Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Bastet, Dewi Kucing yang Populer di Zaman Mesir Kuno

ilustrasi patung dewi Bastet (pixabay.com/s_p_l_e_e_n)
ilustrasi patung dewi Bastet (pixabay.com/s_p_l_e_e_n)

Kucing telah lama dimanfaatkan sebagai pengusir hama oleh manusia. Pada zaman Mesir kuno, kucing sangat dikagumi karena mampu mengusir tikus, yang sering merusak tanaman dan hasil panen yang mereka simpan. Selain itu, penyakit yang dibawa oleh tikus seperti pes, juga berkurang. Rasa kagum yang begitu besar pada kucing membuat bangsa tersebut melihat kucing sebagai makhluk setengah dewa.

Kucing dianggap sebagai wujud dari dewi Bastet. Dewi Bastet, yang juga disebut Bast, memiliki wujud tubuh perempuan yang ramping dengan kepala kucing. Ia merupakan anak dari dewa matahari, Ra, dan dianggap sebagai dewi perlindungan, kesenangan, dan dewi kesehatan. Bastet disembah sebagai dewa sejak dinasti ke-2 Mesir dan merupakan dewa paling umum di bagian paling utara Mesir kuno. Apa saja fakta menarik lain mengenai dewi Bastet? Simak daftar berikut.

1. Awalnya digambarkan memiliki kepala singa

ilustrasi dewi Bastet (twitter.com/DexertoMU)
ilustrasi dewi Bastet (twitter.com/DexertoMU)

Sebelum digambarkan memiliki tubuh wanita ramping berkepala kucing, dewi Bastet digambarkan memiliki kepala singa. New Historia melansir bahwa singa menjadi hewan yang ditakuti dan disegani di Mesir karena kekuatannya. Itulah mengapa kebanyakan dewa dan dewi diasosiasikan dengan hewan tersebut. 

Menurut mitologi Mesir, Bastet memiliki saudara perempuan bernama Sekhmet. Sekhmet adalah dewi perang dan pelindung. Dibandingkan dengan Sekhmet, Bastet memiliki karakter yang lebih lembut dan pasif. Agaknya kedua saudari dengan karakter yang sangat bertentangan akan lebih baik jika digambarkan dengan karakter yang berbeda namun identik. Sekhmet yang agresif tetap digambarkan sebagai wanita berkepala singa betina, sementara Bastet digambarkan memiliki kepala kucing. 

2. Dewi kesuburan

patung kucing menyusui anaknya (brooklynmuseum.org, Brooklyn Museum, Charles Edwin Wilbour Fund)
patung kucing menyusui anaknya (brooklynmuseum.org, Brooklyn Museum, Charles Edwin Wilbour Fund)

Kekaguman orang Mesir kuno terhadap kucing bukan hanya karena kemampuan berburunya, tetapi juga karena kesuburan kucing. Bangsa Mesir kuno sangat menyayangi anak-anak dalam keluarga, dan salah satu bangsa kuno yang memperlakukan anak laki-laki dan anak perempuan sama berharganya. Bastet dianggap sebagai dewi kesuburan, karena orang Mesir sangat kagum dengan banyaknya anak yang dapat dilahirkan oleh seekor kucing. Mereka juga mengagumi bagaimana kucing betina melindungi dan merawat anak-anaknya.

Patung Bastet berukuran kecil dalam bentuk kucing yang sedang menyusui anak-anaknya merupakan salah satu jenis hadiah yang umum di Mesir. Hadiah tersebut sangat sering diberikan pada lima hari terakhir di akhir tahun yang disebut the demon days. Pada hari-hari tersebut, yakni tanggal 27 -- 31 Desember, dianggap hari-hari sial, sehingga orang-orang Mesir kuno saling bertukar hadiah berupa jimat atau pajangan apapun, yang membawa keberuntungan, termasuk patung dan jimat dewi Bastet. Sebagai dewi perlindungan dan kesuburan, dewi Bastet dianggap dapat menangkal sial dan membawa keberuntungan, menjaga kesuburan wanita dan kehamilan.

3. Memiliki pusat penyembahan dan festival khusus

reruntuhan kuil dewi Bastet di kota Bubastis (commons.wikimedia.org/User:MGA73bot2 Attribution: Roland Unger)
reruntuhan kuil dewi Bastet di kota Bubastis (commons.wikimedia.org/User:MGA73bot2 Attribution: Roland Unger)

Dewi Bastet sangat populer pada era Kerajaan Baru Mesir hingga milenia pertama sebelum Masehi. Kepopuleran Bastet menyebar sampai ke daerah Mediterania. Pada masa itu, kota Bubastis menjadi pusat penyembahan dewi Bastet. Kota tersebut berada di sebelah tenggara delta sungai Nil, dan merupakan salah satu kota yang penting. Situs kuil dewi Bastet yang menjadi pusat penyembahan di Bubastis telah lama hancur, dan hanya tersisa puing-puing saja. 

Festival dewi Bastet secara rutin diadakan di kota Bubastis, dan merupakan festival yang populer pada masa itu. Dalam festival tersebut, para pemuja dewi Bastet - baik laki-laki maupun perempuan - berkumpul dan menaiki perahu, berlayar mengunjungi kota-kota di sekitar sungai. Para wanita umumnya akan memainkan alat musik yang disebut rattle dan laki-laki memainkan flute sepanjang pelayaran mereka.

