Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bastet (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)

Intinya sih...

  • Bastet memiliki banyak julukan, seperti Lady of Dread dan Goddess of the Rising Sun. Ia juga dikaitkan dengan dewi Yunani Artemis.

  • Bastet awalnya digambarkan berkepala singa, tetapi kemudian berubah menjadi kepala kucing yang lebih ramah.

  • Sebagai pelindung kaum perempuan, Bastet dihormati dan dipuja sebagai dewi kesuburan serta pelindung rumah tangga.

Jika kamu suka dengan mitologi Mesir kuno, pasti tahu sih, dengan Bastet, atau juga dikenal dengan sebutan Bast. Bastet adalah dewi kucing. Ia dikenal karena kelembutannya sebagai pelindung.

Namun, Bastet juga bisa lho, berubah menjadi ganas saat menghukum orang-orang jahat atau orang-orang yang suka membuat kekacauan. Adapun, Bastet dianggap sebagai salah satu dewa paling kuat dalam dewa-dewa Mesir kuno lainnya.

Nah, karena sangat terkenal, Bastet pun sering digambarkan dalam seni Mesir. Sosoknya bahkan dijadikan festival yang menarik ribuan orang ke kota kuno bernama Bubastis setiap tahunnya. Kira-kira, bagaimana sejarahnya, ya? Apakah Bastet masih dikagumi hingga hari ini? Mari kita cari tahu!

1. Bastet punya banyak julukan

desain grafis yang terinspirasi dari Mesir kuno, Bastet (commons.wikimedia.org/Ossama Boshra)

Bastet ternyata punya banyak panggilan, lho. Masyarakat Mesir kuno awalnya menyebutnya sebagai "B'sst." Kemudian ia dikenal sebagai "Ubaste." Akhirnya, nama ini disingkat menjadi "Bast," dan diperpanjang menjadi "Bastet."

Dikutip Ancient History Encyclopedia, para ahli sebenarnya belum yakin nih, tentang arti nama dewi tersebut. Namun, ahli Mesir Kuno asal Amerika bernama Geraldine Pinch, yakin kalau nama itu memiliki arti sebagai "Wanita dari Toples Salep." Wah, kok bisa? Bastet sendiri memang sering dikaitkan dengan salep pelindung serta dengan Nefertum, dewa parfum dan wewangian.

Masyarakat Mesir punya beberapa julukan untuk Bastet, ada yang menyebutkan Lady of Dread dan Lady of Slaughter. Ada pula Lady of the East, Goddess of the Rising Sun, Goddess of the Moon, dan Sacred and All-Seeing Eye. Orang Yunani juga punya panggilan khusus untuk Bastet, yakni Soul of Isis.

Bagaimana nama-nama ini bisa tercipta? Pasalnya, masyarakat Yunani mengasosiasikan Bastet dengan dewi prajurit mereka, yaitu Artemis, yang memiliki saudara kembar, Apollo. Jadi, mereka percaya kalau Bastet juga punya saudara kembar, dan yakin kalau Horus, putra dewi Mesir Isis, adalah saudara kembar Bastet. Oleh karena itu, mereka terkadang menyebut Bastet sebagai Bast ba'Aset, atau Soul of Isis.

2. Bastet awalnya digambarkan berkepala singa, tetapi berubah menjadi kepala kucing

patung Bastet berkepala singa (commons.wikimedia.org/Einsamer Schütze)

Bastet awalnya digambarkan oleh para pengikutnya sebagai singa betina atau perempuan berkepala singa. Dalam wujud ini, ia dianggap melindungi mereka yang hidup rukun satu sama lain, dan penghukum yang haus darah bagi mereka yang melanggar hukum dan menabur kejahatan. Sikap ganas inilah yang ditakuti oleh semua orang yang memujanya.

Namun, Bastet perlahan berubah menjadi kucing, lebih mirip seperti teman yang baik bagi manusia ketimbang dewi yang galak. Bastet digambarkan sebagai kucing rumahan yang sedang berbaring atau perempuan dengan kepala kucing. Meskipun digambarkan seperti kucing rumahan yang ramah, masyarakat Mesir kuno tetap melihatnya sebagai dewi keadilan yang tidak menunjukkan belas kasihan kepada siapa pun.

3. Bastet dikenal sebagai pelindung kaum perempuan

patung Bastet (pixabay.com/Gabriele M. Reinhardt)

Sebagai dewi kesuburan dan persalinan, Bastet sering kali dikaitkan dengan sosok ibu. Ia juga bisa menangkal penyakit yang diderita perempuan dan anak-anak. Selain itu, Bastet juga amanah menjaga rahasia perempuan.

