Sejarah akan peradaban manusia sudah berlangsung sejak zaman purba dengan ditandai kelompok Homo sapiens yang mulai menancapkan eksistensinya di Bumi. Nah, secara garis besar, sejarah perjalanan akan peradaban manusia tersebut dibagi menjadi dua bagian, yakni arkeologi dan geologi.
Well, kali ini, kita akan melihat sejarah peradaban nenek moyang kita berdasarkan arkeologi. Seperti apa, ya? Yuk, disimak sampai tuntas!
Era atau zaman peradaban nenek moyang manusia yang pertama adalah Zaman Batu Tua atau Paleolitikum. Dilansir Britannica, zaman ini dibuktikan dengan keberadaan jejak-jejak purba berupa peninggalan alat oleh nenek moyang manusia yang digolongkan ke dalam genus Homo. Itu artinya, era Paleolitikum paling awal diperkirakan sudah ada pada 2 hingga 3 juta tahun lalu (batas termuda adalah 13 ribu tahun lalu).
Pada 2015, ilmuwan dan ahli arkeologi meneliti wilayah Danau Turkana di Kenya. Berdasarkan hasil penggalian, didapatkan bukti bahwa jejak-jejak fosil peninggalan nenek moyang manusia purba sudah berusia sangat tua, yakni 3 juta tahun. Jika studi ini valid, penemuan jejak-jejak tersebut sekaligus membuktikan bahwa penggunaan alat sudah dilakukan kelompok Homo jauh sebelum Homo sapiens ada.
Seperti dicatat dalam laman History, era yang juga disebut sebagai Mesolitikum ini merupakan periode manusia purba menggunakan alat-alat berupa batuan yang lebih modern dibandingkan dengan era sebelumnya. Berdasarkan catatan fosil yang ada, zaman ini berlangsung pada 12 ribu tahun lalu.
Pada zaman tersebut, nenek moyang kita sudah menggunakan alat berupa batu-batuan yang berukuran cukup ringkas. Pada saat itu pula, kehidupan berpindah-pindah juga sangat sering diterapkan untuk menjangkau wilayah perburuan yang lebih luas. Selain itu, awal dari konsep pertanian sudah mulai dijalankan di periode ini.
Zaman Batu Muda juga disebut sebagai Neolitikum. Yup, era ini berlangsung pada 3 hingga 10 ribu tahun lalu, tergantung pada wilayah mana manusia berada. Di wilayah Timur Dekat, Neolitikum sudah terjadi sejak 10 ribu tahun lalu. Sementara itu, Dataran Eropa baru memasuki masa ini pada 9 ribu tahun lalu. Nah, untuk kawasan Asia, zaman ini terjadi di era yang jauh lebih muda, yakni 4 hingga 8 ribu tahun lalu.
Di masa Batu Muda, manusia sudah memiliki metode pertanian, peternakan, bahkan perairan yang cukup modern. Itu sebabnya, beberapa peralatan kuno yang ditemukan pada situs-situs penggalian masih bisa diklasifikasikan sebagai alat-alat yang cukup praktis untuk digunakan di zamannya.
Menurut ilmuwan, Zaman Batu Besar atau Megalitikum ada di masa 4 hingga 6 ribu tahun lalu. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa transisi antara Megalitikum dan Neolitikum tidak begitu kentara. Pada era ini, manusia sudah dapat membangun monumen dengan bahan dasar dari batu-batuan yang berukuran masif.
Bangunan dari batuan besar tersebut kemungkinan dijadikan simbol budaya dan kepercayaan manusia yang sudah sangat beragam. Pada era ini, manusia sudah mulai membangun dan melakukan kalkulasi rumit untuk mendirikan monumen atau struktur permanen yang cukup awet terhadap cuaca.
Secara garis besar, Zaman Logam dibagi menjadi dua bagian utama, yakni Zaman Perunggu dan Zaman Besi. Nah, di era ini, manusia sudah mulai menciptakan berbagai macam peralatan, senjata, dan perkakas yang berasal dari logam. Periode ini terjadi pada 2.500 hingga 3 ribu tahun lalu sebagai masa-masa manusia menggunakan besi untuk alat utama mereka.
Uniknya lagi, pada akhir Zaman Besi, manusia sudah mulai mengenalkan dan menyebarluaskan pembayaran dengan mata uang, seperti ditulis dalam laman BBC. Era ini juga dianggap sebagai gerbang yang memisahkan antara zaman purba dan zaman modern setelahnya. Nah, setelah Zaman Logam berakhir, peradaban manusia sudah mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi saat berbagai macam teknologi sudah diterapkan.
Beberapa era yang dibagi berdasarkan arkeologi ternyata bisa menjelaskan sejarah panjang akan peradaban manusia, terutama zaman manusia purba. So, semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan baru untuk kamu, ya.