Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tanpa Batas, 11 Seniman yang Menggebrak Dunia Seni di Zamannya

Mother and Child (The Oval Mirror) karya Mary Cassat (metmuseum.org/H.O. Havemeyer Collection)

Bagaimana tepatnya mengukur kepantasan seorang seniman? Apakah hal itu didasarkan pada keberhasilan seseorang, atau justru kekurangannya? Salah satunya mungkin karena mereka menjalani kehidupan di luar norma dan selalu berpikiran maju. Mungkin mereka berhasil membuat beberapa prediksi menarik atau menciptakan sesuatu yang akan menggemakan sejarah selama berabad-abad kemudian.

Berbicara tentang dunia seni rupa, ada banyak seniman yang melampaui tren belaka, tapi beberapa diantaranya cukup menonjol. Seperti El Greco di abad ke-16, ia mendorong batas-batas lukisan pada zamannya. Ada pula William Blake, visioner berani yang ditolak mentah-mentah pada masanya. Dan, Suzanne Valadon, melawan tren dunia seni dengan jalur uniknya sendiri.

1. El Greco menentang norma artistik pada zamannya

lukisan yang menggambarkan Yesus saat bayi, dipuja oleh para gembala dan di hadapan orang tuanya berjudul The Adoration of the Shepherds karya El Greco (commons.wikimedia.org/Museo del Prado)

Lahir di pulau Kreta, Yunani pada tahun 1541, El Greco (lahir dengan nama Domenikos Theotokopoulos), awalnya dilatih sebagai pelukis tokoh, menciptakan karya seni religius yang selaras dengan tradisi seni saat itu.

Akan tetapi, pada usia 30-an, semuanya berubah. Sosok manusia dan bentuk lain dalam karyanya menjadi memanjang dan berwarna-warni, menekankan penggambaran emosi, tetapi mengabaikan kebenaran anatomi. Karyanya sangat terkait dengan ekspresi dan representasi, sehingga beberapa sejarawan seni mengejek El Greco sebagai penjelajah waktu, sebagaimana yang dijelaskan BBC.

Meskipun El Greco cukup sukses sebagai seniman profesional selama hidupnya, kariernya memudar setelah kematiannya pada tahun 1614. Namun, El Greco terkenal kembali ketika banyak seniman modern mulai mengenalinya. Salah satunya adalah Pablo Picasso, yang karya awalnya terinspirasi dari El Greco.

2. Hilma af Klint membuat lukisan abstrak sebelum seniman terkenal lainnya

Evolution, No. 13, Group VI karya Hilma af Klint (commons.wikimedia.org/Rhododendrites)

Ada satu seniman yang bekerja secara diam-diam, ia menghasilkan karya-karya abstrak memukau yang bahkan lebih tua dari karya Kandinsky dan Mondrian, dan diakui lebih terkenal selama bertahun-tahun. Dia adalah seniman Swedia bernama Hilma af Klint.

Pada awal 20-an, af Klint sudah menghasilkan karya abstrak dalam skala besar. Dikutip tulisan The Guardian, lukisan abstraknya yang paling awal dibuat pada tahun 1906. Namun, karena dia merahasiakannya dan mencari nafkah dengan menjual karya seni biasa, hanya sedikit orang yang tahu karya uniknya itu.

Af Klint ragu membagikan karya inovatif karena hal itu terkait dengan pekerjaannya sebagai seorang spiritualis yang berhubungan dengan makhluk bernama "Amaliel" yang mengarahkannya untuk melukis di "alam astral". af Klint juga mengklaim bahwa dia dirasuki oleh kekuatan mistis saat melukis karya-karya ini.

Karyanya belum ditampilkan secara publik hingga tahun 1986, dan dia belum sepenuhnya diakui dalam skala internasional hingga tahun 2013. Pameran Swedia akhirnya memamerkan karya-karya Hilma af Klint.

3. Keunikan lukisan Vincent van Gogh yang masih diperdebatkan sejarawan

Self-Portrait karya Vincent van Gogh (artic.edu)

Kalian pasti sudah tidak asing dengan nama Vincent van Gogh. Selama hidupnya, Gogh hanya menjual beberapa karya lukisan. Namun, mengingat bahwa banyaknya orang yang mengapresiasi karya van Gogh dalam beberapa dekade terakhir, kalian pasti terkejut jika mengetahui bahwa van Gogh justru diabaikan saat menghasilkan karya lukisan-lukisan itu.

Karya seni van Gogh dianggap sangat inovatif dalam penggunaan warna, dan lukisannya meninggalkan goresan pisau palet. Mengutip laman The Art Story, sejarawan seni masih memperdebatkan apakah dia seorang Impresionis atau seseorang yang genius artistik dan melampaui tren seni pada zamannya.

