4 Penyebab Bulu Kucing Beraroma Apek dan Tidak Sedap

Kucing yang jarang dimandikan biasanya akan menumpuk minyak alami, debu, hingga bakteri yang terdapat pada bulunya, sehingga memicu bau apek yang semakin kuat. Pada saat bulu kucing tersebut tidak dibersihkan secara rutin, maka kotoran yang menempel juga akan semakin menebal dan membuat aromanya menjadi tidak sedap.

Memandikan kucing dengan cara yang salah juga bisa menjadi faktor penyebabnya, seperti tidak membilas sampo hingga benar-benar bersih, sehingga justru membuat bulunya terasa lengket dan menimbulkan bau yang kurang nyaman. Sisa produk mandi yang menempel pada bulu juga akan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri, sehingga tubuh kucing mengeluarkan aroma tidak sedap.

Kucing yang tidak dikeringkan dengan baik setelah mandi atau terkena hujan biasanya akan mengalami kondisi lembab pada bagian bulu dan kulitnya, sehingga membuat bakteri dan jamur pun akan tumbuh dengan lebih cepat. Kondisi lembab kerap menjadi sumber utama bau apek, sebab mikroorganisme berkembang dengan sangat cepat dan menimbulkan aroma khas yang sulit sekali hilang.

Bukan hanya dari mandi, namun bulu kucing yang basah akibat air minum yang tumpah atau terkena liur pada saat grooming berlebihan juga bisa menjadi masalah, apalagi jika kucing senang bermain di tempat yang lembab. Jika dibiarkan terlalu lama, maka kelembaban tersebut akan menyerap ke bagian kulit dan menimbulkan iritasi ringan yang semakin memperburuk aroma kucing.

Jamur kulit seperti ringworm ternyata bisa menyebabkan bulu kucing bukan hanya rontok, namun juga mengeluarkan bau yang kurang sedap akibat infeksi. Infeksi ini akan membuat bagian kulit tertentu berubah jadi lebih berminyak, bersisik, hingga mengalami luka kecil yang mengeluarkan aroma menyengat.

Infeksi bakteri kerap menjadi penyebab bau yang lebih tajam, sebab pertumbuhan bakteri di area kulit pun mengalami peradangan. Pada saat masalah kulit tidak segera ditangani, maka aromanya akan semakin kuat dan menyebar, bahkan menempel pada barang-barangnya ada di sekitar rumah.

Ada beberapa kucing, terutama yang mengalami obesitas, lansia, atau sakit kerap mengalami kesulitan untuk menjilati tubuhnya, sehingga bulu tersebut menjadi kotor dan berbau. Pada saat grooming alami ini terganggu, maka bagian tubuh seperti punggung bawah, perut, hingga area belakang bisa saja mengalami penumpukan minyak dan kotoran.

Kucing yang tidak mampu membersihkan diri juga rentan mengalami kondisi bulu kusut yang menjebak kotoran dan cairan, sehingga aroma apek pun akan semakin muncul. Jika kondisi ini berlangsung cukup lama, maka bulu akan semakin lepek dan aroma tidak sedap pun akan semakin sulit dihilangkan, meski sudah dimandikan.

Bulu kucing yang beraroma bau apek biasanya berasal dari gabungan antara faktor kebersihan, kondisi kesehatan, hingga kemampuan grooming alami dari kucing itu sendiri. Dengan memahami faktor penyebabnya, maka pemilik bisa memberikan perawatan yang lebih tepat agar kondisi kucing selalu wangi dan sehat. Jangan sepelekan aroma pada kucing karena akan memberikan gambaran terkait kondisi kesehatannya!