5 Penyebab Hilangnya Semangat di Pagi Hari menurut Sains

Sering tidur terlambat hingga melewati jam tengah malam rupanya menjadi penyebab hilangnya semangat di pagi hari. Dengan kata lain, begadang hanya akan menyita waktu tidur seseorang.

Dalam pandangan para ahli, begadang bisa diklasifikasikan berbeda dengan insomnia. Laman Sleep Foundation menerangkan bahwa begadang lebih condong dilakukan dengan sengaja dan sukarela.

Masalahnya, jika seseorang sering melakukan hal ini, maka secara teknis ia pun sudah kehilangan waktu tidur malamnya secara normal. Akibatnya adalah kehilangan semangat dan bahkan rasa optimis setiap Matahari terbit. Jika ingin waktu pagimu terasa menyenangkan, sebaiknya hindari begadang dan tidurlah dengan cukup di malam hari.

Naiknya kadar gula di malam dan pagi hari bisa membawa perasaan cemas pada saat bangun tidur. Sebuah artikel kesehatan yang dirilis oleh Healthline menjelaskan bahwa ada paradigma keliru yang terjadi di masyarakat. Ya, selama ini mungkin gula dianggap sebagai pembawa suasana hati yang positif. Namun, sayangnya, penelitian sains justru menyatakan sebaliknya.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Nature Research pada 2017 membuktikan bahwa berlebihnya dosis gula dalam tubuh manusia hanya akan membawa pengaruh buruk bagi perasaan atau mood. Puncaknya, perasaan cemas akan makin intens dirasakan pada saat kita bangun tidur dan itu bisa jadi akibat penumpukan kadar gula dalam darah.

Hilangnya semangat dan rasa optimis di pagi hari bisa juga disebabkan oleh gangguan kesehatan fisik. Bahkan, penyakit fisik juga bisa menjadi salah satu faktor dari penyebab insomnia atau gangguan tidur. Nah, jika ini tidak diatasi, seseorang akan terus mengawali pagi harinya dengan cemas, perasaan negatif, dan malas menghadapi kenyataan.

Kondisi fisik seperti menopause, gangguan kardiovaskular, dan obesitas bisa menyebabkan kesulitan tidur bagi sebagian orang. Menurut data dari Women's Health Concern, hingga 63 persen wanita di dunia yang telah menopause dapat mengalami gangguan tidur. Jika sulit untuk tidur malam dan rasa cemas memuncak di pagi harinya, segera hubungi dokter atau layanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan.

Stres dan tekanan mental bisa diakibatkan oleh banyak hal, seperti pekerjaan, pendidikan, masalah keluarga, persoalan keuangan, percintaan, dan lain sebagainya. Pada intinya, kondisi dan beban stres yang berlebihan jelas akan memperburuk kualitas tidur seseorang. Jika sudah begini, pagi hari hanyalah dianggap momok dan ada sebagian orang yang bahkan sangat malas untuk menghadapi kehidupan.

Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah manajemen stres yang baik dan miliki pikiran positif. Tanamkan keyakinan bahwa hal yang paling buruk pun pasti akan berlalu. Akan tetapi, jika tidak bisa menghadapinya seorang diri, beranikan untuk menceritakannya pada orang yang dipercaya. Jika perlu, hubungi psikolog, dokter, atau psikiater agar masalah ini tidak berlarut-larut.

Kecemasan dan kehilangan semangat atau optimisme di pagi hari bisa erat kaitannya dengan depresi. Sayangnya, kondisi ini sering tidak disadari oleh sebagian orang. Beberapa jenis depresi seperti morning depression, atypical depression, dan depresi mayor menjadi sederet kondisi di mana seseorang akan kehilangan perasaan positifnya di pagi dan sepanjang hari.

Dilansir dalam Medical News Today, gejala dari depresi di pagi hari adalah perasaan buruk yang intens menjelang pagi, gelisah, sulit untuk tidur dengan nyaman, dan pikiran berulang untuk menyakiti diri sendiri. Ahli psikologi dan dokter akan menentukan jenis depresi yang dialami dan langkah-langkah medis yang tepat dalam mengatasinya.

Perasaan tidak semangat dan hilangnya optimisme di setiap pagi bisa dialami oleh banyak orang. Nah, jika kamu sering mengalaminya dan sudah terlalu lama, ada baiknya segera hubungi dokter atau ahli medis guna mendapatkan penanganan yang tepat.