Nah, dalam masyarakat Mesir kuno, perempuan memang dihormati, nih. Perempuan juga dipandang sebagai anggota keluarga yang berharga dan punya hak hukum yang lebih tinggi. Dengan demikian, Bastet adalah salah satu dewa paling populer dalam jajaran dewa Mesir. Baik laki-laki maupun perempuan berdoa kepadanya, melayani sebagai pendetanya, membawa pengorbanannya, dan bersuka ria atas namanya di festival tahunan Bastet.

Tidak hanya itu, para perempuan Mesir kuno membuat jimat yang didedikasikan untuk Bastet. Biasanya, jimat ini dimaksudkan untuk melindunginya dan membuat perempuan agar subur. Menarik, ya!

4. Bastet dihormati karena menjadi pelindung rumah tangga

patung Bastet (commons.wikimedia.org/Kotofeij K. Bajun)

Selain pelindung, Bastet merupakan dewi rumah tangga, yang membawa keselamatan, kebahagiaan, dan kesehatan ke rumah para pemujanya. Peran ini terkait erat dengan identitasnya sebagai dewi kucing. Bagaimana kepercayaan ini bisa muncul?

Dalam makalahnya yang berjudul The Cat and Ancient Egypt, ahli Mesir Kuno asal Amerika bernama Frank J Yurco, menjelaskan bahwa orang Mesir kuno menghargai kucing karena berbagai alasan, nih. Soalnya, kucing adalah binatang yang paling dekat dengan manusia, bisa menjadi sahabat, dan penuh kasih sebagai hewan peliharaan. Selain itu, kucing suka berburu tikus, ular, dan hama lainnya. Itulah kenapa kucing punya peran penting dalam melindungi tanaman dan mengurangi penyebaran penyakit.

Sebagai dewi kucing, Bastet juga memberikan pelipur lara dan perlindungan kepada para pengikutnya. Ia dapat berperan sebagai pendamping spiritual yang baik hati, dan mengawasi pemujanya saat menjalani aktivitas sehari-hari. Bastet pun melindungi rumah pemujanya dari segala marabahaya.

5. Bastet adalah putri dari Ra, dewa matahari

Dewa matahari Ra duduk di atas singgasananya, dari lukisan di dinding Makam Roy (TT255) di Dra' Abu el-Naga, sekitar tahun 1300 SM. (commons.wikimedia.org/Richard H. Wilkinson)

Ayah Bastet adalah Ra, raja para dewa. Ra digambarkan sebagai penguasa surgawi yang berwujud seperti elang yang mengenakan cakram matahari berapi-api di kepalanya. Ia muncul dari bunga teratai purba di awal penciptaan dan menciptakan dunia dengan air matanya. Ra juga menemukan musim dan banjir tahunan di Sungai Nil.

Bastet sendiri sangat dekat dengan ayahnya, Ra. Bastet sering menaiki perahu terbang bersama ayahnya, saat ayahnya membawa matahari melintasi langit. Pada malam hari, Bastet bertugas mengawasi dan melindungi ayahnya dari Apep, perwujudan kekacauan yang digambarkan Mesir kuno, dan merupakan musuh utama ayahnya. Di sisi lain, rupanya, dewa matahari (Ra) pernah menyembuhkan Bastet karena tak sengaja menelan racun. Hal ini menunjukkan bahwa mereka saling peduli satu sama lain.

6. Bastet adalah ibu dari Maahes, dewa singa

representasi Dewa Mesir Maahes sebagai seorang laki-laki berkepala Singa (commons.wikimedia.org/Eternal Space)

Bastet adalah ibu dari dewa Maahes. Maahes sendiri punya beberapa nama, seperti Mihos dan Mysis. Terlepas dari julukan-julukan ini, Maahes bukanlah dewa yang jahat. Sama seperti ibunya, ia punya kekuatan untuk menegakkan keadilan, dan menghukum siapa pun yang berani menentang hukum ilahi.

Maahes juga memiliki banyak kesamaan dengan Bastet. Ia sering kali digambarkan seperti kucing, tetapi ia suka ditampilkan sebagai singa atau manusia berkepala singa. Maahes juga dianggap sebagai pelindung firaun dan pelindung orang-orang yang tidak bersalah, sama seperti ibunya. Terkadang, Maahes dipuja bersama ibunya. Akan tetapi, Maahes disembah di tempat bernama Leontopolis, atau kota singa, tempat kuilnya berada.

Selain dikaitkan dengan kucing, Maahes dianggap sebagai personifikasi panas matahari. Hal ini masuk akal, mengingat kakeknya adalah Ra, dewa matahari yang sangat kuat.

7. Tempat penyembahan Bastet berpusat di Kota Bubastis

sisa-sisa Bubastis (commons.wikimedia.org/Einsamer Schütze)

Bastet dipuja dipusat Kota Bubastis sejak abad kelima SM. Para pengikutnya datang dari jauh untuk memberikan penghormatan kepada Bastet. Mereka sering kali menguburkan kucing-kucing mereka sebagai bentuk penghormatan. Kehadiran mereka pun menjadikan Bubastis salah satu kota terkaya dan paling makmur di Mesir kuno.

