3 Teori Konspirasi tentang Hewan, Ada yang Menjadi Agen Intelijen

Sejarah mencatat bahwa NASA berhasil mengirim dan mendaratkan manusia untuk pertama kalinya ke bulan pada misi Apollo 11. Namun, ada teori yang mengatakan bahwa informasi pendaratan manusia di bulan adalah berita bohong. Tidak ada fakta ilmiah atau bukti valid yang menyertakan teori ini, dan biasanya hanya berasal dari asumsi belaka. Teori seperti ini biasanya dikenal dengan sebutan teori konspirasi.
Tidak hanya teori konspirasi tentang berita bohong pendaratan manusia di bulan, banyak berkembang teori konspirasi yang beredar di masyarakat luas hingga menjadi issue dunia. Meskipun kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan, pembahasan teori konspirasi bagi beberapa kalangan menjadi topik menarik untuk dibahas. Tahukah kalian? Bahwa hewan-hewan yang ada disekitar kita juga ada yang menjadi topik teori konspirasi. Penasaran? Yuk, simak pembahasan berikut.
1. Hiu

Berawal dari serangan hiu di perairan di sekitar kawasan resor Sharm el-Sheikh, Mesir. Serangan ini menyebabkan tewasnya satu turis asing asal Jerman, dan empat orang lainnya luka-luka. Alih-alih peristiwa tersebut dianggap sebagai hal yang wajar secara perilaku alamiah hiu, justru muncul spekulasi bahwa hiu tersebut sengaja dilatih untuk mematai-matai dan menyerang oleh badan intelijen Israel, Mossad, seperti dilansir laman Discover Magazine.
Spekulasi ini disampaikan oleh Mustafa Ismail, seorang penyelam di Sharm el-Sheikh yang memberikan kesaksian bahwa dia menerima telepon dari penyelam Israel yang memberikan informasi bahwa dia telah menangkap hiu yang telah dilengkapi dengan GPS di punggungnya. Selanjutnya, muncul asumsi bahwa hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memantau penyerangan hiu di wilayah perairan Mesir.
Spekulasi ini tidak sepenuhnya ditolak oleh publik, bahkan Jenderal Abdel-Fadeel Shosa, Gubernur di wilayah tersebut memberikan pendapatnya kepada media berita Egypt Today bahwa ada kemungkinan serangan hiu ini adalah usaha Israel dalam merusak industri pariwisata Mesir dan perlu dilakukannya penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Namun, George Burgess, seorang ahli biologi mengatakan kepada BBC bahwa serangan hiu tersebut dipicu oleh aktivitas manusia.
2. Kucing

Dikenal sebagai “Acoustikitty”, beredar luas teori tentang kucing yang dijadikan mata-mata badan intelijen CIA. Jadi, untuk menyadap pembicaraan agen asing atau seseorang yang dianggap menjadi ancaman negara tanpa dicurigai, CIA menggunakan bantuan hewan kucin, seperti dilansir laman CIA. Dengan dibekali mikrofon yang ditanam di salah satu telinga kucing,dan pemancar ditanam di bawah kulit, serta antena yang diletakkan diantara bulunya, kucing ini dianggap mampu memberikan informasi tentang percakapan seseorang tanpa dicurigai dan diketahui.
Sebenarnya informasi ini tidak seutuhnya salah, karena pada tahun 1964 CIA memang mengembangkan ide penggunaan hewan kucing sebagai alat mata-mata. Namun, seperti setelah diprediksi sebelumnya, uji coba yang telah dilakukan menunjukkan sulitnya ide ini untuk dilakukan. Kucing yang dipasangkan alat penyadap tidak berjalan menuju lokasi yang diinginkan. Kucing bergerak liar sesuai dengan kemauannya sendiri. Pada akhirnya, program penggunaan kucing sebagai alat mata-mata ini berakhir pada tahun 1967. Meskipun program tersebut telah berakhir, namun spekulasi yang beredar luar di publik adalah program tersebut masih berjalan.
3. Burung

Berawal di tahun 2017, tepatnya di negara Amerika Serikat, seorang pemuda bernama Peter McIndoe mencetuskan sebuah teori “Birds Aren't Real” atau “Burung Itu Tidak Nyata”. Teori konspirasi ini menggiring opini publik bahwa burung yang ada saat ini bukanlah hewan burung yang nyata, namun sebuah pesawat nir awak atau drone yang berbentuk menyerupai burung yang diciptakan oleh pemerintah Amerika untuk mengintai warga Amerika. Berdasarkan teori konspirasi ini, program menggantikan hewan burung dengan pesawat pengintai nir awak dimulai dari tahun 1970-an.
Melansir laman The New York Times, teori konspirasi “Birds Aren’t Real” ini adalah bentuk kritikan satir terhadap fenomena di kalangan masyarakat Amerika yang mudah percaya terhadap berita yang tidak berlandaskan fakta ilmiah. McIndoe pencetus gerakan ini ingin mengkritisi fenomena sosial yang gila dengan kegilaan itu sendiri. Faktanya, pengikut gerakan ini bisa dikatakan tidak sedikit, akun Instagram dan TikTok gerakan ini mampu mengumpulkan ratusan ribu pengikut.
Itulah 3 teori konspirasi yang melibatkan hewan. Dengan penjelasan teori konspirasi ini, dapat kita ambil pelajarannya, bahwa dalam menerima informasi atau berita hendaknya kita saring apakah informasi tersebut benar dan dapat dipertanggungjawabkan.