Perbedaan Gema dan Gaung, Bunyi Pantul yang Sering Dikira Sama

Pernah gak kamu berteriak di atas sebuah bukit? Teriakanmu akan terpantul dan terdengar menggema. Selain gema, ada juga yang namanya gaung.
Kedua istilah tersebut sering dikira sama. Memang, keduanya termasuk contoh pantulan bunyi. Namun, gema dan gaung tetaplah berbeda satu sama lain.
Lantas, apa perbedaan gema dan gaung? Untuk menemukan jawabannya, langsung scroll ke bawah, kuy!
1. Definisi gema dan gaung

a. Gema
Dalam bahasa Inggris, gema dikenal dengan sebutan echo. Pengertian gema sendiri adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli dipantulkan.
Gema umumnya terjadi karena sumber gelombang yang jaraknya berjauhan. Namun, bukan hanya itu, kondisi ini juga bisa terjadi lantaran adanya pembatas antara gelombang yang letaknya jauh dari sumber suara.
Supaya lebih jelas, gema dapat diumpamakan seperti ini:
Bunyi asli : Mer-de-ka
Bunyi pantul : Mer-de-ka
Adapun contoh fenomena gema bisa kamu temui ketika berada di atas bukit. Cobalah berteriak. Teriakanmu akan menggema dan terdengar begitu jelas.
b. Gaung
Lain halnya dengan gaung. Dikenal sebagai reverberation dalam bahasa Inggris, bunyi pantul ini terjadi ketika hambatan berada dekat dengan sumber suara.
Akibatnya, bunyi sudah keburu dipantulkan sebelum bunyi asli selesai dibuat. Maksudnya, bunyi pantul terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli. Karena kondisi tersebut, bunyi asli pun menjadi terdengar kurang jelas.
Kurang lebih, perumpamaan gaung seperti berikut ini:
Bunyi asli : Mer-de-ka
Bunyi pantul : Mer-de-ka
Adapun contoh fenomena gaung bisa kamu jumpai di bioskop, studio televisi, maupun aula. Di tempat-tempat tersebut, akan kamu temui bagian dindingnya dilapisi dengan karpet, papan, ataupun karet busa.
Hal tersebut dilakukan guna meredam gaung. Pasalnya, gaung kerap dianggap merugikan lantaran mampu menyebabkan suara asli terdengar kurang jelas.
2. Perbedaan gema dan gaung?

Ada beberapa aspek yang membedakan gema dan gaung. Dilansir Byju's, berikut penjelasan selengkapnya:
- Gema adalah pantulan gelombang suara dari permukaan, sedangkan gaung adalah pantulan gelombang suara yang tercipta oleh superposisi gema.
- Gema terdengar jelas dan dapat dibedakan, sedangkan gaung terdengar cenderung kurang jelas.
- Gema bisa dihasilkan apabila jarak antara sumber bunyi dan benda pemantul melebihi 15 meter, sedangkan gaung dihasilkan ketika jarak antara sumber dan badan pemantul relatif kecil alias dekat.
- Gema terbentuk dengan baik di ruang terbuka maupun tertutup, sedangkan gaung terjadi di ruang tertutup dengan kehadiran objek pemantul.
- Gema dapat digunakan untuk menghitung jarak objek, sedangkan gaung tidak bisa karena waktu tempuh bunyi ke objek pemantul terlalu kecil.
- Jarak minimum benda pantul untuk gema sekitar 17,2 m, sedangkan gaung tidak memiliki jarak minimum.
3. Manfaat gema dan gaung dalam kehidupan

Seperti yang telah disinggung di bagian sebelumnya, gema dapat digunakan untuk mengukur jarak objek. Dalam kehidupan sehari-hari, gema dimanfaatkan untuk mengukur kedalaman dasar laut.
Hal ini bisa dilakukan dengan melihat jeda waktu pantulan yang sampai ke kapal. Nah, nilai jeda waktu tersebut nantinya dimasukkan ke dalam rumus pemantulan gelombang suara sehingga kedalaman laut pun dapat dihitung.

Sementara itu, gaung mungkin dianggap merugikan. Namun, pada kenyataannya, bunyi pantul yang satu ini dimanfaatkan dalam produksi musik, lho! Gaung digunakan para musisi untuk menciptakan ilusi suara sehingga membuat musik terdengar begitu nyata.
Selain sektor musik, gedung teater juga memanfaatkan gaung. Interior gedung didesain supaya menghasilkan gaung yang saling menguatkan dan gak tumpang tindih. Alhasil, penonton yang duduk di bagian belakang sekalipun tetap mampu mendengar suara para pelakon dengan jelas.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa perbedaan gema dan gaung yang utama adalah gema akan dihasilkan setelah suara asli dibuat, sedangkan gaung berbunyi di saat suara asli belum selesai dibuat. Semoga informasi di atas menjawab, ya!