Herodotus, seorang sejarawan Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM, bilang kalau kuil Bastet itu sangat indah dan megah. Namun, bangunan itu lebih dari sekadar rumah ibadah. Masyarakat Mesir kuno juga mengunjunginya untuk berobat, konseling, dan pusat makanan, yang menjadikannya salah satu lokasi terpenting di kota itu.

8. Sebuah festival besar diadakan untuk menghormati Bastet

sisa-sisa Bubastis (commons.wikimedia.org/Einsamer Schütze)

Bubastis sangat populer di kalangan pemuja Bastet selama festival tahunan untuk menghormati dewa tersebut. Herodotus menulis tentang acara ini dengan sangat detail. Menurut sejarawan tersebut, laki-laki dan perempuan akan berlayar ke festival itu dengan perahu yang penuh sesak.

Dalam pelayaran tersebut, para peziarah akan memainkan kerincingan, seruling, bernyanyi dan bertepuk tangan. Setiap kali mereka melewati kota besar, mereka akan berhenti dan mampir. Kemudian mereka akan menari dan memanggil setiap penonton untuk mengajak bergabung. Setelah mencapai Bubastis, mereka akan melanjutkan pesta pora mereka.

Nah, para pengunjung festival juga akan mengantarkan kucing mumi mereka ke kuil Bastet. Selain itu, mereka akan minum alkohol, menari, memainkan alat musik, dan memamerkan alat kelamin mereka. Dikutip Ancient History Encyclopedia, beberapa cendekiawan menyimpulkan bahwa aksi ini dilakukan untuk mendobrak batasan-batasan di masyarakat. Ada pula yang berpendapat bahwa aksi tersebut berkaitan dengan status Bastet sebagai dewi kesuburan.

Ada sebuah teks yang disebut The Mythos of the Eye of Ra yang kemungkinan besar menjelaskan hal tersebut. Dalam cerita ini, Bastet marah kepada Ra, tetapi alasannya tidak dijelaskan. Ra pun mengirim Thoth, utusannya yang saleh, untuk menenangkan amarah Bastet, dengan cara memainkan musik, menari, dan menawarkan alkohol kepadanya. Ada kemungkinan bahwa para penyembah Bastet terinspirasi dari kisah ini untuk menyenangkan sang dewi.

9. Bastet dikaitkan dengan Kisah Setna dan Taboubu

Bastet (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)

Salah satu mitos paling terkenal tentang Bastet adalah The Tale of Setna and Taboubu atau Kisah Setna dan Taboubu. Dalam cerita ini, Pangeran Setna melanggar perintah dengan mencuri buku dari sebuah makam. Setelah itu, ia mengunjungi Kota Memphis. Saat ia berjalan-jalan, Pangeran Setna jatuh cinta dengan seorang perempuan cantik. Ia pun menanyakan nama perempuan itu dan mengetahui bahwa perempuan itu adalah Taboubu, putri seorang pendeta Bastet.

Pangeran Setna mengirim surat kepada Taboubu, menanyakan apakah ia bersedia tidur dengannya dengan imbalan emas. Taboubu akhirnya menyuruh Pangeran Setna untuk datang ke rumahnya. Di sana, Taboubu memberi tahu Setna bahwa ia akan tidur dengannya jika pangeran tersebut mau memberikannya semua harta milik si pangeran, dan setuju untuk membunuh anak-anak pangeran. 

Nah, karena sudah dibutakan oleh cinta, Pangeran Setna pun setuju dan memeluknya. Namun, saat ia menyentuhnya, perempuan itu tiba-tiba menghilang, dan Pangeran Setna justru mendapati dirinya telanjang di jalanan. Firaun datang untuk memberitahunya bahwa anak-anaknya masih hidup, dan kejadian yang dialaminya merupakan sebuah hukuman bagi si pangeran karena mencuri buku tersebut. Pangeran Setna kemudian memberikan ganti rugi kepada keluarga pemilik makam, setelah belajar dari kesalahannya.

Beberapa cendekiawan percaya bahwa Taboubu adalah analogi bagi Bastet sendiri. Dalam kasus ini, mitos tersebut menggambarkan peran Bastet sebagai menteri keadilan. Mitos tersebut juga menyampaikan pesan untuk menghormati perempuan dan bukan menjadikan perempuan objek nafsu semata.