Ketika mereka tiba di kota lain di sekitar sungai, mereka akan menepi. Beberapa wanita akan menangis dengan keras dan menghina wanita-wanita yang ada di kota tersebut. Sebagian lagi akan menari, dan lainnya akan menarik-narik pakaian mereka. Kelompok penyembah Bastet mengonsumsi wine dalam jumlah banyak selama festival tersebut, sehingga festival mereka terlihat gila dan kacau. Mereka meminum banyak sekali wine, seperti dewi Bastet yang juga sangat menyukai wine.

4. Menjadi alasan mengapa kucing istimewa bagi masyarakat Mesir kuno

patung dewi Bastet dalam bentuk kucing (pxfuel.com)
patung dewi Bastet dalam bentuk kucing (pxfuel.com)

Dewi Bastet yang digambarkan memiliki tubuh wanita berkepala kucing, akan berubah menjadi kucing seutuhnya pada malam hari. Menurut legenda, hal tersebut dilakukannya untuk melindungi Ra, ayahnya, dari musuh besarnya yaitu ular yang bernama Apep. Hal ini membuat orang Mesir kuno menganggap setiap kucing adalah bentuk fisik dari dewi Bastet.

Selain karena dewi Bastet, kucing juga selalu mendapat tempat dan perhatian khusus dalam kehidupan masyarakat Mesir kuno karena tubuh kucing dianggap media yang sering dimasuki, atau dihuni oleh dewa-dewa. Dilansir History, membunuh kucing, kecuali untuk mumifikasi, merupakan hal terlarang. Mereka memumifikasi kucing dan menguburnya bersama dengan majikannya agar mereka tetap dapat bersama di kehidupan setelah kematian. Bahkan jika kucing mereka mati, orang Mesir akan mencukur alis mata mereka sebagai bentuk perkabungan.

5. Membuat Mesir kalah perang

lukisan perang Pelusium (commons.wikimedia.org/Guise. Public Domain)
lukisan perang Pelusium (commons.wikimedia.org/Guise. Public Domain)

Bangsa lain telah mengetahui bahwa kucing adalah makhluk suci bagi masyarakat Mesir. Hal ini akhirnya dimanfaatkan oleh musuh mereka untuk menaklukkan Mesir. Perang Pelusium, yang terjadi pada tahun 525 sebelum Masehi, adalah perang yang hasilnya dipengaruhi oleh makhluk yang diasosiasikan dengan dewi Bastet tersebut. 

Mengutip World History, perang tersebut terjadi antara Firaun Psametik III dan Raja Persia Cambyses II, dan merupakan penaklukkan pertama Persia atas Mesir. Orang-orang Persia yang datang menyerang Mesir melukis gambar dewi Bastet di perisai mereka, dan membuat kucing berada di barisan paling depan. Mereka membawa banyak sekali kucing, bahkan setiap tentara membawa kucingnya masing-masing. Orang-orang Mesir takut melukai kucing yang mereka hormati, sehingga enggan menyerang tentara Persia. Hal ini membuat Persia mengalahkan Mesir dengan sangat mudah.

6. Menjadi bagian dalam cerita produksi Marvel

ilustrasi Bast dalam kisah Black Panther produksi Marvel (marvelcinematicuniverse.fandom.com/David Kaique)
ilustrasi Bast dalam kisah Black Panther produksi Marvel (marvelcinematicuniverse.fandom.com/David Kaique)

Dewi Bastet muncul dalam cerita produksi Marvel berjudul Black Panther. Dalam dunia Marvel, karakter dewi Bastet muncul sebagai Bast, yaitu dewa panther yang disembah oleh orang-orang Wakanda. Ia merupakan salah satu dari kelompok dewa di negeri Wakanda, yang disebut sebagai Orisha. Bast dan dewa lain turut berperang bersama dengan manusia melawan Originator. Mereka berhasil mengalahkan Originator dan membuang mereka ke Nether-Realms. Dengan kata lain Bast adalah pelindung suku Panther, penjaga gerbang Wakanda.

Bast memberi Bashenga, raja pertama Wakanda, dan keturunannya kekuatan untuk menjadi Black Panther dan kekuasaan atas wilayah Wakanda. MARVEL Database melansir bahwa T'Challa menjadi raja negeri Wakanda menggantikan ayahnya, T'Chaka. Diceritakan bahwa Bast sempat menarik kekuatan Black Panther dari T'Challa, dan memberikannya kepada orang lain dari negeri Azania, karena T'Challa masih egois dan tidak membantu orang lain.

T'Challa bertarung dengan orang tersebut, dan berhasil menahannya. Akan tetapi Bast muncul dan menaklukkan T'Challa, sampai ia mengaku kalah dan menyesali keegoisannya dan berjanji akan menolong orang-orang dengan kekuatannya. Bast akhirnya mengembalikan kekuatan Black Panther pada T'Challa, karena ia dianggap telah melewati ujian dan layak menjadi raja Wakanda dan Black Panther.

 

Ada beragam jenis kepercayaan manusia di setiap zaman. Kepercayaan-kepercayaan yang dianut memberi kontribusi terhadap budaya dan tradisi yang diwariskan turun temurun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indiana Malia
EditorIndiana Malia
Follow Us