Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tanah Ambles di Semarang sedalam 12 Meter, Ini Penyebab Tanah Ambles!

Ilustrasi tanah ambles (Vecteezy/Montian Noowong)
Intinya sih...
  • Tanah ambles di Semarang, Jawa Tengah dengan kedalaman hingga 12 meter karena hujan deras yang tanpa henti.
  • Penurunan permukaan bumi mencapai 5 milimeter per tahun, dan tanah ambles karena pergerakan kerak bumi serta aktivitas manusia.
  • Akuifer bawah tanah terbentuk dari butiran sedimen yang menyebabkan penurunan permukaan tanah secara permanen di beberapa wilayah.

Fenomena tanah ambles telah terjadi di Semarang, Jawa Tengah dengan kedalaman hingga 12 meter. Ini terjadi saat hujan deras yang tanpa henti mengguyur Semarang selama beberapa hari.

Tanah ambles ini berdampak pada dua rumah mewah di kawasan Perumahan Permata Puri, Semarang. Salah satu pemilik rumah, Ahmad Subaidi (54) menyebut bahwa tanah ambles ini tidak terjadi secara tiba-tiba.

Lalu, bagaimana penjelasan tanah ambles ini dari sisi sains? Simak jawabannya di bawah ini.

Tanah ambles dari kacamata sains

Ilustrasi tanah ambles (Vecteezy/graphicsrf)

Menurut studi dari Virginia Tech dan US Geological Survey, penurunan permukaan bumi telah mencapai 5 milimeter per tahun di beberapa daerah. Sedangkan kenaikan permukaan laut sekitar 3 milimeter per tahun.

Mengutip Woods Hole Oceanographic Institution, tanah ambles karena berbagai alasan. Beberapa diantaranya, seperti pergerakan kerak bumi yang bersifat alami.

Gempa bumi juga dapat menyebabkan pergeseran ketinggian secara cepat seiring dengan pergerakan seluruh bagian kerak bumi. Lubang runtuhan dapat terbentuk ketika air yang mengalir mengikis batuan di bawah permukaan.

Selain bersifat alami, tanah juga bisa ambles karena aktivitas manusia. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan air tanah, pemompaan minyak atau gas alam serta paparan tanah di lahan basah dan area lain yang mulai membusuk.

Bumi di bawah kaki kita berpijak bukan sekadar batuan padat. Di beberapa tempat, lapisan batuan terdiri dari butiran kecil sedimen. Ini bisa berukuran kecil, seperti tanah liat atau lanau, bisa juga berupa sedimen yang lebih besar, seperti pasir atau kerikil.

Ketika sedimen ini menumpuk menjadi lapisan tebal, mereka menciptakan jaringan pori-pori kecil. Air mengalir melalui ruang-ruang tersebut di antara butiran sedimen.

Selama ribuan tahun, hujan dan salju telah menambah air di wilayah ini, sehingga menciptakan akuifer bawah tanah. Akuifer ini bukan berupa danau bawah tanah, lebih seperti spons yang basah kuyup.

Air di dalam akuifer akan mendorong butiran sedimen. Sehingga ketika orang menggali sumur untuk mengambil sebagian airnya, mereka akan menyedot airnya. Sama seperti es batu dalam minuman dingin, potongan-potongan sedimen akan menggumpal saat cairannya dikeluarkan. Hal ini menyebabkan permukaan tanah di atasnya jatuh.

Jika sedimen berukuran besar, seperti pasir atau kerikil, pori-pori di antara keduanya tidak menutup sempurna. Area-area ini dapat diisi ulang ketika lebih banyak air yang ditambahkan. Namun di daerah dengan tanah liat dan lanau, pori-porinya kecil.

Ketika air dihilangkan, butiran-butiran tersebut saling menempel, menutup pori-pori tersebut dari air. Di wilayah ini, penurunan permukaan tanah akan bersifat permanen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohamad Aria
Achmad Fatkhur Rozi
3+
Mohamad Aria
EditorMohamad Aria
Follow Us