10 Sirkuit di Amerika Serikat yang Pernah Menggelar Balapan Formula 1

Pada musim 1950 hingga 1960, ajang Indianapolis 500 yang digelar di sirkuit Indianapolis masuk ke dalam kalender Formula 1. Hal ini menjadikannya sirkuit pertama di luar Eropa yang menggelar Formula 1. Namun, ini juga membuat beberapa pembalap tak ambil bagian. Keunikan dari sirkuit ini adalah lintasannya menggunakan batu bata alih-alih aspal.

Setelah absen 40 tahun, akhirnya Indianapolis kembali menggelar Formula 1 pada musim 2000. Salah satu balapan yang paling terkenal adalah pada tahun 2006, akibat ban Michelin yang bermasalah, membuat hanya 6 mobil dengan ban Bridgestone yang melakoni start. Sirkuit ini terakhir kali dipakai pada musim 2007.

Sirkuit Sebring hanya menggelar sekali balapan Formula 1, yakni pada musim 1959. Sirkuit ini sendiri dulunya merupakan pangkalan militer milik Amerika Serikat yang kemudian disulap menjadi sirkuit balap. Balapan ini juga menjadi seri penutup, sekaligus sebagai penentu gelar juara dunia antara Jack Brabham, Stirling Moss, dan Tony Brooks.

Stirling Moss sempat memimpin pada awal balapan, namun mobilnya bermasalah dan membuatnya gagal finis. Hal ini membuat Jack Brabham kini mengambil alih pimpinan balapan. Beberapa meter sebelum finis, mobil Brabham justru kehabisan bahan bakar. Tak mau kehilangan gelar juara, ia akhirnya mendorong mobilnya dan sukses finis keempat sekaligus menyabet gelar juara dunia.

Setelah Sebring, GP Amerika Serikat kemudian memutuskan memindahkan balapannya ke sirkuit Riverside yang terletak di negara bagian California. Litasannya yang melewati pegunungan membuat sirkuit ini memiliki tantangan tersendiri akibat lintasan yang naik turun.

Kali ini Stirling Moss yang sukses meraih kemenangan setelah pada musim sebelumnya gagal finis. Seperti musim sebelumnya, seri ini juga menjadi penutup kalender Formula 1 musim 1960. Jack Brabham sukses meraih gelar juara dunia, meski hanya finis keempat.

Tak seperti Sebring dan Riverside yang hanya menggelar 1 balapan saja, sirkuit Watkins Glen yang terletak di New York sukses menggelar 20 balapan dari musim 1961 hingga 1980. Sirkuit ini memiliki karakter cepat dan menjadi salah satu favorit para pembalap.

Graham Hill dan Jim Clark menjadi dua pembalap tersukses di sirkuit Watkins Glen. Mereka masing-masing berhasil mengemas tiga kemenangan. Meski cukup sukses menarik penonton, namun sirkuit ini akhirnya keluar dari kalender Formula 1 setelah musim 1980.

Long Beach merupakan sirkuit yang terletak di dekat laut, sehingga membuatnya sering dijuluki sebagai Monaco on West Coast. Long Beach pertama kali menggelar balapan Formula 1 pada musim 1976, saat itu Clay Regazzoni yang membela Ferrari sukses menjadi pemenang.

Musim 1977 menjadi yang paling berkesan bagi para penonton saat itu. Sebab, pembalap tuan rumah, Mario Andretti, berhasil memenangkan balapan. Ia menjadi satu-satunya pembalap Amerika Serikat yang pernah menang di sirkuit ini. Balapan di Long Beach terakhir kali digelar pada 1983 yang dimenangi oleh John Watson yang mengendarai McLaren.

Las Vegas sebenarnya bukanlah sirkuit, melainkan sebuah lahan parkir di Hotel Caesars Palace yang kemudian disulap menjadi lintasan balap. Tak ayal, kondisi lintasannya pun banyak dikeluhkan oleh para pembalap. Las Vegas menggelar dua balapan, yakni pada seri pamungkas musim 1981 dan 1982.

Pada musim 1981 seri ini dimenangi oleh pembalap Williams, Alan Jones. Semusim berselang giliran Michele Alboreto yang menunggangi Ferrari finis terdepan. Setelah musim itu, Las Vegas tak pernah lagi disinggahi Formula 1.

Sirkuit Detroit dimasukkan ke kalender Formula 1 untuk pertama kalinya pada musim 1982, hal ini menjadikan Amerika Serikat negara pertama yang menggelar tiga balapan dalam satu musim. Pada musim perdananya John Watson yang membela McLaren sukses memenangi seri ini meski start dari posisi ke-17.

Ayrton Senna menjadi pembalap terbanyak yang memenangi GP Detroit, yakni dari musim 1986 hingga 1988. Musim 1988 juga menjadi kali terakhir Detroit menggelar balapan Formula 1. Kondisi lintasan Detroit dikenal cukup buruk karena banyaknya benjolan di beberapa titik.

GP Dallas musim 1984 bisa dikatakan sebagai salah satu seri terburuk di Formula 1. Lintasan yang sangat buruk ditambah cuaca yang begitu panas, membuat semua pembalap sempat melakukan boikot yang membuat sesi warm up ditiadakan. Hal inilah yang membuat Dallas tak pernah lagi menggelar balapan Formula 1.

Ketika race digelar banyak sekali pembalap yang mengalami spin maupun menabrak dinding akibat burukunya kualitas lintasan. Seri ini sendiri akhirnya dimenangi oleh pembalap asal Finlandia, Keke Rosberg. Satu hal lagi yang patut diingat adalah saat Nigel Mansell pingsan akibat mendorong mobilnya menuju garis finis.

Satu lagi sirkuit jalan raya yang pernah menggelar balapan Formula 1, kali ini adalah Phoenix dari musim 1989 hingga 1991. Sirkuit ini tak terlalu berkesan bagi para pembalap, karena kebanyakan tikungannya 90 derajat, menjadikan sirkuit ini tak terlalu menantang. Alhasil, Phoenix hanya bertahan tiga musim menggelar balapan Formula 1.

Pada edisi perdana, Alain Prost yang membela McLaren sukses mendominasi balapan. Pada dua musim selanjutnya giliran Ayrton Senna yang tampil begitu perkasa juga dengan McLaren. 

Amerika Serikat sempat absen selama lima musim sejak Indianapolis dihapus dari kalender Formula 1 pada musim 2008. Barulah di musim 2012, Formula 1 kembali mengunjungi Negeri Paman Sam, namun kali ini sirkuit Austin yang dipakai untuk balapan.

Lewis Hamilton menjadi yang paling dominan di Austin dengan lima kemenangan. Sedangkan Sebastian Vettel, Kimi Raikkonen, dan Valtteri Bottas masing-masing mendapatkan satu kemenangan. Musim ini juga akan menjadi kali terakhir Austin jadi tuan rumah, sebab musim depan sirkuit Miami yang akan menggelar seri GP Amerika Serikat.

Amerika Serikat telah banyak sekali menggelar balapan Formula 1 di berbagai sirkuit, meskipun tak seluruhnya berjalan mulus. Akankah musim depan Miami akan menjadi sirkuit yang menarik untuk para pembalap dan penonton?.