4. Andrei Rublev adalah inovator awal dalam lukisan tokoh agama

Hospitality of Abraham (Heilige Dreifaltigkeit) karya Andrei Rublev (commons.wikimedia.org/Tretyakov Gallery)

Selama bertahun-tahun, lukisan tokoh memiliki gaya yang jelas. Karya seni yang dihasilkan untuk Gereja Ortodoks Rusia jelas bersifat religius, tetapi juga formal dan relatif datar. Kemudian, Andrei Rublev mulai melukis karyanya. Seniman ini, yang hidup dan berkarya selama abad ke-14 dan 15, membawa kepekaan baru dalam tradisi lukisan lama.

Karya Rublev mengilhami tokoh-tokoh agama di sana. Ia menggambar dengan keterampilan dan memahami setiap karakter, kedalaman, dan gerak dalam lukisannya. Seni Rublev juga lebih lembut dan penuh harapan, dibandingkan dengan penggambaran dewa yang marah dan cenderung lebih menggelegar, serta penggambaran sosok-sosok yang terlihat masam.

Inquiries Journal mencatat bahwa Rublev lahir sekitar tahun 1360, lalu pindah ke dekat Moskow dan meninggal pada tahun 1430. Dia hidup di wilayah yang terdampak oleh pergolakan politik, dan juga di mana spiritualitas menjadi pusat kehidupan. Selain itu, banyak yang berspekulasi bahwa Rublev sendiri adalah seorang biarawan Ortodoks.

5. Mary Cassat berani suarakan feminisme lewat lukisannya

Mother and Child (The Oval Mirror) karya Mary Cassat (metmuseum.org/H.O. Havemeyer Collection)

Mary Cassat adalah seniman inovatif yang memusatkan perjuangan untuk hak suara perempuan. Cassat bahkan menggambarkan perempuan di abad ke-19 dengan cara yang tidak dapat ditiru oleh sesama seniman laki-laki. Lukisannya menunjukkan betapa pentingnya kaum perempuan dan juga anak-anak.

Cassat lahir pada tahun 1844. Ketika dia menunjukkan minatnya pada dunia seni, dia memutuskan untuk menjadikannya ladang penghasilan. Hal ini sangat aneh bagi orang sezamannya, mengingat dia lahir dari keluarga kaya raya. Pada saat itu, seniman dianggap tidak bermoral, dengan gaya hidup yang berani, dan menggambar kehidupan yang dianggap memalukan.

Namun, Cassat sangat berdedikasi dalam hak-hak perempuan. Mungkin itu sebabnya, seperti yang dicatat CBS News, begitu banyak lukisannya yang menunjukkan betapa kuatnya perempuan yang hidup, bekerja, dan berdiri secara mandiri.

6. Rosa Bonheur dan karya seni realistisnya yang tidak biasa pada zamannya

Gathering for the Hunt (1856) karya Rosa Bonheur (commons.wikimedia.org/Haggin Museum)

Rosa Bonheur melukis karya seni yang menentang konvensi untuk seniman perempuan pada saat itu. Bonheur juga terbilang sangat sukses selama masa hidupnya. Karya lukis Bonheur melampaui zamannya, karena lukisannya terlihat sangat realistis. 

Seperti yang dijelaskan Majalah Smithsonian, Bonheur sering mengunjungi ladang dan rumah jagal untuk mempelajari anatomi hewan yang sering kali menginspirasi lukisannya. Reputasi dan kehidupan pribadi Bonheur juga patut diperhatikan, bahkan untuk seniman abad ke-19.

7. Karya Leonardo da Vinci lebih unggul dari seniman terkenal lain di zamannya

lukisan potret dari bangsawan Florentine abad ke-15, Ginevra de' Benci karya Leonardo da Vinci (nga.gov/Ailsa Mellon Bruce Fund)

Seniman era Renaisans, Leonardo da Vinci benar-benar menggebrak dunia seni pada zamannya. Sekilas jika kita melihat karyanya, lukisannya bergaya klasik, dan ia juga sangat memerhatikan diagram teknik, risalah anatomi, dan arsitekturnya, membuktikan betapa cerdasnya seorang Leonardo da Vinci. 

Meskipun era Renaisans Eropa juga memiliki seniman-seniman brilian lainnya, seperti Raphael hingga Michelangelo, karya da Vinci tetap lebih menonjol diantara yang lain. Universitas Sheffield Hallam mencatat bahwa da Vinci memiliki pemahaman yang luar biasa tentang teknik melukis, dan keberanian proses berpikirnya, dikombinasikan dengan keterampilan artistik dan matematikanya, membuat da Vinci jauh lebih maju dari zamannya.

