Termungil di Dunia, Ini 6 Fakta Menarik Rusa Pudu yang Langka

Di keluarga Cervidae (keluarga rusa), pudu masuk dalam subkeluarga Capreolinae bersama moose si spesies rusa terbesar. Genus pudu juga satu suku dengan karibu dan rusa mule dalam suku Rangiferini. 

Pudu terbagi menjadi dua spesies, yaitu pudu utara (Pudu mephistophiles) dan pudu selatan (Pudu puda). Sesuai namanya, pudu utara tinggal di bagian utara dan pudu selatan di bagian selatan benua. Pudu utara berukuran sedikit lebih kecil dari saudaranya sehingga mendapatkan gelar spesies rusa terkecil di dunia.

Menurut IUCN, pudu utara ditemukan tinggal di Kolombia, Ekuador, dan Peru. Mereka suka mendiami hutan pegunungan dan padang rumput lembap di ketinggian antara 2 ribu--4 ribu meter. Tubuhnya yang kecil dan kecenderungannya bergerak di semak-semak membuat spesies ini sulit dideteksi. 

Sementara itu, pudu selatan tinggal di barat daya Argentina dan selatan Chili, dilansir laman Animalia. Mereka suka tinggal di hutan hujan beriklim sedang yang banyak ditumbuhi semak bambu dan semak belukar untuk bersembunyi dari predator. Berbeda dari pudu utara, pudu selatan ditemukan di ketinggian sampai 1.700 meter di atas permukaan laut.

Menurut laman Animal Diversity Web, pudu selatan punya tinggi bahu antara 35--45 sentimeter dan berat antara 6,5--13,5 kilogram. Sementara itu, pudu utara berukuran lebih kecil. Dilansir World Deer, pudu utara punya tinggi bahu gak lebih dari 35 sentimeter dan berat 8--10 kilogram.

Karena ukurannya ini, pudu utara dapat gelar spesies rusa terkecil di dunia, sementara pudu selatan adalah yang terkecil kedua.

Seekor bayi pudu selatan pernah lahir pada 12 Mei 2015 lalu di kebun binatang Queens, New York, Amerika Serikat. Live Science melansir bahwa bayi mungil ini terlahir dengan ukuran tinggi 15 sentimeter dan berat 2 pounds atau sekitar 0,9 kilogram saja. 

Bayi pudu umumnya akan terus bersama ibunya sampai usianya 8--12 bulan. Mereka terlahir dengan pola bintik-bintik yang diduga untuk menyamarkan diri dari penglihatan predator. Pola ini baru hilang setelah usianya mencapai 3--5 minggu, sementara tanduknya mulai tumbuh pada usia 8 bulan. 

Pudu termasuk hewan yang aktif dan suka bermain. Mereka cenderung aktif di siang dan malam hari, lalu beristirahat dan merawat bulunya pada pertengahan hari. Mereka suka melompat-lompat, berlari, dan berkelahi dengan kawan-kawannya. 

Menurut Animal Diversity Web, ada dugaan kalau cuaca berpengaruh pada tingkat aktivitas pudu selatan. Mereka ditemukan lebih aktif saat hari berangin sehingga bisa disimpulkan kalau hewan mungil ini gak tahan cuaca panas.

Sayangnya, spesies-spesies menakjubkan ini tengah terancam kepunahan. Pudu selatan dinyatakan hampir terancam oleh IUCN. Dilansir Animalia, spesies ini terancam oleh hilangnya habitat akibat penggundulan hutan, peternakan, dan aktivitas manusia. Konversi hutan menjadi perkebunan dan lahan terbuka juga mengancam keselamatannya. Adanya persaingan makanan dengan spesies lain dan serangan anjing domestik maupun liar yang dapat menyebarkan penyakit pun berdampak pada mereka.

Sementara itu, spesies pudu utara belum memiliki cukup data hingga saat ini. Mereka sangat langka dan sulit ditemukan sehingga bukan tidak mungkin terancam pula. Menurut IUCN, pudu utara sempat dieksploitasi masyarakat lokal antara 1950-an sampai awal 1980-an. Kini, konversi habitat dan ancaman dari anjing domestik jadi ancaman yang lebih buruk. 

Amat sangat disayangkan kalau spesies-spesies rusa terkecil di dunia ini harus menghadapi kepunahan karena perbuatan manusia. Semoga upaya konservasi dan penegakan hukum yang ada dapat menjaga kelestarian mereka, ya! Lalu, bagaimana pendapatmu tentang rusa-rusa mungil ini?