10. Bastet adalah pelindung firaun

patung raja Khafra dari Mit Rahina yang berasal dari dinasti ke-4 Kerajaan Lama Mesir (commons.wikimedia.org/ddenisen (D. Denisenkov))

Seperti yang tersirat dari namanya, The Pyramid Texts merupakan serangkaian tulisan yang diukir di dinding berbagai piramida di Saqqara sekitar 2400 SM. Dalam teks-teks ini, Bastet digambarkan memiliki arti khusus bagi raja Mesir atau Firaun. Ia digambarkan sebagai pengasuh Firaun di masa mudanya dan sebagai pelindungnya di masa dewasanya.

Bastet adalah salah satu dewi terkuat dalam jajaran dewa Mesir. Ia kuat secara mental dan fisik, dengan semua kepintaran dan keganasan yang menjadi ciri khas kucing. Oleh karena itu, masuk akal jika banyak firaun yang dikaitkan dengannya. Menurut sebuah esai oleh sarjana Egyptology S.D. Cass, Khaefre (Khafra) muncul di samping Bastet dalam bentuk patung. Sementara itu, dalam himnenya, Amenemhet III bernyanyi, "Bast adalah dia yang melindungi tanah".

Banyak firaun lain yang dikaitkan dengannya lewat gelar mereka. Ada pula Shepsekaf yang dikenal sebagai "Kekasih Het-hert-Bast." Senwosret I, II, dan III juga memiliki nama yang jika diartikan berarti "Putra Sang Perempuan Kuat". Perempuan yang dimaksud, tentu saja Bastet. Seti I dan Osorkon II dikenal sebagai "Putra Bast."

11. Bastet sering digambarkan dalam patung

patung Bastet (commons.wikimedia.org/Rama)

Orang Mesir kuno sering memahat patung Bastet untuk menunjukkan pengabdian mereka kepadanya. Patung-patung ini dibawa ke kuil-kuilnya sebagai persembahan. Terkadang, patung-patung ini dimaksudkan untuk berterima kasih kepada sang dewi atas berkat yang diberikannya. Di lain waktu, patung-patung ini dimaksudkan untuk menghormati kehadirannya agar dia dapat memberikan bantuan.

Pengrajin biasanya menggambarkan Bastet sedang memegang alat musik yang disebut sistrum dan perhiasan pelindung yang disebut aegis. Alat musik sistrum disebut-sebut dapat menenangkan sang dewi. Jadi Bastet lebih bersedia untuk berkomunikasi dengan siapa pun yang memanggilnya.

Sementara itu, ini dikenakan oleh patung Bastet, yang masuk dalam koleksi Museum Louvre. Patung ini digambarkan seperti kepala singa betina yang dimahkotai oleh cakram matahari. Nah, penggambaran ini menunjukkan status Bastet sebagai putri Ra.

12. Bastet digambarkan dalam novel dan buku komik

Bastet dalam komik DC (dok. DC Comics/The Sandman Presents: Bast)

Kuil Bastet tidak ada saat ini. Namun, warisan sang dewi telah dilestarikan lewat berbagai karya. Salah satunya adalah novel Thomasina, The Cat Who Thought She Was God, yang ditulis oleh Paul Gallico pada 1957. Isi novel ini berkisah tentang seekor kucing bernama Thomasina, yang percaya bahwa dirinya bukanlah kucing rumahan biasa, melainkan Bastet. Ia memperkenalkan dirinya dengan menyatakan, "Namaku Bast-Ra. Aku adalah Dewi Kucing Bubastis. Gelar-gelarku yang lain adalah 'Lady of the East' dan 'Lady of the Sept,' bintang di Langit timur. Aku adalah dewa yang paling penting dan berkuasa."

Bastet kemudian ditampilkan oleh DC Comics. Ia memiliki peran penting dalam seri Sandman karya Neil Gaiman. Dikutip ReadDC.com, Bastet bahkan punya trilogi spin off-nya sendiri yang berjudul The Sandman Presents: Bast, yang berfokus pada persahabatannya dengan seorang gadis remaja bernama Lucy. Selain itu, Bastet juga ditampilkan dalam sebuah seri berjudul Doctor Fate, menceritakan kisah seorang mahasiswa kedokteran yang dipilih oleh para dewa Mesir untuk menjaga nasib umat manusia.

Tak hanya itu, Bastet adalah karakter pendukung dalam The Kane Chronicles karya Rick Riordan, sebuah trilogi tentang dua remaja yang bertemu dengan para dewa Mesir. Nah, dalam versi bukunya, sang dewi meminjam tubuh seekor kucing rumahan bernama Muffin. Kira-kira ada lagi tidak ya, karya-karya yang diperuntukkan bagi Bastet?

Mesir kuno memang erat kaitannya dengan kucing. Banyak artefak dan relief yang menggambarkan keagungan kucing. Itu kenapa, Bastet hadir sebagai dewa tertinggi yang dikagumi masyarakat Mesir kuno pada saat itu. Yap, gimana pun juga, kucing juga masih dikagumi hari ini oleh banyak orang, termasuk kamu, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team