8. Louise Bourgeois mendorong batasan artistik selama beberapa dekade

Maman, oleh Louise Bourgeois, di depan Galeri Nasional Kanada, di Ottawa (commons.wikimedia.org/Jeangagnon)

Karya Louise Bourgeois memiliki tema tentang kematian, seksualitas, dan masalah besar lainnya yang tetap menjadi ujung tombak seni kontemporer. Ia menjadi seniman selama hampir 80 tahun. Aspek karyanya ini terinspirasi dari pengalaman masa lalunya.

Ibu Louise sering sakit-sakitan dan meninggal ketika Louise berusia 22 tahun. Selain itu, Louise menghabiskan sebagian besar masa kecilnya dalam Perang Dunia I yang berkecamuk di Prancis, tulis The Easton Foundation. Mulai tahun 1930-an, Borjuis mulai memproduksi karya sepanjang kariernya, terus mendorong seni tanpa batas. 

9. Artemisia Gentileschi menciptakan karya yang berani sebagai seniman perempuan

pengunjung melihat lukisan yang menggambarkan Judith memenggal kepala Holofernes dari Uffizi karya Artemisia Gentileschi (commons.wikimedia.org/Ruislip Gardens)

Artemisia Gentileschi dari Italia adalah seorang seniman perempuan abad ke-17. Ayahnya, Orazio, adalah seorang seniman juga. Akan tetapi, ketika Orazio meminta seorang guru privat untuk mengajarkan putrinya, guru tersebut justru melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Traumatis Gentileschi ini mengilhami banyak karyanya. Banyak sejarawan seni berpendapat bahwa pengalaman menyakitkan ini membuat Gentileschi menghasilkan karya yang menggambarkan betapa kuatnya seorang perempuan — beberapa di antaranya menyerang laki-laki jahat dan bejat.

Tema feminis dan gaya semi-confessional sebenarnya cukup unik pada masanya, karena banyak seniman lain melukis potret dari pelanggan mereka atau karya seni populer untuk latar keagamaan. Lukisannya juga menunjukkan emosi dan kemarahan, seperti yang terlihat dalam lukisan tentang pemenggalan kepala Holofernes dengan kejam oleh pahlawan perempuan dari Alkitab, Judith.

10. William Blake tahu bahwa karyanya tidak cocok di zamannya

The Three Maries at the Sepulchre Origination karya William Blake (commons.wikimedia.org/The William Blake Archive)

Diabaikan pada masanya, kini nama William Blake dikenal luas berkat karyanya yang sangat imajinatif, membuatnya lebih unggul dari seniman lain di abad ke-18 dan ke-19. Seperti yang dicatat oleh The New York Times, Blake adalah putra seorang pengusaha. Ayahnya memasukkannya ke sekolah seni karena menganggap putranya sangat sensitif dan tidak cocok bersekolah di sekolah formal. Blake juga mulai menulis puisi pada usia dini.

Blake tidak terlalu sukses dalam hidupnya. Dia hanya menjual beberapa karya, dan hanya memiliki satu kali pameran, yang tidak diminati pada masanya. Akan tetapi, Blake yakin bahwa karyanya akan lebih dipahami oleh generasi selanjutnya. Memang benar, karya-karyanya yang intens, introspektif, dan bahkan profetik, justru lebih banyak dipelajari saat ini.

11. Suzanne Valadon sempat diabaikan dengan karya seninya yang luar biasa

La Couturière karya Suzanne Valadon (centrepompidou.fr)

Suzanne Valadon diabaikan oleh seniman dan sejarawan seni lain setelah kematiannya. Mungkin karena dia seorang perempuan, atau karena dia tidak belajar secara formal sebagai seorang seniman. Seperti yang dilaporkan Nuvo, Valadon lebih dikenal di dunia seni abad ke-19 sebagai model, sebuah profesi yang dianggap agak memalukan pada masa itu. Sebelumnya, Valadon adalah seorang pemain sirkus, tetapi ia mengalami cedera dan mulai fokus menghasilkan karya seninya sendiri selama masa pemulihannya.

Saat menjadi model di Paris. Valadon menggunakan kesempatan itu untuk belajar dengan seniman lain seperti Henri Degas, yang pada akhirnya membantu Valadon membentuk karier seninya sendiri. Valadon menjadi terkenal karena lukisannya tentang sosok telanjang, yang menggambarkan laki-laki dan perempuan dari berbagai usia dan bentuk. Ia juga menggambarkan sosok perempuan yang energik dan berani.

Dari dua belas seniman di atas, mana salah satunya yang menarik minatmu, nih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agustin Fatimah
EditorAgustin Fatimah
Follow Us