Khaulah sangat relevan dengan kehidupan di zaman sekarang, yang mana KDRT terus merajalela dimana-mana. Bahkan tidak jarang untuk menormalkan sikap laki-laki yang kasar kepada istrinya.
Demikianlah informasi seputar sosok Khulah binti Tsa'labah dan suaminya Aus bin Tsamit. Kisah Khaulah mengajarkan betapa dahsyatnya kekuatan doa dan kepercayaan kepada Allah, Khaulah terus mengadukan saat-saat sulitnya kepada Allah SWT dan Rasul Saw hingga turunlah ayat 1 sampai 4 Q.S al-Mujadilah.