5 Rahasia di Balik Pemujaan Kucing oleh Peradaban Mesir Kuno

- Kucing di Mesir Kuno dipuja karena dianggap memiliki sifat yang mirip dengan para dewa, seperti penyayang dan protektif.
- Kemampuan kucing dalam berburu membuatnya dianggap pelindung alami rumah dan penangkal roh jahat oleh orang Mesir Kuno.
- Kucing menjadi simbol penting dalam budaya Mesir Kuno, bahkan digunakan sebagai nama anak dan arsitektur, serta menjadi persembahan ke dewa-dewi.
Kamu mungkin pernah lihat patung kucing Mesir atau mendengar cerita soal mumi kucing dari zaman kuno. Tapi, pernah enggak sih kamu bertanya-tanya, kenapa peradaban Mesir Kuno begitu tergila-gila sama kucing? Mereka bukan cuma memelihara, tapi sampai membangun patung, bikin perhiasan, bahkan memumikan hewan berbulu ini. Kedengarannya ekstrem, ya?
Kalau kamu pikir zaman sekarang orang sudah kelewat sayang sama hewan peliharaan, tunggu sampai kamu kenal lebih dalam soal pemujaan kucing di Mesir Kuno. Ada banyak alasan kenapa makhluk menggemaskan ini bisa jadi begitu penting dalam kehidupan spiritual dan budaya mereka. Nah, berikut ini lima rahasia yang bikin kucing jadi hewan super spesial buat orang Mesir Kuno.
1. Kucing dianggap memiliki sifat seperti dewa

Bagi orang Mesir Kuno, kucing bukan sekadar hewan peliharaan, lho. Mereka percaya kucing punya kombinasi sifat yang mirip dengan para dewa.
Di satu sisi, kucing itu penyayang dan protektif, tapi di sisi lain juga bisa galak, mandiri, dan ganas. Sifat-sifat ini dianggap mencerminkan kualitas dewa-dewi mereka.
Menurut sebuah pameran di Smithsonian National Museum of Asian Art pada 2018, dualitas karakter kucing ini bikin mereka kelihatan seperti makhluk istimewa. Kamu bisa lihat dari sosok dewi Sakhmet, misalnya, yang digambarkan dengan kepala singa dan tubuh wanita. Dia dipercaya melindungi orang di masa-masa transisi seperti saat fajar dan senja.
2. Kehadiran kucing dipercaya membawa perlindungan

Kamu pasti tahu kalau kucing jago banget berburu tikus atau ular. Nah, kemampuan ini bikin kucing jadi pelindung alami rumah-rumah orang Mesir Kuno. Tapi enggak cuma itu, mereka juga dianggap bisa menangkal roh jahat dan energi negatif.
Goddess Bastet, yang sering digambarkan sebagai wanita berkepala kucing, jadi simbol perlindungan rumah tangga. Banyak orang Mesir mempersembahkan patung atau gambar kucing untuk meminta perlindungan darinya. Enggak heran kalau akhirnya banyak rumah punya simbol-simbol kucing sebagai penjaga.
3. Kucing jadi inspirasi arsitektur dan nama anak

Coba bayangkan memberi nama anakmu “Kucing”. Aneh, ya? Tapi di Mesir Kuno, ini bukan hal yang aneh sama sekali. Nama seperti “Mitt”, yang berarti kucing, biasa dipakai untuk anak perempuan. Saking cintanya sama kucing, nama mereka pun terinspirasi dari hewan ini.
Kamu juga bisa lihat betapa pentingnya kucing dalam arsitektur mereka. Salah satu contohnya adalah patung The Great Sphinx of Giza yang punya tubuh singa (masih satu keluarga dengan kucing). Meski fungsinya masih jadi misteri, bentuk patung ini jelas menunjukkan betapa besar pengaruh kucing dalam budaya Mesir Kuno.
4. Ada industri khusus untuk memumikan kucing

Mungkin kamu bakal kaget waktu tahu kalau ternyata ada industri khusus untuk membiakkan dan memumikan kucing. Jadi, kucing-kucing ini dikembangbiakkan secara masal, bukan untuk dipelihara, tapi untuk dijadikan persembahan ke dewa-dewi.
Dalam sebuah studi yang dimuat di jurnal Scientific Reports, ilmuwan menggunakan teknologi pemindaian mikro-CT pada mumi kucing dan menemukan bahwa sebagian besar dari mereka adalah anak kucing yang masih sangat muda. Salah satu kucing bahkan ditemukan mati dalam kondisi lehernya sengaja dipatahkan, kemungkinan besar saat usianya belum sampai lima bulan.
Menurut Richard Johnston, peneliti dari Swansea University, hasil itu mengejutkan karena mumi itu ternyata sebagian besar cuma balutan kain, bukan tubuh kucing utuh. Fakta ini nunjukin kalau praktik pemujaan ini juga punya sisi kelam yang jarang dibahas.
5. Kucing dijadikan persembahan untuk minta pertolongan

Kucing bukan cuma jadi teman spiritual, tapi juga “perantara” untuk minta tolong ke para dewa. Orang Mesir Kuno percaya kalau mempersembahkan mumi kucing bisa bikin doa mereka lebih didengar. Jadi, kamu bisa bayangkan betapa pentingnya peran kucing dalam kegiatan keagamaan mereka.
Menurut penjelasan dari Mary-Ann Pouls Wegner, seorang arkeolog dari University of Toronto, banyak orang Mesir waktu itu sengaja membeli kucing dari peternakan khusus untuk dikorbankan dan dikubur bersama mereka. Tujuannya? Supaya bisa lebih dekat dengan dewa bahkan setelah mati.
Jadi, dari semua kisah di atas, kamu bisa lihat kalau cinta orang Mesir Kuno ke kucing itu jauh lebih dalam dari sekadar sayang sama hewan lucu. Buat mereka, kucing itu suci, pelindung, bahkan jadi kunci untuk berhubungan dengan dunia spiritual. Tapi di balik semua pemujaan itu, ternyata ada juga sisi gelap yang menunjukkan betapa kompleksnya hubungan mereka dengan hewan ini.
Sekarang, kalau kamu lihat patung kucing Mesir atau mumi kucing di museum, kamu udah tahu kan, cerita di baliknya? Pemujaan kucing di Mesir Kuno bukan cuma tentang kasih sayang, tapi juga soal kekuasaan, perlindungan, dan harapan akan kehidupan yang lebih baik, bahkan setelah kematian.